
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Kampung Gobah, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Pasalnya, akses jalan menuju kampung tersebut terputus, setelah tanggul sungai Citarum jebol.
Kondis ini sudah terjadi empat hari yang lalu. Akibatnya, warga tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari karena tidak ada pedagang yang berjualan. Sedangkan untuk keluar kampung harus menggunakan perahu.
“Saat ini, untuk bertahan ditengah banjir ini, kita dengan apa adanya, paling makan dengan mie, karena mau membeli beras dan sayur tidak ada penjualnya,” ungkap Warga Kampung Gobah, Warnata, kepada Radar Bekasi sat ditemui dilokasi, Rabu (20/2).
Perjalanan untuk sampai ke Kampung Gobah harus menggunakan perahu memakan waktu sekitar satu jam darikantor kecamatan Muaragembong dengan menyusuri Sungai Citarum. Meskipun air berangsur surut, namun aktivitas warga masih terbatas. Sementara titik tanggul Citarum yang jebol hanya ditutup dengan bambu dan karung yang di isi tanah.
“Beberapa hari ini warga kesulitan membeli kebutuhan sehari-hari, karena warung yang ada stoknya sudah habis. Jalur terputus sudah empat hari. Sampai saat ini belum ada belum bantuan dalam bentuk apa-apa pun,” ujarnya sembari menambahkan, ketinggian air dikampungnya dari 1 hingga 2 meter.
Dia dan wargha kampung lainnya berharap, pemerintah kabupaten bekasi memberikan bantuan makanan dan obat-obatan. Pasalnya, saat ini sejumlah penyakit sudah menyerang warga. “Kami juga sangat membutuhkan obat-obatan, karena banyak warga yang gatal-gatal maupun panas, akibat terendam air,” ucapnya.
Camat Muaragembong, Lukman Hakim mengaku sudah mendistribusikan obat-obatan dan mendirikan dapur umum.”Memang akses menuju Kampung Gobah sangat sulit. Karena setelah tanggul jebol, kendaraan tidak bisa melintas,” tuturnya.
Untuk diketahui, warga yang terdampak banjir ditiga Desa Pantai Bahagia 2187 KK, Pantai Harapan Jaya 1659 KK, dan Jayasakti 101 KK. Kemudian, untuk posko pengungsian tidak ada yang disiapkan. Walaupun ada sejumlah warga yang bermalam di salah satu gedung sekolah di Desa Pantai Bahagia, kantor desa Pantai Bahagia, dan kantor Kecamatan.
“Sejauh ini ada tiga desa terendam banjir. Akan tetapi untuk sekarang tidak ada posko pengungsian, karena warga mulai kembali ke rumah masing-masing,” jelasnya.
Dirinya menjelaskan, ketiga desa ini terendam air akibat meluapnya dua sungai, yakni sungai Citarum dan Ciherang. Untuk, Desa Pantai Harapan Jaya dan Jayasakti, karena luapaan Sungai Ciherang. Sedangkan, Desa Pantai Bahagia dari sungai Citarum.
“Untuk Sungai Ciherang sendiri belum ada upaya-upaya perbaikan sama sekali. Seperti normalisasi maupun pembuatan tanggul. Jadi setiap tahun, banjir ini udah kaya festival. Kalau untuk sungai Citarum debit air sudah mulai turun,” jelasnya.
Sejauh ini, dirinya sudah mengupayahkan untuk perbaikan tanggul sungai Citarum, dengan komunikasi intens ke BBWS Sungai Citarum. Bahkan, satu tahun yang lalu sudah berkirim surat, akan tetapi belum ada tindak lanjutnya hingga saat ini. Dirinya berharap, agar perbaikan tanggul segera dilakukan.
“Harapannya, agar 13 titik tanggul yang berpotensi jebol mohon bisa diperbaiki secara permanen, jadi bukan hanya perbaikan sementara, ketika tanggul jebol. Kita kepengen dibangun tanggul baru,” tukasnya. (pra)











