RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin covid-19, diminta tetap menjaga Protokol Kesehatan (Prokes). Pasalnya, mereka yang sudah mendapatkan suntik kekebalan tubuh tersebut tidak menutup kemungkinan bisa tertular virus yang menyerang saluran pernafasan ini. Di Kota Bekasi, belasan sasaran vaksin terkonfirmasi positif setelah menerima suntikan vaksin pertama.
Total sasaran vaksin Kota Bekasi sesuai data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sebanyak 293 ribu sasaran. Sampai dengan awal pekan ini, vaksin yang diterima oleh Pemerintah Kota Bekasi menyasar 64.200 sasaran vaksin, sebanyak 2.900 sasaran telah menerima vaksin.
Vaksinasi tahap dua meliputi, tenaga kesehatan, petugas layanan publik termasuk tokoh agama dan guru, kelompok pariwisata, dan warga Lanjut Usia (Lansia). Untuk menyelesaikan target 64 ribu pada akhir bulan Maret ini, kecepatan pemberian vaksin ditingkatkan dua kali lipat melalui vaksinasi massal.
Di tengah proses vaksinasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi menerima laporan belasan sasaran vaksin terkonfirmasi positif. Meskipun belum merinci, jumlah sasaran yang terkonfirmasi positif disebut tidak banyak, mereka terkonfirmasi setelah mendapat suntikan pertama.
“Ada (yang terkonfirmasi positif setelah menerima vaksin), cuma belum direkap. Tapi tidak banyak, mungkin 10 sampai 15 orang,” terang Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Dezi Syukrawati.
Hal ini disebabkan lantaran belasan sasaran vaksin tersebut menerima suntikan pertama pada saat masa inkubasi. Artinya, sebelum menjalani vaksinasi, telah lebih dulu terpapar, namun virus masih dalam masa inkubasi di dalam tubuh, serta belum menunjukkan gejala Covid-19.
Dalam hal ini, ia meminta kepada masyarakat untuk tidak menyalahkan vaksin yang diberikan. Vaksin bekerja hingga menghasilkan kekebalan tubuh dalam rentang beberapa waktu setelah suntikan ke dua, sehingga setelah mendapat suntikan vaksin pertama, vaksin belum bekerja dengan optimal membentuk kekebalan tubuh.
“Vaksin baik-baik saja, jadi dia kena karena memang berada di masa inkubasi, sehingga setelah divaksin dia kebetulan ada keluhan atau ada rasa tidak nyaman maka diperiksakan, ternyta positif,” tambahnya.
Saat terkonfirmasi setelah mendapat suntikan vaksin pertama, sasaran vaksin tidak bisa melanjutkan suntikan ke dua. Untuk dapat kembali menerima vaksin, yang bersangkutan bisa diajukan kembali tiga bulan setelah keluar hasil lab negatif atau dinyatakan sembuh, itupun harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu.
Melansir informasi yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19, vaksin corona membutuhkan dua kali dosis penyuntikan. Selain itu, butuh waktu satu bulan untuk menciptakan kekebalan yang efektif bagi tubuh. Suntikan pertama ditujukan memicu respons kekebalan awal, sedangkan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang terbentuk.
“Saat seseorang dinyatakan positif setelah vaksinasi, itu artinya saat divaksinasi seseorang tersebut sudah terpapar/terinfeksi Covid-19 dan sedang dalam masa inkubasi,” demikian penjelasan Satgas Penanganan Covid-19.
Ketua Pokja Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengungkap penyebab seseorang bisa tetap terjangkit Covid-19 meski sudah disuntik vaksin, karena orang itu sudah terjangkit Covid-19 sebelum tiba masa pemberian vaksin.
“Sudah divaksin, sudah ada kekebalan, tapi dengan kekebalan yang sedemikian rupa akan tetapi kalau terpapar durasinya cukup lama, frekuensinya cukup sering,” kata Erlina dalam konferensi persnya, belum lama ini.
Sementara itu, positifity rate pekan kemarin di Kota Bekasi berada diangka 23 persen, menurun dibandingkan pekan sebelumnya 25 persen. Jumlah tracing menurun sesuai dengan temuan kasus baru, rata-rata per hari saat ini sebanyak 700 sampai 800 sampel.
Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) mengatakan bahwa kekebalan tubuh tidak begitu saja langsung tercipta setelah menerima vaksin pada suntikan pertama, sehingga masih rawan terpapar. Setidaknya, kekebalan tubuh dapat dilihat setelah 14 hari pasca suntikan vaksin kedua.
“Ya artinya kekebalannya belum cukup terbentuk,” kata ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari.
Selain kasus sasaran vaksin yang terpapar setelah mendapatkan suntikan pertama, tidak dipungkiri ada kasus sasaran vaksin yang terkonfirmasi positif meskipun telah mendapatkan suntikan kedua, bahkan pada saat kekebalan tubuh sudah terbentuk. Hanya saja, perbedaannya gejala yang dialami oleh sasaran vaksin yang telah terbentuk kekebalan tubuhnya cenderung ringan.
“Meskipun dia sudah punya kekebalan pun masih mungkin terkena, kan tidak 100 persen. Namun gejalanya ringan, tanpa harus dirawat, tanpa harus sesak,” tukasnya.
Dari keterangannya, vaksin tidak menjamin 100 persen setiap orang untuk tidak tertular. Vaksin merupakan upaya tambahan untuk mengurangi resiko terpapar Covid-19. (Sur)











