
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah wilayah di Kota Bekasi menjadi langganan banjir. Pada tahun ini, ada 126 titik banjir, terbanyak di kecamatan Pondk Gede yakni 43 titik banjir, disusul Kecamatan Bekasi Utara sebanyak 17 titik banjir. Sementara Kecamatan Pondokmelati dan Medansatria menjadi wilayah dengan dampak paling sedikit dalam catatan selama tiga hari kemarin.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat, Kecamatan Pondok Melati hanya ada satu titik banjir yakni di Pondok Artha, RT 02/05, Kelurahan Jatimurni. Meskipun hanya satu titik, namun ketinggian air mencapai 1 meter, hari Minggu kemarin dilaporkan sudah surut.
Sementara itu, Di kecamatan Medansatria ada dua titik banjir dalam laporan BPBD Kota Bekasi, yakni di wilayah Kelurahan Kali Baru, tepatnya di RW 03 dengan ketinggian air 20 sampai 50cm. Titik ke dua di wilayah Kelurahan Harapan Mulya RW 08 dengan ketinggian air 60cm.
Camat Medansatria, Lia Erliani menyampaikan intensitas hujan yang terjadi berbarengan dengan wilayah lain pada hari Kamis hingga Sabtu dini hari cukup deras. Ia tidak memungkiri ada titik genangan air lain di wilayahnya, diantaranya ada di Kelurahan Harapanmulya, Kalibaru, dan Pejuang.”Hari Kamis itu ada beberapa titik di tiga kelurahan, Sabtu Minggu ini sudah surut, tinggal sampai siang tadi wilayah RW 03 dan sebagian RW 04 Kelurahan Kalibaru saja,” katanya.
Beberapa titik banjir tersebut dilatarbelakangi oleh kontur tanah permukiman warga yang berada di lokasi lebih rendah dibanding wilayah sekitar, kemudian wilayah permukiman warga juga dilintasi oleh aliran kali. Setidaknya, ada empat aliran kali melintas diwilayahnya, yakni Kali Kapuk, Kali Blencong, Kali Alam, dan saluran irigasi.
Saat hujan dengan intensitas tinggi ditambah naiknya debit air di kali Alam, wilayah yang tergolong rawan banjir adalah kawasan RW 03, Kelurahan Kalibaru. Wilayah ini masih menjadi perhatian khusus pemerintah setempat.
Sejauh ini meskipun kemarin tidak diguyur hujan, pihaknya masih mewaspadai puncak musim hujan di bulan Februari ini. Termasuk untuk mengatur area pengungsian warga jika diperlukan, mengingat diperlukan beberapa lokasi untuk mencegah warga berkerumun dalam jumlah besar.”Alhamdulillah tidak (sampai mengungsi), itu yang kamu jaga sekali, saya minta kepada RW untuk warga bisa mengungsi di rumah kerabat paling dekat dulu,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bekasi, Dede Ade Suhendra mengatakan bahwa perbedaan titik banjir di sejumlah wilayah kemarin bergantung pada intensitas hujan. Titik banjir yang muncul di kedua wilayah tersebut juga disebakan oleh luapan air dari kali yang melewati wilayah Pondokmelati maupun Medansatria.”Makanya dua wilayah tersebut tidak terdampak banjir, air cepat surut,” terangnya.
Rawan atau tidaknya ke dua wilayah terhadap ancaman banjir dikatakan fluktuatif, bergantung sekali pada curah hujan. Bedanya dengan daerah di sepanjang aliran Kali Bekasi, wilayah lain lebih cepat surut.
Pada daerah di sepanjang Kali Bekasi, jika hujan lebat terjadi di hulu, sekalipun di Kota Bekasi tidak hujan, maka wilayah di sepanjang aliran Kali Bekasi berpotensi terdampak banjir.”Kalau di hulu tidak hujan, di Kota Bekasi hujan, tidak terjadi banjir yang signifikan. Dampaknya di PGP sampai hilir Teluk Pucung,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln menuturkan, kondisi saat ini masih siaga bencana, sesuai dengan SK yang ditetapkan oleh Bupati dari tanggal 22 November 2020 sampai tanggal 31 Mei 2021. Kemudian, untuk titik banjir ada 17 kecamatan, 37 desa, dari 137 titik, dan 17 ribu Kepala Keluarga (KK) yang terdampak.
Menurutnya, dari 17 kecamatan yang kini dilanda banjir, tujuh diantaranya terbilang rawan. Sedangkan, sepuluh kecamatan lainnya, sifatnya hanya genangan saja. Untuk ketinggian air bervariasi, mulai dari 50 cm sampai dengan 2,5 meter. Kemudian untuk wilayah aman yakni kecamatan Tarumajaya.
“Tujuh kecamatan yang rawan yaitu, Pebayuran, Muaragembong, Kedungwaringin, Cikarang Timur, Cikarang Utara, Tambun Selatan, dan Cibitung. Untuk yang wilayah aman yakni kecamatan Tarumajaya, karena kita belum mendapat laporan,” jelasnya.
Kata dia, tugas BPBD melakukan asesmen dilapangan, terkait dengan kondisi genangan air. Kemudian, ketika tinggi air diatas 20 cm, tentu pihaknya menghimbau masyarakat untuk mau dievakuasi.
“Kalau dari kita ada SOP, yakni tiga hari untuk masa darurat ini, karena masalahnya bukan hanya curah hujan, tapi ada peningkatan muka air dari hulu, yang dikirimkan melalui das-das besar. Itu permasalahannya,” jelasnya.(sur/pra)











