Berita Bekasi Nomor Satu

Waspada Virus Baru

ILUSTRASI : Petugas medis merawat kondisi pasien kritis Covid-19 di RSUD Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi. Virus Corona B117 yang ditemukan di Karawang menyebar 70 persen lebih cepat.RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
ILUSTRASI : Petugas medis merawat kondisi pasien kritis Covid-19 di RSUD Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi. Virus Corona B117 yang ditemukan di Karawang menyebar 70 persen lebih cepat.RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kementrian Kesehatan baru saja mengumumkan temuan dua kasus virus Sars-Cov-2 atau Covid-19 varian baru dari Inggris dengan kode B117 ada di Indonesia. Keberadaan kasus ini tidak jauh dari Bekasi yakni di Wilayah Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Pemerintah disarankan untuk lebih memperketat Protokol Kesehatan (5M) dan lebih intensif melakukan Testing, Tracing, dan Treatment (3T) setelah temuan kasus baru ini.

Temuan dua kasus infeksi akibat virus Corona B117 diumumkan oGubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Kasus ini masih dalam masa isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Meskipun kemarin hasil laboratorium dinyatakan telah negatif, masa isolasi ditambah untuk meyakinkan petugas.

Dua kasus ini terdeteksi setelah melakukan penerbangan menggunakan maskapai Qatar Airways. Sesuai prosedur, setelah mendarat penumpang melakukan isolasi selama 10 hari, setelah isolasi selama 10 hari hasil laboratorium keduanya didapati masih terkonfirmasi positif Covid-19.”Oleh karena itu, tim sedang melacak testing dan tracing tadi pada (orang yang pernah) kontak erat,” paparnya dalam keterangan yang disampaikan secara daring.

Pria yang akrab disapa kang Emil menghimbau kepada pemerintah setempat untuk tidak kecolongan, mencegah penyebaran virus membesar, sehingga pemerintah kewalahan. Dipastikan virus ini merupakan varian mutasi dari luar negeri, bukan varian mutasi virus yang terjadi secara lokal.

“Mumpung baru kecil, dan mungkin ada hal-hal lain yang bisa kita deteksi. Kita tahu, kalau sudah telat, harga treatment nya itu sangat mahal sekali,” tambahnya.

Ia telah memerintahkan kepada Kepala Dinkes Provinsi Jawa Barat untuk bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran (UNPAD) untuk melakukan kajian akademis jika virus masuk ke Jawa Barat, bagaimana strategi treatment yang harus dilakukan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi mengaku belum mendapatkan laporan temuan kasus virus baru tersebut. Informasi kasus infeksi yang timbul akibat serangan virus Corona varian baru ini disebut harus benar-benar valid dan akurat.

“Jadi meskipun kita sudah dengar bersama, atau melihat berita bahwa ada varian baru dari Inggris, tapi kita belum mendapatkan laporan (temuan kasus),” kata Kepala Dinkes Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, Rabu (3/2).

Pemerintah Kota Bekasi masih melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro sesuai dengan ketentuan pemerintah pusat. Hingga saat ini masyarakat diminta untuk betul-betul memahami dan dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat, sampai dengan institusi, dan profesi untuk menurunkan angka kesakitan akibat Covid-19.

Pelaksanaan PPKM Mikro sejauh ini dinilai efektif, dibuktikan dengan penurunan angka kasus baru, meskipun tidak signifikan. Pelaksanaan 3T juga diyakinkan masih dilakukan sampai dengan saat ini untuk melacak kasus baru di tengah masyarakat maupun kontak erat pada temuan kasus.

Kebutuhan saat ini adalah tambahan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukan evaluasi, dalam hal ini khususnya dibutuhkan tenag epidemiolog. Pihaknya berencana untuk mengusulkan pembentukan tim untuk segera melakukan evaluasi. “Meski saat ini kita masih berjalan (evaluasi), tetapi akan lebih baik lagi jika timnya lebih banyak dan kecepatannya pastinya akan (meningkat),” tambahnya.

Selama ini, evaluasi dilaporkan setiap pekan untuk diketahui oleh masyarakat Kota Bekasi. Hasil ini juga sebagai bahan evaluasi Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bekasi kepada pimpinan di tingkat kecamatan hingga RT dan RW guna menekan penyebaran kasus.

Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi mulai melakukan antisipasi datangnya virus baru tersebut. “Untuk sekarang belum ada virus itu di Kabupaten Bekasi, makanya kita perkuat 3T, pemeriksaan dan pelacakan kasus diperkuat,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah.

Menurutnya, informasi adanya virus tersebut baru di dapatkan pada Selasa (2/3) kemarin, sehingga belum banyak upaya yang dilakukan, untuk sekarang baru sebatas memperkuat 3T. Dirinya menyampaikan, virus tersebut hasil mutasi gen dari Covid-19. Dimana, penularannya lebih cepat, namun gejalanya lebih ringat. Kemudian, untuk penyebarannya sendiri sama dengan Covid-19.

Pria yang juga sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan ini berharap, agar seluruh masyarakat tetap mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes) dengan tetap Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi. Sebab, semua virus akan bermutasi untuk bertahan. “Sifat semua virus pasti bermutasi untuk bertahan. Makanya saya berharap, masyarakat tetap prokesnya disiplin, diantaranya 5M,” ungkapnya.

Terpisah, Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Rusdi Haryadi meminta level kewaspadaan harus ditingkatkan. Pasalnya, sampai saat ini virus varian lama masih belum selesai. Selain itu, vaksinasi harus segera diselesaikan secara masif, dengan menyentuh seluruh elemen masyarakat.

“Kita harus meningkatkan level kewaspadaan, karena sekarang muncul lagi varian baru. Maka kegiataan vaksinasi ini segera diselesaikan secara masif. Kemudian, Dinkes dan Satgas harus bergerak cepat meningkatkan trecing-trecing secara masif, saya yakin dengan begitu varian baru ini tidak sampai ke Kabupaten Bekasi,” jelasnya. (sur/pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin