Berita Bekasi Nomor Satu

Gawai Rusak, Siswa US Luring

US-LURING
UJIAN: Siswa SDN Jakasetia 1 Kota Bekasi mengikuti US secara luring, Selasa (20/4). FOTO: DEWI WARDAH/RADAR BEKASI
US-LURING
UJIAN: Siswa SDN Jakasetia 1 Kota Bekasi mengikuti US secara luring, Selasa (20/4). FOTO: DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah siswa mengikuti Ujian Sekolah (US) secara luring di sekolah. Alasannya beragam, mulai dari gawai yang rusak hingga jaringan lemot sehingga tak bisa mengikuti ujian secara daring.

Pelaksanaan US SD pada masa pandemi Covid-19 ini dapat dimulai pada rentan waktu 19 – 30 April 2021. Saat ini, sebagian besar sekolah sudah memulainya pada 19 – 22 April 2021.

Sementara, beberapa sekolah akan melaksanakannya pada 26-29 April 2021. Ujian dapat dilaksanakan secara daring maupun luring, disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.

Siswa kelas VI SDN Jakasetia 1 Kota Bekasi Heru Anwar mengungkapkan, dirinya mengikuti US secara daring lantaran gawai milik orang tuanya yang biasa digunakan untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mendadak tak bisa gunakan.

“Selama ini untuk belajar di rumah pake hape ibu. Tapi pas mau US hape ibu rusak, jadi guru nyuruh saya untuk US di sekolah biar gak ketinggalan,” ungkapnya kepada Radar Bekasi, Selasa  (20/4).

Heru mengikuti US secara luring di sekolah bersama satu orang teman sekelasnya. Selain menambah semangat, dirinya mengaku senang dapat mengerjakan soal ujian di sekolah karena tak khawatir terkendala jaringan internet.

“Saya malah senang bisa ngerjain di sekolah, jadi gak takut ketinggalan ataupun gak bisa ngerjain soal. Karena soalnya udah ada gak musti nunggu jaringan internet lagi,” ungkapnya.

Siswa lainnya, Dimas Reza Mukti mengaku, pada hari pertama US dirinya sempat melaksanakan secara daring. Namun karena terkendala jaringan, orang tuanya menyarankan mengikuti ujian secara luring di sekolah.

“Waktu hari pertama masih daring, tapi tadi di hari kedua hape bapak saya lama banget, jadi saya memilih untuk luring,” ungkapnya.

Jaringan yang lemot di tempat tinggalnya membuat Dimas tak semangat mengerjakan soal ujian. Oleh karena itu, dirinya akan mengikuti US secara luring sampai selesai tersebut.

“Saya mau luring aja sampai pelaksanaan US selesai biar aman dan tidak ada masalah dalam jaringan yang lemot,” tuturnya.

Kepala SDN Jakasetia 1 Kota Bekasi Ade Saepuloh mengatakan, US yang telah dimulai di sekolah yang dipimpinnya dilaksanakan secara daring maupun luring.

Sebelumnya pihak sekolah sudah merencanakan pelaksanaan US secara daring sepenuhnya. Namun, beberapa siswa terkendala gawai sebagai sarana pendukung ujian.

“Sebenarnya kami sudah merencanakan US daring secara menyeluruh, karena waktu itu belum diizinkan melaksanakan tatap muka. Pada minggu kemarin tepatnya Jumat, sekolah kami baru diizinkan untuk melaksanakan ATHB-SP. Makanya siswa yang tidak memiliki gadget kami suruh hadir, anggap aja kita lagi melaksanakan ATHB-SP,” jelasnya.

US di SDN Jakasetia 1 Kota Bekasi diikuti oleh 74 siswa.  Rinciannya, 72 siswa melaksanakannya secara daring dan 2 siswa secara luring karena terkendala perangkat pendukung.

Waktu pelaksanaan US baik secara daring maupun luring diselenggarakan secara bersamaan mulai pukul 07.30 – 11.00 WIB.

Waktu pelaksanaan US baik secara daring maupun luring diselenggarakan secara bersamaan mulai pukul 07.30 – 11.00 WIB. US secara luring dilaksanakan sesuai dengan peraturan pelaksanaan ujian. Seperti memakai seragam sekolah, membawa kartu dan perlengkapan alat tulis serta diawasi oleh 2 pengawas guru.

“Prokes tetap kami terapkan. Untuk mekanisme pelaksanaannya sama dengan ujian pada umumnya, memakai seragam, membawa kartu ujian dan diawasi oleh 2 guru meskipun siswanya hanya 2,” ujarnya.

US di SDN Kota Baru IX Bekasi dilaksanakan sepenuhnya secara luring dengan diikuti 79 siswa. Guru kelas VI SDN Kota Baru IX Bekasi Nugraheni Rachmawati mengungkapkan, US digelar secara luring setelah sekolah tempatnya mengajar diizinkan melaksanakan ATHB-SP.

“Alhamdulillah kami melaksanakan US luring untuk seluruh siswa secara menyeluruh, dan orang tua juga mengizinkan semuanya,” ungkapnya.

Dengan mekanisme pelaksanaan satu kelas diisi oleh 15 orang siswa dan diawasi oleh 2 pengawas, pelaksanaan US diselenggarakan sama seperti ujian pada umumnya.

“Prokes tetap kami jaga dengan prosedur pelaksanaan sesuai dengan peraturan,” ucapnya.

Menurutnya, pelaksanaan US secara luring dapat mempermudah pengawasan guru kepada siswa. Pihak sekolah tidak perlu kwatir dengan ketidakpenuhan sarana yang dimiliki siswa.

“Kami lebih mudah untuk mengawasi, kami juga tidak dikwatirkan kepada siswa yang tidak memiliki gadget. Jadi inssyallah aman semua,” tukasnya. (dew)