RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kader muda Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Bekasi, mesti bangkit dan patuh terhadap mekanisme partai, seperti AD/ART dan aturan organisasi lainnya. Demikian ditegaskan Sekretaris FocusMaker Kota Bekasi yang juga kader Golkar Kota Bekasi Fajar Juliansyah.
Fajar menyebut, harus ada alternatif agar kebuntuan proses regenerasi di tubuh partai berlambang pohon beringin tak berkelanjutan. Menurtunya, semua pihak harus bisa menahan diri.
“Generasi milenial harus jadi problem solver bagi masalah ini. Banyak anak muda yang berkiprah di partai namun tak mencerminkan generasi muda yang dinamis. Anak muda harus berani menyongsong perubahan, bahkan ciptakan perubahan. Jangan takut kehilangan sesuatu bila kita di jalan yang benar,” katanya dalam Diskusi Online, kemarin.
Sementara ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kecamatan Jatisampurna, Sadan Sopian mengaku, tak ada konflik atau perseteruan di tubuh Partai Golkar Kota Bekasi. Menurut dia, yang ada saat ini hanya sebuah proses pendewasaan di internal partai.
“Dan tentunya, kita harus tegak lurus kepada aturan main partai yang wajib dijunjung oleh seluruh kader, ditambah kita kembali ke akar budaya kita, duduk bersama membicarakan masalah (musayawarah),” ujarnya.
“Dan kami sepakat dialog semacam ini bisa sebagai jalan tengah. Dialektika antar kader partai adalah kanal mencerdaskan kader itu sendiri, dan saya yakin Golkar akan menjadi pemenang di Pemilu 2024 mengusung Ketua Umun DPP PG sebagai Presiden RI,” tegas Sadan.
Penggagas Majelis Penyelamat PG Kota Bekasi, Zaharudin mengaku mengaku, diskusi tersebut sebagai upaya memecah kebekuan dan kebuntuan yang terjadi saat ini. Diharapkan, ide, gagasan dan pemikiran dari narasumber bisa menjadi alternative untuk menyelesaikan masalah yang ada.
“Kami Majelis penyelamat partai Golkar Kota Bekasi pun akan kembli menggelar diskusi semacam ini, bahkan kedepan dalam format yang berbeda seperti format Podcast,” kata pria yang juga sebagai moderator dalam diskusi tersebut. (mhf)