Berita Bekasi Nomor Satu

Pulihkan Industri Fesyen Muslim

PERAGAAN BUSANA : Sejumlah model tampil pada acara peragaan busana Muslim Fasion Festival (Muffest) di Grand Galaxy Park, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (16/4). Acara tersebut belrangsung 15 hingga 25 April mendatang. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Usai sukses diselenggarakan di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya, pekan ini Muslim Fashion Festival (Muffest) hadir di kota keempat, yaitu Kota Bekasi yang bertempat di Grand Galaxy Park Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi.

Muffest dihelat 15 hingga 25 April 2021. Penyelenggarana itu juga untuk mendukung pemulihan industri fesyen muslim yang terdampak pandemi. Selain itu juga membantu keberlangsungan pelaku bisnis fesyen muslim, mulai dari desainer hingga UKM. Khususnya dalam menangkap peluang pasar yang begitu besar di momen Ramadan dan Lebaran.

Tahun ini Muffest mengusung tema “Recovery for Fashion Industry” diselenggarakan secara hybrid di lima kota besar untuk menjangkau khalayak lebih luas.

General Manager of Dyandra Promosindo, Apriani mengatakan, penyelenggaraan Muffest Bekasi diharapkan dapat mengejar kesuksesan di tiga kota sebelumnya yang memberikan hasil positif.

“Pelaksanaan Muffest di Kota Kasablanka, Jakarta pada tanggal 18-28 Maret 2021 diikuti oleh 100 brand pameran dan berhasil mendatangkan 51.000 pengunjung dengan nilai transaksi mencapai Rp6,5 miliar, baik secara retail maupun B2B (Business to Business),” kata Apriani kepada Radar Bekasi.

Selanjutnya, pelaksanaan Muffest Yogyakarta pada tanggal 31 Maret-11 April 2021 diikuti oleh 44 peserta dan menarik 23.000 pengunjung dengan nilai transaksi Rp2,5 miliar. Kemudian, pelaksanaan Muffest Surabaya pada tanggal 1-11 April 2021 diikuti oleh 61 peserta dan menarik 25.000 pengunjung dengan nilai transaksi Rp2,3 miliar.

“Kita harap di Kota Bekasi Muffest yang kita selenggarakan 15 sampai 25 April dapat menarik pengunjung sebanyak-banyaknya,” ucapnya.

Setelah dari Kota Bekasi, pihaknya akan lanjut ke Kota Bandung, kemudian di Gandaria City Jakarta. Selain itu, Kota Bekasi dinilai sangat tinggi animo terhadap fashion.

“Alhamdulillah dua hari berjalan animo masyarakat untuk datang ke Muffest, sangat luar biasa,” terangnya.

Sebab, kata dia momentumnya juga sangat pas. Di bulan Ramadan, pihaknya menyiapkan 50 brand dan 10 desainer. Diharapkannya kedepan fashion muslim terus berkembang. ”Kita harap Ramadan ini bisa meningkatkan UMKM dan pelaku usaha lainnya di fashion muslim,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Dinas Pariwisata Budaya Kota Bekasi, Mas Sriwati sebagai perwakilan dari Pemerintah Kota Bekasi turut mendukung penyelenggaraan Muffest di Kota Bekasi.

“Kami sangat mengapresiasi Bekasi disandingkan dengan kota-kota besar lain yang menjadi tempat penyelenggaraan Muffest 2021,” kata dia.

Ia juga mengaku, Industri MICE sangat terdampak pandemi, bukan hanya di Kota Bekasi, tapi seluruh Indonesia. Para pelaku usaha tidak boleh mundur dari kondisi ini, semua harus berjuang bersama.

Pemulihan perekonomian harus dibangkitkan demi majunya, bergeraknya, hidupnya Kota Bekasi. Ia berharap Muffest dapat mengangkat potensi Ekraf sektor fesyen di Kota Bekasi yang ke depannya dapat lebih dikembangkan.

“Kita berharap Muffest tidak hanya dilaksanakan di bulan Ramadan saja, tetapi secara berkelanjutan, dan dijadwalkan menjadi calendar of event di Kota Bekasi setiap tahun, mengingat potensi Bekasi sebagai destinasi wisata belanja yang memiliki 10 pusat perbelanjaan yang besar.” tukasnya.

Sementara itu di tempat yang sama, Advisory Board Indonesian Fashion Chamber (IFC), Taruna Kusmayadi menyatakan, Indonesian Fashion Chamber berkomitmen bahwa kami harus memajukan industri fesyen muslim di Indonesia karena 10 tahun lalu, pihaknya bersama empat Kementerian menandatangai MoU untuk membuat Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia.

Dengan itu, IFC selalu berupaya untuk memajukan industri fesyen muslim di Indonesia setiap tahunnya, salah satunya adalah Muffest.

IFC memiliki 230 anggota desainer yang memiliki workshop, pabrik, dan karyawan. Jadi, sebetulnya IFC adalah backbone dari contoh atau prototype fesyen, termasuk fesyen muslim di Indonesia. Bentuk fesyen muslim Indonesia datang dari desainer-desainer yang ada di IFC.

“Apa yang ada di balik mereka adalah industri, yang menjadi lokomotif, agen perubahan dari bentukan fesyen muslim Indonesia setiap tahunnya. Ini penting sekali, yang akhirnya diadaptasi oleh industri besar seperti garmen di Indonesia.” singkatnya.

Muffest Bekasi nantinya akan diakhiri dengan trunk show karya desainer ternama fesyen muslim dan modest Indonesia, yaitu Rineereo, Chaera Lee, Hannie Hananto, Najua Yanti, Rahmaika, Vee House by Alvy Oktrsini, Nura Boutique by Oewi Wahyono, Rosie Rahmadi, Irna Mutiara, dan Odyssey by Opie Ovie.

Kehadiran Muffest Bekasi disambut positif oleh para desainer dan pelaku usaha maupun konsumen fesyen muslim, bukan hanya yang berbasis di kota industri ini namun juga kota-kota lainnya. Melalui pameran dan trunk show di MUFFEST, para pelaku kreatif dan usaha berharap dapat menggiatkan kembali pasar busana muslim di tanah air, khususnya momen yang potensial yaitu bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Desainer Chaera Lee selaku Person in Charge Muffest Grand Galaxy Park Bekasi menjelaskan. Dengan seluruh keterbatasan di masa pandemi tentunya menuntut mereka untuk lebih semangat, lebih kreatif serta inovatif dalam menghasilkan karya-karya dan produk-produk yang dibutuhkan dan dapat diterima oleh masyarakat.

“Alhamdulillah, untuk pertama kalinya Muffest diadakan di kota Bekasi dan beberapa kota besar lainnya, tentunya dapat membantu kami meningkatkan daya jual produk di masa pandemi ini dan pemulihan ekonomi nasional melalui sektor industri fesyen di tanah air,” terangnya.

Diharapkan dengan hadirnya Muffest di Kota Bekasi dapat membangkitkan semangat positif dan optimisme, tidak hanya bagi pecinta fesyen tetapi juga bagi seluruh pelaku industri fesyen muslim di masa pandemi.

“Sebagai pengusaha fesyen muslim, kita tetap semangat dan harus beradaptasi dengan pandemi, karena secara bisnis kita harus tetap berjalan, kita tetap harus memperjuangkan supaya ekonomi terus berjalan,” ucapnya.

Desainer, Irna Mutiara mengaku, dengan penyelenggaraan Muffest di berbagai kota dan secara hybrid, baik daring maupun luring, harapannya bisa menjadi solusi bagi pebisnis fesyen untuk bisa menampilkan karyanya melalui trunkshow dan juga bisa berjualan melalui pameran sehingga ekonomi dan bisnis terus berputar.

“Alhamdulillah, pengalaman saya, di hari pertama pameran, baru buka sudah ada pembeli yang borong. Di Muffest, masyarakat dapat memilih produk yang bagus dan berkualitas dari para desainer fesyen muslim Indonesia dengan harga yang affordable,” ungkapnya. (pay)