Berita Bekasi Nomor Satu

Warga dan Relawan Swadaya Perbaiki Tanggul

PERBAIKI TANGGUL: Sejumah warga menurunkan bambu untuk perbaikan tanggul yang jebol di Desa Pantai Bahagia Muaragembong, Rabu (10/2). Banjir yang kerap melanda wilayah tersebut, disebabkan luapan Sungai Citarum. ARIESANT/RADAR BEKASI
PERBAIKI TANGGUL: Sejumah warga menurunkan bambu untuk perbaikan tanggul yang jebol di Desa Pantai Bahagia Muaragembong, Rabu (10/2). Banjir yang kerap melanda wilayah tersebut, disebabkan luapan Sungai Citarum. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah relawan dan warga Muaragembong, bergotong royong melakukan perbaikan tanggul Sungai Citarum yang jebol, Desa Pantai Bahagia Muaragembong, Rabu (10/2).

Hal ini dilakukan, agar bisa menahan laju air dari Sungai Citarum menuju pemukiman warga. Pasalnya, air tersebut kini merendam ratusan rumah warga.

Adapun perbaikan tanggul yang dilakukan oleh warga dan relawan, berada disejumlah titik di Desa Pantai Bahagia, yakni di Kampung Biombong dan Gobah menggunakan alat seadanya, seperti bambu serta karung yang di isi tanah.

“Perbaiki tanggul yang jebol ini, kami lakukan secara gotong-royong menggunakan bambu dan karung berisi tanah,” kata warga Kampung Gobah, Desa Pantai Bahagia, Warnata kepada Radar Bekasi saat ditemui di lokasi, Rabu (10/2).

Ia menyampaikan, satu minggu yang lalu, tanggul Sungai Citarum tersebuti sudah sempat diperbaiki. Namun, karena debit air Sungai Citarum terus meningkat, akhirnya jebol kembali pada Minggu (7/2) lalu. Kemudian, saat ini perbaikan tanggul kembali dilakukan.

Lanjutnya, perbaikan yang dilakukan secara swadaya dari warga, mendapat bantuan alat-alat dari relawan, seperti bambu dan karung. “Perbaikan tanggul swadaya dari masing-masing warga. Untuk alat-alatnya kami dapat bantuan dari relawan,” ucap Warnata.

Akibat tanggul yang jebol, ketinggian air di pemukiman warga sampai sedengkul orang dewasa. “Di dalam rumah airnya masih se dengkul, karena memang air belum bisa mengalir secara maksimal,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua KNPI PK Muaragembong, Yusup Maulana menyampaikan, akibat tanggul jebol itu, mengakibatkan beberapa kampung di Desa Pantai Bahagia terendam banjir.

Menurut Yusup, ini menjadi catatan untuk pihak BBWS Citarum, agar lebih serius lagi dalam melakukan perbaikan tanggul Sungai Citarum, sehingga kejadian seperti ini tidak terus terulang setiap tahun.

Pasalnya, pria yang akrab disapa Ucie ini menegaskan, hilir Sungai Citarum itu bukan di karawang, tapi muaranya ada di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu, perbaikan harus difokuskan di Muaragembong.

Terlebih, Desa Pantai Bahagia ini adalah wilayah pesisir yang sering mengalami banjir pasang laut. Di mana, ketika air Sungai Citarum debit airnya tingga, dan bersamaan dengan datangnya banjir pasang laut (rob), mengakibatkan pemukiman warga yang ada di Desa Pantai Bahagia banjir.

“Ini harus menjadi catatan bagi pihak BBWS Citarum, dan lebih serius lagi memperbaiki tanggul-nya,” imbuh Ucie.

Selain itu, dirinya juga berharap, agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi bisa lebih serius dalam mengatasi persoalan banjir ini. Terutama, dalam hal normalisasi, karena memang muara sungai yang ada di Muaragembong, sudah mengalami kedangkalan, seperti di Kampung Beting dan Kampung Muarabendera.

Dalam hal ini, peran dari Pemkab Bekasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat, agar persoalan banjir tidak terulang terus setiap tahun.

“Itu harus ada upaya normalisasi, agar aliran air dari Sungai Citarum lancar ke laut. Jangan hanya wacana terkait pengembangan wisata saja, tapi lingkungan-nya juga harus betul betul dipikirkan. Tolonglah, Pemkab Bekasi melek atas persoalan ini,” tandas Ucie.

Adapun Camat Muaragembong, Lukman Hakim mengakui, perbaikan tanggul yang dilakukan oleh warga, sebagai penangangan sementara, dan itu memang hasil swadaya.

Kata dia, sejauh ini pihaknya sudah menjalin komunikasi intens dengan BBWS Citarum, terkait tanggul. Namun memang belum ada tindak lanjut sampai saat ini.

“Saya sudah komunikasi intens ke BBWS Citarum. Bahkan, satu tahun yang lalu saya sudah berkirim surat yang sudah ditanda tangani bupati. Tapi belum ada juga tindak lanjutnya,” sesal Lukman. (pra)