RADARBEKASI.ID, BEKASI – Puluhan santri yang berasal dari Yayasan As-Shofiani Ahmadi, Ponpres Yatim Dhuafa dan Anak Terlantar, di Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, mengalami keracunan massal usai memakan hidangan saat berbuka puasa, Selasa (27/4).
Sekretaris Desa Sukaringin Markim Sariputra mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti mengenai keracunan massal itu karena tidak ada informasi. Meski demikian, dari informasi yang ia peroleh para santri itu memakan lontong saat berbuka puasa.
“Informasinya saat buka puasa, para santri ini pada makan lontong,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Rabu (28/4).
Dijelaskan Markim, jumlah para santri di Ponpres itu sekitar 80 orang. Saat kejadian, para santri semuanya mengalami mual-mual. Namun, dari 80 santri, tidak semua dirawat karena ada sebagaian yang hanya diberikan obat-obatan saja. Hingga berita ini ditulis, masih ada lima santri yang masih dirawat di klinik.
“Jumlahnya hampir 80-an orang, dan memang tidak semua santri dirawat, ada yang hanya diberikan obat, tapi ada juga yang harus di impus. Saat ini hanya tinggal lima orang santri yang masih menjalani perawatan,” terangnya.
Lanjut Markim, pihak desa sudah mendatangi klinik tempat para santri dirawat, untuk melihat kondisinya. Kata dia, pihaknya juga akan mendatangi Ponpres para santri ini, untuk meminta keterangan perihal kejadian itu.
“Kami sudah meninjau ke klinik tempat santri dirawat. Kemudian, kami berencana untuk mendatangi ponpres tersebut untuk meminta keterangan, apa penyebab anak-anak itu keracunan,” terang Markim.
Sementara itu, Kapolsek Tambelang, AKP Shodirin mengaku, pihaknya belum mendapat informasi terkait peristiwa keracunan santri secara massal. Sehingga, dirinya belum bisa memberi keterangan perihal kejadian itu.
“Belum ada laporan ke Polsek. Makanya saya belum bisa memberi keterangan. Nanti akan kami selidiki dulu, setelah itu baru bisa disampaikan kepada awak media,” janji Shodirin.
Hingga berita ini ditulis, pengurus Yayasan As-Shofiani Ahmadi, Ponpres Yatim Dhuafa dan Anak Terlantar, belum ada yang bisa dimintai kometar mengenai keracunan masal yang menimpa para santri tersebut. (pra)