Pandangan masyarakat tentang Pendidikan Berkualitas sangat bervariatif. Sebagian besar masyarakat belum banyak mengetahui apa yang dimaksud dengan Pendidikan Berkualitas. Umumnya, masyarakat mengartikan Pendidikan Berkualitas dengan sekolah yang lulusannya pintar, nilai bagus, banyak peminatnya, serta lulusan sekolah tersebut banyak diterima di perguruan tinggi bergengsi.
Pengelolaan sekolah merupakan hal yang sangat penting bagi kualitas pendidikan Indonesia. Tanpa adanya pengelolaan sekolah yang baik maka seluruh aspek mutu pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik. Pertanyaanya apa sebenarnya konsep Pendidikan “Berkualitas” sehingga sering menjadi diskusi penting menjadi bahan kajian dan perbincangan berbagai praktisi pendidikan.
Drs. R. Witcaksono M.A, M.Phil. Direktur SIT Nurul Fajri Cikarang Barat mengatakan Pendidikan Berkualitas adalah “Socio Religious Contectual Vertically And Horizontally Integrated Subject Matters And Related Technology”. Artinya ; bahwa Pendidikan Berkualitas adalah sistem pendidikan yang mengenalkan kepada para siswa dalam menumbuh kembangkan semangat kebersamaan untuk mempelajari dan menguasai akademis, mengetahui nilai-nilai ajaran agama serta memilki kepekaan dalam kehidupan bermasyarakat berbasis Informasi dan technology di abad 21.
Dengan ini proses pembelajaran yang dilakukan sekolah difokuskan bagaimana para siswa bisa menjadikan nilai-nilai keilmuan, keterampilan serta budaya pembiasaan yang sudah didapatkan dan diterapkan disekolah sebagai ciri khas identitas sekolah bisa dilaksanakan di masyarakat.
Prof. Bedjo Sujanto rektor Universitas Jakarta tahun 2004-2014 dalam bukunya Pengelolaan Sekolah Permasalahan Dan Solusi mengatakan bahwa kualitas ialah apabila suatu produk atau jasa dianggap mampu mengenali kemauan pelanggan, tujuan dapat tercapai dengan baik, serta dapat memuaskan pelanggan.
Pendidikan dikatakan berkualitas apabila masyarakat mendapatkan apa yang dicari dan diharapkan dari sekolah tersebut sehingga mereka terpuaskan dengan layanan yang diberikan.
Kepuasan yang didapatkan orang tua siswa terhadap kinerja sekolah apabila anak-anak mereka memperoleh nilai-nilai yang bermanfaat bagi hidupnya, tercapai kompetensi belajar, dan memiliki hasil belajar dengan nilai baik dari semua mata pelajaran yang diberikan di sekolah.
Hal ini tentunya sekolah harus berusaha dengan sebaik-baiknya, agar setiap proses pembelajaran dikelas dapat berjalan efektif sehingga hasil prestasi belajar siswa dapat memuaskan.
Keberhasilan pendidikan Indonesia secara makro sangat ditentukan oleh jutaan institusi mikro yang bernama sekolah. Rangkaian jutaan sekolah itulah yang akan menentukan bangunan kualitas pendidikan di negara tercinta ini.
Apabila mikro sekolah tersebut unggul, dapat dipastikan kualitas pendidikannya, bahkan sumber daya manusia, akan terdongkrak menjadi unggul pula. Selama ini, tidak jarang sekolah mengklaim dirinya sebagai sekolah berkualitas dan unggulan.
Beragam upaya dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, diantaranya melakukan perbaikan sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas mutu sekolah, study banding, menyekolahkan tenaga pengajar ke jenjang magister (S2), melakukan bimtek/IHT secara berkelanjutan dan lainnya.
Pendidikan yang berkualitas tidak lahir dengan sendirinya. Juga tidak lahir semata-mata karena fasilitas yang lengkap. Pendidkan yang berkualitas harus dibentuk dan direncanakan dengan baik serta dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Komitmen warga sekolah dan semua stakeholder, adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari terlahirnya sebuah Pendidikan yang berkualitas.
Membangun sekolah yang berkualitas bukanlah pekerjaan mudah dan ringan. Fenomena perwajahan pendidikan tanah air yang dihujani kritik serta protes bertubi-tubi dari tahun ke tahun menjadi petanda bahwa perjalanan untuk membangun Pendidikan yang berkualitas adalah sebuah perjalanan dan perjuangan yang berat.
Semua elemen bangsa ini tentu saja menyepakati bahwa pendidikan kita memang pantas untuk ditingkatkan kualitasnya secara menyeluruh.
Gambaran kualitas secara hakekat tentu tidak hanya tercermin dari hasil Ujian Nasional (UN), jumlah siswa, infrastruktur pendidikan, sertifikasi guru, bahkan kemegahan gedung bangunan sekolah tersebut.
Tetapi, kualitas lembaga pendidikan juga diukur dari bagaimana sekolah tersebut dikelola dengan baik. Dalam pengelolaan menjadi sekolah berkualitas, kepala sekolah memegang peran yang dominan.
Tanggung jawab yang berat ini menuntut adanya sinergitas multilini dengan jajarannya, serta adanya dukungan komprehensif dari masyarakat, sehingga sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk satu tahun pelajaran dilaksanakan, seyogyanya perencanaan pembelajaran telah melewati perumusan yang matang dengan melibatkan tim pengembang kurikulum.
Kesimpulan dari paparan penulis diatas bisa disarikan sebagai berikut :
Pendidikan Berkualitas memiliki indikator :1). Perumusan visi, misi dan target mutu dibuat dengan jelas serta mudah dipahami semua pihak yang terlibat ; pimpinan, guru, tenaga administrasi, peserta didik, orang tua, komite sekolah dan tenaga pendukung. 2). Kepemimpinan kepala sekolah memperoleh dukungan dari semua pihak. 3). Memiliki motivasi dan harapan prestasi yang tinggi serta mampu bersaing secara terus menerus. 4). Pengembangan dan pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan sekolah yg terencana secara sistematis. 5). Evaluasi hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk penyempurnaan proses pembelajaran. 6). Adanya Komunikasi yang baik dan dukungan dari orang tua serta masyarakat. 7). Komitmen seluruh warga sekolah akan pentingnya peningkatan mutu. 8). Terciptanya lingkungan sekolah yang sehat, nyaman, ramah lingkungan, bersih, aman dan tertib. 9). Membangun jaringan kerjasama yang baik dengan pihak terkait secara terus-menerus. 10). Terbentuknya budaya pembiasaan sekolah yang baik untuk diterapkan peserta didik dilingkungan rumah dan masyarakat.
Di tengah wabah pandemi Covid-19 yang sudah hampir setahun ini, tentunya para stakeholder institusi pendidikan tetap berkomitmen untuk memberikan pola pendidikan yang baik dan berkualitas kepada peserta didik generasi penerus bangsa. (*)