RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah kabupaten Bekasi dinilai tidak serius dalammenanggulangi masalah banjir. Hal ini dibuktikan tidak ada nya anggaran untuk penanggulanganan banjir pada APBD 2021 dan RAPBD 2022. Demikian ditegaskan Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Budiyanto.
Dia mengaku, APBD Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran 2021 Rp6,354 Triliun RAPBD Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp6,699 Triliun tidak ada alokasi untuk program penanggulanganan banjir,”Dampak Banjir sangat meluas dan massive, persawahan, permukiman, perumahan dan Kawasan Industri Jababeka.”katanya.
Menurutnya, sejumlah langkah mesti diambil oleh pemkab bekasi, mulai langkah jangka pendek, menengah dan panjang,”Jangka pendeknya alokasikan anggaran untukpenanggulanganan banjir. Jangan lagi hal yang sulit diperdebatkan, permudah semua prosesnya untuk memastikan dana masyarakat di Pemda Kabupaten Bekasi bisa dimanfaatkan untuk menyelematkan harta, benda, kesehatan dan nyawa warga Kabupaten Bekasi,”tegasnya.
Selain itu, melakukan normalisasi kali-kali yang melintas kawasan permukiman dan perumahan warga padat penduduk. Alokasikan anggaran secara besar agar kali berfungsi sesuai ekosistemnya dan perbaikan semua saluran air turunannya.,”Membuat Waduk Besar dibeberapa wilayah strategis sesuai kajian teknis.”imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja mengaku belum kana menetapkan Kabupaten Bekasi sebagai daerah tanggap darurat bencana, walaupun saat ini sebanyak 17 dari 23 kecamatan terendam banjir. Alasannya, karena baru tujuh kecamatan yang volume airnya diatas satu meter. Sedangkan, sepuluh kecamatan lainnya ketinggian air dibawah satu meter.
“Sejauh ini kita belum menetapkan tanggap darurat bencana, karena dari 23 kecamatan, 17 kecamatan yang memang dilanda banjir. Tapi yang lainnya itu dibawah satu meter,” ujarnya saat ditemui dilokasi banjir di Kecamatan Pebayuran, Minggu (21/2).
Pria yang juga sebagai Ketua DPD Golkar Kabupaten Bekasi ini menuturkan, banjir yang kini melanda sejumlah wilayah, belum seperti tahun 2020 lalu, diatas satu meter semua. Untuk sekarang ada tujuh kecamatan yang paling parah dilanda banjir, yakni Kecamatan Pebayuran, Cikarang Utara, Muaragrmbong, Cikarang Timur, Kedungwaringin, Tambun Selatan, dan Cibitung.
“Semuanya ada tujuh kecamatan yang memang volume airnya tinggi, jadi belum kita naikan ke tanggap darurat bencana. Tidak seperti tahun lalu, diatas satu meter semua,” ucapnya.(pra)











