Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Kebut Vaksinasi Guru

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Usai kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada masa Adaptasi Tatanan Hidup Baru Satuan Pendidikan (ATHB-SP), evaluasi harian dilakukan oleh masing-masing sekolah. Hasil laporan evaluasi dari masing-masing sekolah akan dipertimbangkan dalam evaluasi gabungan. Hasilnya, PTM dapat ditingkatkan jumlahnya baik dari jumlah Rombongan Belajar (Rombel) maupun jumlah siswa yang mengikuti PTM per hari.

Keputusan PTM pada masa ATHB-SP dilakukan setelah mempertimbangkan zona peta resiko penyebaran Covid-19, sejauh ini tidak ada lagi wilayah tergolong dalam zona merah, 90 persen wilayah RT dan RW disebut sudah masuk dalam zona hijau. Kedua, pertimbangan hasil survei yang dilakukan, dibeberkan bahwa lebih dari 80 persen orang tua siswa setuju pelaksanaan PTM.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Inayatullah mengaku, hingga saat ini dari 13 ribu guru di Kota Bekasi, 40 persennya telah mendapatkan vaksin. Setelah dimulai PTM, vaksinasi kepada guru baik negeri dan swasta akan dipercepat.”Ya harus dipercepat,”katanya.

Kemarin, baru 13 persen Sekolah Dasar (SD) dari total 600 lebih SD negeri dan swasta yang melakukan PTM. Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), baru 6 persen dari total 350 SMP negeri dan swasta yang melaksanakan PTM. Masing-masing sekolah dibatasi hanya tiga Rombongan Belajar (Rombel), berisi maksimal 18 siswa setiap Rombel.

Laporan sementara dari pengawas di tiap sekolah, PTM berjalan dengan lancar dari sisi pelaksanaan Protokol Kesehatan (Prokes) selama berangkat, berada, dan meninggalkan sekolah. Kondisi ini perlu diperhatikan dan dijaga dengan baik untuk mempertahankan pelaksanaan PTM, bahkan memungkinkan untuk ditingkatkan.

“Masukan kita (dari hasil evaluasi) kan memang hari ini untuk tiga Rombel, tidak ada apa-apa, tidak ada kendala macam-macam, disiplinnya juga cukup bagus, dan ini memang harus dijaga betul oleh orang tua. Kalau misalkan hari ini tiga Rombel, minggu depan apa lima Rombel, atau berapa (menunggu hasil evaluasi per pekan),” ungkapnya.

Pelaksanaan PTM dilakukan secara bertahap, di tingkat Pendidikan Usia Dini (PAUD) maupun Taman Kanak-kanak (TK) ia mengaku belum mempertimbangkan mulai PTM. Fokus kali ini masih pada tingkat SD dan SMP.

Namun, jika dalam pelaksanaannya ditemukan pelanggaran atau ketidakpatuhan warga sekolah, termasuk orang tua pada pelaksanaan Prokes. Izin untuk melanjutkan PTM akan dicabut. Pengawasan setiap hari dilakukan oleh pengawas dan komite sekolah.”Bisa saja (dicabut izin PTM), kalau misalkan sekolah tidak disiplin, orang tua tidak disiplin, bisa saja. Itu kan hasil laporan, evaluasi kita terus berjalan,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Sardi Effendi mengatakan, evaluasi harus ditekankan pada pelaksanaan Prokes oleh siswa, guru, dan lingkungan sekolah. Berikut dengan antisipasi langkah yang harus dilakukan jika menemukan kasus baru ditengah PTM.

“Ya, kita akan lakukan evaluasi bersama juga dengan DPRD, karena ATHB itu kan merupakan peraturan daerah, produk DPRD dengan pemerintah. Nah, makanya komisi IV akan mengagendakan monitoring ke sekolah-sekolah,” terangnya.

Selain di tingkat SD dan SMP, pihaknya berharap satuan pendidikan di tingkat PAUD dan TK bisa ikut memulai PTM. Selama ini, ia menilai anak usia dini lebih intens untuk bermain di lingkungan rumah, disamping kesulitan orang tua untuk memberikan pengajaran kepada anak-anaknya, juga musti diperhatikan persiapan untuk tahun ajaran baru, masa penerimaan peserta didik baru.

Kepala sekolah SDN Jatiasih X Kota Bekasi Sadiah mengaku, PTM pada hari pertama kemarin berjalan baik.”Sebelumnya kami sudah membuat jadwal, jadi di hari pertama ini hanya siswa kelas VI. Dan Alhamdulillah bisa berjalan dengan lancar” ujarnya kepada Radar Bekasi Senin, (22/3).

Kemarin, dia mengaku tidak ada mata pelajaran khusus yang disampaikan. Pihaknya menyampaikan bahwa materi penguatan karakter dan adaptasi akan dilakukan dihari pertama pelaksanaan PTM,”Sharing dan menyampaikan kembali kepada siswa terkait protokol kesehatan yang harus di perhatikan” jelasnya.

Pelaksanaan PTM sendiri akan berlangsung selama 1 Minggu, kemudian akan ada evaluasi yang dilakukan oleh pihak sekolah bersama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi.

Senada, kepala sekolah SMPN 1 Kota Bekasi Muktia Wahyudi Isra mengaku setia[ sekolah wajib memberikan hasil kegiatannya setiap hari kepada Dinas Pendidikan Kota Bekasi, “Kurang lebih isi jurnal harian yang akan kami buat adalah laporan harian yang harus disampaikan ke Disdik. Mungkin akan jadi bahan evaluasi kami bersama”tandasnya.(sur/dew)