RADARBEKASI.ID, BEKASI – Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga serta mendorong asupan makan lebih teratur, namun juga bisa meminimalisir munculnya gejala penyakit tertentu.
Kepala Puskesmas Pekayonjaya, Agung Insani Firdaus, mengatakan ada sejumlah penyakit yang mampu dikendalikan selama berpuasa, mulai dari maag, tekanan darah tinggi, hingga stres.
Dijelaskannya selama puasa asupan makanan, pikiran, bisa lebih terkontrol sehingga di dalam tubuh ada perbaikan.
Itu terjadi, lanjut dia, karenaa keteraturan saat bulan puasa Ramadan yang mencapai 30 hari. Sehingga pola hidup akan jauh lebih teratur beda seperti hari-hari biasa.
Selain itu, ketika berpuasa lebih tenang karena banyak aktivitas dilakukan untuk ibadah.
“Ya maka penyakit maag, tensi, stres akan turun. Asal kita fokus dalam menjalankan ibadah puasa,” ujar Agung kapada Radar Bekasi, Selasa (13/4).
Bulan Ramadan ini dengan ibadah khusu dapat membuat pikiran lebih tenang hingga dapat meredam stres.
“Pada intinya Ramadan dapat membuat pola hidup manusia teratur jika manusia itu berpuasa di bulan Ramadan,” tukasnya.
Diketahui berdasarkan informasi dari berbagai sumber, puasa dapat meredam stres dengan cara meningkatkan pelepasan beberapa endorfin, yaitu “hormon bahagia”. Kekurangan hormon endorfin sering dikaitkan dengan gangguan depresi dan kecemasan. Selama beberapa hari pertama puasa, tubuh akan mulai melepaskan hormon “bahagia” ini. Alhasil, beberapa orang mungkin menyadari bahwa suasana hati mereka membaik.
Endorfin bukan hanya satu-satunya bahan kimia yang dapat dilepaskan saat berpuasa. Studi menunjukkan bahwa puasa juga dapat meningkatkan jumlah beberapa bahan kimia pada otak yang bertanggung jawab untuk menciptakan suasana hati yang baik, memori, dan kesejahteraan umum. Bahan kimia tersebut, antara lain serotonin, NGF, dan BDNF.
NGF adalah zat kimia yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan sel saraf. Di sisi lain, BDNF adalah protein yang merangsang neurogenesis yang menghasilkan neuron baru di otak.
Terbentuknya neuron baru ini sebagian besar terjadi di hippocampus yang merupakan area otak yang mengatur suasana hati dan proses kognitif lainnya. Jadi, dengan mengatur pertumbuhan saraf, ditambah dengan meningkatnya serotonin dapat meredam kecemasan dan stres, serta meningkatkan suasana hati secara keseluruhan. (pay/net)