
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi akan berkirim surat kepada Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN), agar meninjau lokasi semburan gas dan api yang terjadi di Kampung Pal Jaya, Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Senin (22/3) lalu.
“Kami akan berkirim surat ke PGN dan DBMSDA Kabupaten Bekasi, agar segera meninjau ulang lokasi yang terjadi semburan gas dan api,” ujar Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Helmi, saat dihunungi Radar Bekasi, Kamis (25/3).
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, dalam hal ini DBMSDA, harus lebih respon terhadap apa yang terjadi di masyarakat, salah satunya mengenai semburan gas dan api ini. Namun faktanya, tidak ada respon atas kejadian tersebut.
“Seharusnya, Pemkab Bekasi melalui dinas terkait langsung turun ke lokasi semburan gas dan api itu. Tapi sangat kami sayangkan, kurangnya respon tersebut, dan menunggu ditegur dulu, baru bergerak,” sesal Helmi.
Dirinya menilai, peristiwa semburan gas dan api itu kemungkinan besar sebagai karunia dari yang Maha Kuasa. Namun politis Partai Gerindra ini tidak mau berspekulasi mengenai penyebab semburan tersebut
“Ada baiknya, DBMSDA dan pihak PGN datang langsung ke lokasi, sehingga bisa diketahui apa penyebab semburan yang terjadi,” harapnya.
Sebelumnya, Tokoh Masyarakat Kampung Pal Jaya, Desa Segara Jaya, Sulaeman menutirkan, pemerintah desa, kecamatan, polisi, dan TNI, sudah meminta kepada warga setempat, agar lubang boran yang mengeluarkan gas dan api itu diurug. Kemudian, warga memotong pipa sejajar dengan tanah, sebelum diurug. Akan tetapi, setelah diurug, masih mengeluarkan suara-suara aneh.
“Masih ada bunyi, seperti gas bocor di dalam tanah, suaranya kaya orang ngerebus air,” bebernya kepada Radar Bekasi, Rabu (24/3).
Sulaeman mengaku, di kampung tersebut memang lagi kesulitan air bersih. Sebab, air dari PDAM tidak bisa menjangkau wilayah ini. Makanya, warga disini banyak yang mengebor, agar bisa mendapatkan air bersih dari dalam tanah.
“Di sini memang kampungnya terisolir dari PDAM. Sebab, instalasi air PDAM belum masuk untuk melayani air bersih buat warga, sehingga mengandalkan air tanah dengan cara ngebor,” terangnya.
Ia menceritakan, kejadian ini berawal saat warga ada yang melakukan pengeboran secara manual. Lalu di kedalaman 20 meter, dari dalam tanah keluar gas dan api. Padahal, di kampung itu sudah dilakukan pengeboran di empat titik, dengan kedalaman 100 meter, dan yang keluar air bersih.
“Di tempat ini sudah ada yang melakukan pengeboran untuk mendapatkan air bersih sebanyak empat titik, dengan kedalaman 100 meter, dan itu keluar air bersih,” ucap Sulaeman.
Sementara itu, Babinsa Desa Segara Jaya, Peltu Ajasmad menyampaikan, pihaknya sudah melakukan penutupan lubang yang keluar gas dan api itu secara permanen menggunakan coran. Tujuan-nya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami sudah menutup lubang tersebut untuk sementara waktu dengan semen dan pasir. Di mana, kedalaman lubang mencapai satu meter,” katanya.
Dirinya mengaku, warga merasa khawatir kejadian itu bisa memicu terjadinya kebocoran di titik lain, sehingga lokasi itu dipasangi garis pembatas.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Tarumajaya, agar diteruskan kepada yang berkepentingan, sehingga bisa melakukan peninjauan ke lokasi,” tandasnya.
Sayangnya, Camat Tarumajaya, Dede, enggan menerima sambungan telepon saat Radar Bekasi mencoba meminta tanggapan perihal semburan gas disertai api, yang terjadi di wilayahnya ini. Padahal, nomor telepon-nya aktif. (pra)











