
ILUSTRASI : Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bekasi, Ronny Hermawan (berdiri), saat memberikan sambutan dalam kegiatan Muscab, belum lama ini. Dia memastikan Demokrat tetao solid.
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Bekasi mengaku, tidak terpengaruh dengan Konflik yang terjadi di DPP Demokrat terkait upaya pengambilan paksa kursi Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). DPC memastikan Demokrat tetap solid.
“Jadi tidak akan terpengaruh dengan ajakan-ajakan tersebut. Saya dan seluruh kader demokrat di daerah tetap solid, selama ini tidak pernah ada juga yang menghubungi atau dekati kami. Kami tetap fatsu kepada Ketum, bapak AHY,” tegas Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Bekasi, Ronny Hermawan kepada Radar Bekasi, Selasa (2/2).
Ronny berharap, pihak eksternal jangan mengganggu urusan internal partai Demokrat. Pasalnya, diakui mantan anggota Dprd Kota Bekasi, saat ini partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono sedang solid, semangat, hingga dalam kondisi prima secara utuh guna dapat mempersiapkan langkah berikutnya sesuai kebijakan-kebijakan ketum.
Adapun terkait langkah dan sikap yang telah diambi oleh ketua umum dan pengurus DPP, menurutnya sudah benar. Artinya, kata dia, respon pimpinan di pusat itu tepat sebelum menjalar kemana-mana, dan sebelum dapat menjadi gerakan bola liar yang dapat situasi kondusif partainya.
“Buat kami langkah ketum dan DPP sudah tepat, dan untung diketahui sejak dini. Maka, akhirnya ketum langsung melakukan langkah preventif dengan menggelar konferensi pers. Silakan didengar pidatonya,” imbuhnya.
Sementara DPC Demokrat Kabupaten Bekasi bersepakat akan membela AHY untuk menyelesaikan persoalan yang kini sedang terjadi. “Walaupun enggak ada himbauan dari pusat, kita tetap bersikap, siapa pun orang akan kita lawan,” ujar Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bekasi, Romli HM, kepada Radar Bekasi, Selasa (2/2).
Mantan Ketua Koni Kabupaten Bekasi ini menuturkan, semua pengurus partai setiap daerah di Jawa Barat sudah sepakat tetap fasum dengan Ketua Umum, apa pun bentuknya. Hal itu mengingat, putra bungsu Presiden kenam ini terpilih sebagai Ketua Umum secara AD/ART Partai.”Kita tetap loyal dengan Ketua Umum, karena AHY ini dipilih melalui proses yang sah menurut AD/ART Partai. Sehingga tidak bisa dikudeta, maupun yang lainnya, tanpa bukti yang akurat,” tukasnya.
Kata Romli, persoalan seperti ini sebelumnya sempat terjadi menjelang kongres partai. Dimana, gerakan itu dilakukan oleh kader-kader partai terdahulu. Kemudian, untuk gerakan sekarang ini di dalamnya ada kader aktif, yang kini menjadi anggota dewan.
Dirinya menilai, gerakan yang dilakukan ini karena merasa tidak puas dengan kepemimpinan yang sekarang. Dan itu menjadi sesuatu yang biasa di dalam Partai Politik. “Biasalah namanya politik, ketika partai lagi bagus, pasti ada pihak yang mencoba mengganggu. Mungkin karena merasa tidak puas dengan kepengurusan sekarang,” ungkapnya.
Menurutnya, selama kepemimpinan AHY sebagai Ketua Umum, tidak ada persoalan yang terjadi di internal partai. Kemudian, program-program yang dijalankan sesuai dengan AD/ART Partai. “Kalau kita sebagai kader ditingkat kabupaten melihatnya, program Ketua Umum ini bagus, sesuai dengan AD/ART Partai,” ucapnya.
Jika kepemimpinan AHY dirasa tidak bagus, tidak usah pihak dari luar partai, namun di dalam internal juga akan teriak. Begitu juga sebaliknya, ketika partai ini berjalan baik-baik saja, sesuai dengan aturan AD/ART partai, apa yang mau dipermasalahkan. “Alhamdulilah sekarang ini, dari survai-survai yang ada, elektabilitas Demokrat naik, walaupun belum kita buktikan secara fisik. Jadi apa yang mau kita permasalahkan,” tukasnya.
Sekedar diketahui, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku mengirimkan surat resmi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Surat itu menjelaskan ada pihak dari pemerintah yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat.
Menurut AHY, meminta konfirmasi dari Presiden Jokowi dirasa penting karena untuk mengatahui apakah benar adanya pihak dari pemerintahan yang ingin merebut kepemimpinan yang ia pegang secara paksa.
’’Karena itu, tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Jokowi untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini,’’ ujar AHY saat diwawancarai di Kantor Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta, Senin (1/2).
AHY mengatakan, 10 hari lalu dirinya menerima laporan dan aduan dari banyak pimpinan dan kader Partai Demokrat baik pusat, daerah maupun cabang tentang segelintir kader dan mantan kader Demokrat yang ikut berperan dalam pengambil alihan kekusaan Partai Demokrat ini.
’’Itu gabungan dari pelaku gerakan ini ada lima orang terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu’’” katanya.(mhf/pra/jpg)











