RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dua kali Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diklaim berhasil oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bekasi. Data ini setidaknya didukung oleh keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit (RS) di Kota Bekas yang menurun. Terlepas selama lima pekan masa PPKM masih ditemukan kasus baru dalam jumlah cukup besar, pertambahan kasus aktif harian sebanyak 213 kasus, total kasus aktif sebanyak 3.244 kasus, Senin (15/2).
Data per Senin (15/2) kemarin, rasio kasus aktif sebesar 10,50 persen dari total kasus terkonfirmasi. Sementara itu, 27.075 kasus telah dinyatakan sembuh, atau 88,14 persen, serta rasio kematian saat ini tetap di 1,3 persen dari total kasus terkonfirmasi.
Turunnya angka BOR di Kota Bekasi ini senada dengan laporan Satgas Penanganan Covid-19 pemerintah pusat akhir pekan kemarin. Setelah tiga bulan mengalami peningkatan berturut-turut sejak bulan Oktober tahun lalu, angka BOR berada di 52,06 persen, dari sebelumnya 58,40 persen. Rasio kasus aktif di tingkat nasional juga mengalami penurunan 10,8 persen.
“BOR saat ini seluruh RS se Kota Bekasi yang terisi 71,67 persen, yang kosong 27,51 persen,” ungkap Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes), pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Rina Oktavia.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bekasi, Rahmat Effendi di tengah pelaksanaan PPKM ke tiga mengklaim PPKM yang telah diperpanjang dua kali menunjukkan keberhasilan penanganan Covid-19 di Kota Bekasi. Penilaian keberhasilan PPKM ini didasarkan pada turunnya BOR RS yang sebelumnya sempat menyentuh angka 90 persen, selain itu juga angka Positifity Rate ada di 20 persen.
“Terus ini kita lakukan Minggu ke tiga dan ke empat bulan Februari ini terhadap kecamatan yang ada mengalami kenaikan,” katanya.
Ia mengaku saat ini Kota Bekasi telah menggunakan test antigen dalam melakukan tracing terhadap temuan kasus di lingkungan RT dan RW. Selama pelaksanaan PPKM, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut proses vaksinasi setelah Tenaga Kesehatan (Nakes).
Pada sasaran tahap dua yang akan divaksin, yakni aparatur pelayan publik dan masyarakat umum, ia meminta masyarakat tidak menolak vaksin. Penolak vaksin dinilai merugi dengan efikasi yang telah disampaikan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sebesar 65 persen dalam meminimalisir penyebaran Covid-19.
“Kalau yang takut tidak ada sanksi, tapi kalau ada apa-apa nanti jangan menyusahkan pemerintah. Nanti kalau udah kena, ada komorbid, pengen dapet ICU, ini, itu, padahal pemerintah sudah memberikan proteksi, baik melakukan sosialisasi 4M, dan juga vaksin,” tambahnya.
Laporan pasien sejak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe D dioperasionalkan saat ini sudah ada dua pasien, sedangkan RS darurat Stadion Patriot Candrabhaga masih cukup longgar, hanya diisi oleh 35 pasien dari 117 kapasitas tempat tidur yang disediakan. Persediaan alat tes mulai dari rapid tes, swab tes antigen, hingga swab tes sampai saat ini dilaporkan masih tersedia.
Persediaan swab tes tercatat masih tersedia 20 sampai 25 ribu alat, sedangkan swab tes antigen masih tersedia 7 ribu alat yang bisa digunakan.
“Prioritas (swab antigen) digunakan untuk yang kontak erat dari yang terkonfirmasi. Kemudian langsung yang punya keluhan untuk diperiksa juga. Dari antigen dulu, kalau hasilnya positif langsung swab,” terang Kepala Dinkes Kota Bekasi, Tanti Rohilawati. (Sur)











