Berita Bekasi Nomor Satu

Ditantang Debat Jozeph ‘Nabi’ ke-26, Menag Gus Yaqut Bilang Begini

Jozeph Paul Zhang. FOTO: FACEBOOK
Jozeph Paul Zhang. FOTO: FACEBOOK

RADARBEKASI.ID, JAKARTA-Jozeph Paul Zhang dalam beberapa hari terakhir ini menjadi bahan perbincangan masyarakat. Hal ini di karenakan ucapannya yang dinilai menistakan agama Islam serta mengaku sebagai nabi ke-26.

Dalam hal ini dia menyinggung puasa yang dilakukan umat Islam di bulan Ramadan. Ia mengatakan bahwa orang Islam yang berpuasa, tetapi dia juga yang ikut merasakan kelaparan.

Bahkan, baru-baru ini dia menuturkan bahwa apa yang diucapkannya tidak perlu dibawa ke hati. Dia merasa bahwa itu hanya sebuah guyonan saja. Bahkan, ia menantang debat Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Ia berkata pemahaman agama Menag masih rendah karena menganggap serius omongannya.

Menanggapi hal tersebut, Gus Menteri, panggilan akrab Menag pun memberikan jawaban atas pernyataan Jozeph Paul Zhang. Kata dia, dibandingkan berdebat, lebih baik Jozeph bertanggung jawab atas perbuatannya.

“Wong dia mempertanggungjawabkan yang dia omongkan saja nggak berani, kok nantang debat,” ungkapnya kepada JawaPos.com, Rabu (21/4/2021).

Ia juga mengimbau agar tidak terlalu mempublikasi orang ini. Sebab, menurutnya hanya akan memporakporandakan kerukunan antar umat beragama bangsa Indonesia.

“Nggak ada baiknya untuk negara ini. Cuma merusak saja,” tandasnya.

Seperti diketahui, dia mengatakan kalau apa yang dia sampaikan seharusnya tidak usah sampai bikin sakit hati. “Siapa yang sakit hati sama saya? Ketua MUI, Menteri Agama, siapa lagi? Kalau memang sakit hati, berarti kadar keimannya masih cetek,’’ ujarnya melalui Zoom Meeting, Selasa (20/4/2021) tengah malam.

Dia pun secara khusus menantang Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut untuk berdebat mengenai keagamaan. ’’Kalau Gus Yaqut, Ketua MUI dan ketua PBNU benar-benar berilmu agama tinggi, maka ucapan saya ini akan dianggap guyonan saja, untuk mentertawakan diri sendiri, dan bahkan bisa mendidik umat untuk belajar memahami orang lain,’’ urainya. (jpc)