
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Belum hilang rasa lelah habis membersihkan rumah karena terendam air, sejumlah warga Bekasi kembali harus berjibaku menghadapi banjir lantaran hujan deras yang mengguyur Bekasi, kemarin. Selain Kota Bekasi, nasib yang sama juga dialami oleh warga Kabupaten Bekasi, warga dikepung banjir dengan ketinggian bervariasi hingga 1,5 meter.
Pantauan Radar Bekasi, hujan mengguyur sejak Sabtu (6/2) malam hingga Minggu (7/2) dini hari disertai angin kencang dan puting beliung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat banjir terjadi di empat kecamatan, ratusan rumah terendam banjir. Sementara angiin puting beliung terjadi di Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.
Banjir terjadi dengan ketinggian bervariasi, 20 cm hingga 1 meter. Lokasi terparah ada di lingkungan kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, ketinggian air sampai 1 meter. Setidaknya ada 155 rumah terendam, di kawasan Pondok Hijau Permai ada 1.100 kepala keluarga di empat lingkungan RW.
Radar Bekasi mendatangi kawasan Perumahan Pondok Hijau Permai (PHP), Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, serta lingkungan RW 04 dan RW 07, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang. Warga yang tinggal di kawasan PHP dikepung air dalam dua hari terakhir, satu hari sebelumnya banjir terjadi akibat hujan deras pada malam hingga dini hari, tidak lama genangan air surut, kembali dirundung banjir setelah hujan dengan intensitas deras dan lama kembali mengguyur.
“Dari kemarin (Sabtu), (hujan) dari jam 12 malam terus reda jam sembilan (pagi), kering ini jam 4 sore sampai menjelang jam 9 malam itu kering. Jam 10 (Sabtu malam) hujan lagi, naik lagi air sampai sekarang,” terang ketua RT 01/24 Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Sutoto, Minggu (7/2).
Ketinggian air di wilayahnya berkisar mulai dari 30 cm sampai 40 cm, ia menyebut fungsi drainase lingkungan sudah maksimal. Namun, debit air terlalu besar membuat drainase tidak mampu untuk menampung air.
Sutoto menduga, aliran drainase di bagian hilir, di dekat Jalan Tol Japek relatif berukuran kecil menjadi salah satu faktor air lamban mengalir. Warga berharap aliran air lancar tidak ada hambatan sehingga aliran yang melintas di permukiman warga tidak tumpah dan menyebabkan banjir.
Setidaknya ada tujuh pompa air di lingkungan parumahan hasil swadaya warga, namun tidak bisa banyak merubah keadaan lantaran drainase dengan kondisi tanggul lebih tinggi dari permukaan jalan. Sejauh ini tidak ada warga yang meninggalkan rumah untuk mengungsi.”Tidak ada yang mengungsi, tapi saya sudah himbau agar siap-siap, ketika ada banjir lebih besar kita sudah siap (untuk mengungsi),” tambahnya.
Di lokasi yang sama, Lurah Pengasinan, Juhasan Anto Suseno menyampaikan total tiga lingkungan RW di PHP terdampak banjir, ia juga menyampaikan adanya tumpukan sampah di aliran kali di kawasan yang berbatasan dengan lingkungan kelurahan Jatimulya, sampah yang mengalir bersama aliran air drainase tertahan oleh jaring yang dipasang. Meskipun demikian, ia mengaku setiap hari pihak kelurahan bersama dengan tim pematusan selalu melakukan pengecekan di lokasi tersebut.
Selain aliran air yang dimungkinkan tersumbat sampah, area ini menjadi langganan banjir lantaran dalam kondisi permukaan tanah cekung, lebih rendah dari daratan di sekitarnya. Air mengalir melewati kawasan permukiman warga dari wilayah Kelurahan Mustikasari, Bojongmenteng, dan Rawalumbu.
“Kalau buruk sih engga (Kondisi drainase), masih bagus, masih jalan. Saluran air yang ada di tol, di crosing itu terhambat,” tambahnya.
Hingga pukul 15:00 WIB, situasi di lokasi masih diselimuti awan mendung, hanya beberapa saat sinar matahari terasa terik sebelum kembali tertutup awan hitam. Hasil pantauan BPBD Kota Bekasi, kondisi aliran air di Kali Jambe, tepatnya di area lingkungan Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan didapati penumpukan sampah dalam jumlah besar.
Aliran kali ini mengalir dari kawasan Kota Bekasi, tepatnya dari lingkungan Perumahan Mutiara Gading Timur (MGT) dan Pondok Timur, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi. Situasi ini sementara disebut sebagai salah satu faktor penyebab terganggunya aliran air.”Untuk PHP iya, (penyebabnya) kali jambe tersumbat. Lagi dalam proses penanganan,” ungkap Kasi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kota Bekasi, Suhendra.
Pihaknya juga tengah bergerak bersama dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) untuk memompa genangan air di lingkungan perumahan PHP. Banjir dengan ketinggian cukup mencolok di kawasan Kelurahan Kaliabang Tengah terjadi di lingkungan RT 05, 011, dan 013 RW 06.Tercatat 70 rumah terendam di lingkungan RT 05/06, 45 rumah di RT 011/06, dan 40 rumah di RT 013/06. Sebanyak 8 Kecamatan lain tidak didapati bencana banjir.
Sementara itu, sebanyak 13.021 Kepala Keluarga (KK) di 27 desa di Kabupaten Bekasi terdampak banjir dengan ketinggian air dari 50 hingga 150 cm. Banjir yang melanda 13 kecamatan ini selain curah hujan tinggu, juga karena luapan air Kali Bekasi, Ciherang, Cibeet, dan beberapa aliran sungai lainya.
Meskipun demikian, sebagian warga masih tetap bertahan di rumah masing-masing. Padahal, rumah mereka sudah terandam sejak empat hari yang lalu.”Sudah empat hari banjir, tapi belum ada bantuan sama sekali dari pemerintah,” ujar salah satu warga Kampung Penombo, Tumpah Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muaragembong kepada Radar Bekasi, Minggu (7/2).
Menurutnya, ketinggian air terus meningkat,”Ini baru awalan, karena sebelumnya di dalem rumah sampai sedengkul orang dewasa. Disini setiap tahun banjir, kalau air tinggi paling mengungsi ke kantor desa,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Cegah Siaga di BPBD Kabupaten Bekasi, Agus Suparno menuturkan, sampai saat ini yang terdampak banjir ada 12 kecamatan. Namun untuk sekarang, ada tiga kecamatan yang banjir mulai surut. Yakni, Kecamatan Cikarang Utara, Cikarang Timur, dan Cibitung.
Sedangkan, untuk banjir di wilayah utara Kabupaten Bekasi, seperti Kecamatan Muaragembong, membutuhkan waktu lama. Pasalnya, tempat penampungan air (berkumpulnya) memang di wilaya utara, terlebih saat berbarengan dengan Rob. “Kalau banjir di Muaragembong bisa 20 hari lebih, karena memang ending airnya disana. Terlebih kalau ada rob, laju air tertahan,” ucapnya.
Pihaknya juga mendirikan dapur umum di kantor kecamatan Cikarang Timur dan Cikarang Utara. Lalu untuk bantuan perahu karet sendiri kata Agus, sudah diberikan ke beberapa kecamatan, Kedungwaringin, Sukakarya, Babelan, Tambun Utara, Pebayuran, dan Cabang Bungin.
Kendati demikian dirinya menegaskan, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi belum dikatagorikan sebagai tanggap darurat. Artinya, masih terkendali. “Istilahnya, belum dikatagorikan tanggap darurat. Bisa dikatakan masih terkendali, masyarakat bisa evakuasi secara mandiri, banjir ini dari Kali Ciherang dan Cibeet, ditambah curah hujan cukup tinggi beberapa hari belakangan ini,” jelasnya. (sur/pra)











