
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Stasiun Kereta Api (KA) Bekasi Timur akan menjadi salah satu lokasi pengisian baterai atau charging station untuk kendaraan berbasis listrik. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat mengunjungi pameran kendaraan listrik yang diselenggarakan oleh Ditjen Perhubungan Darat bekerja sama dengan berbagai perusahaan dan komunitas di Bekasi Timur, Minggu (18/4).
Dai mengatakan, kendaraan berbasis listrik diharapkan menjadi kebutuhan massal di Indonesia. Pengembangan kendaraan listrik ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 55 tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan.
Peta jalan atau Road Map tengah disusun oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan target tahun 2030 kendaraan berbasis listrik sudah masif digunakan di Indonesia. Pihaknya meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mendirikan 20 stasiun pengisian baterai, termasuk Stasiun Bekasi Timur.
“Kita sudah buat di beberapa tempat, saya juga sudah mengirim surat kepada Dirut PLN, dan di CC menteri BUMN untuk paling tidak ada 20 titik stasiun. Termasuk stasiun Bekasi Timur ada charging stastion,” paparnya.
Setelah Perpres, Kemenhub telah menerbitkan Permenhub nomor 65 tahun 2020 tentang konversi sepeda motor listrik berbasis baterai. Kendaraan berbasis bahan vakar fosil yang ada selama ini dinilai menghadapi sejumlah permasalahan, diantaranya adalah polusi dan persediaan bahan bakar fosil yang terus menurun.
Upaya yang telah dilakukan dengan penggunaan kendaraan massal atau bus berbasis listrik melalui program Buy The Service (BTS) di sejumlah kota, yakni Surabaya, Bali, Bandung, dan Medan. Program ini dilakukan dengan membeli layanan dengan subsidi 100 persen dari operator dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
“Dan ini kaitannya dengan massage yang ketiga, bahwa kereta api adalah suatu keniscayaan angkutan massal. Artinya, angkutan kereta api akan kemana-mana, di seluruh penjuru kota, bahkan pelosok-pelosok,” tambahnya.
Untuk itu edukasi perlu dilakukan guna mendukung transportasi antar moda transportasi. Setelah turun dari kereta api, masyarakat dapat menggunakan kendaraan listrik atau transportasi massal yang juga berbasis listrik.
Sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua langsung disambangi boleh Budi sesaat setelah turun dari kereta api commuter line. Ia juga menjajal sepeda motor listrik E-Mostra buatan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) dalam negeri di lapangan stasiun.
Ia menilai kendaraan buatan UKM ini cukup baik, mulai dari bentuk hingga tenaga yang dihasilkan, serta Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang digunakan telah mencapai 50 persen.
Sebelumnya, PLN telah meluncurkan aplikasi Charge.IN yang ditujukan untuk memberi kemudahan kepada pengguna kendaraan listrik. Total telah dibangun 32 titik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), tersebar di 12 kota dan 22 lokasi.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, Menteri ESDM dan Menteri BUMN, PLN terus berpartisipasi aktif dalam mendukung ekosistem dan percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB),” ungkap Direktur Mega Project PLN, M Ikhsan Asaad dalam keterangan tertulis di laman resmi PLN.
Keberadaan SPKLU tersebut berada di kantor-kantor PLN, hingga pusat keramaian seperti pusat perbelanjaan. Selain SPKLU juga terdapat Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 33 lokasi, yakni di Banten, Bandung, dan Bali.
Pada tahun 2031 mendatang, ditarget ada sebanyak 31.866 SPKLU yang melayani 327.681 kendaraan listrik. Diprediksi ada 4,6 juta kendaraan listrik roda dua di Indonesia. (Sur)









