RADARBEKASI.ID, CIKARANG – Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat Bambang Rianto berserta jajaran, mengunjungi pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia yang berlokasi di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi, Rabu (28/4).
Dalam kunjungan tersebut, kepala dinas meninjau langsung fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Asia Tenggara, yang September 2020 lalu diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Kunjungan tim dari Dinas ESDM kali ini dalam rangka mengetahui lebih jauh mengenai fasilitas PLTS yang ada di CCAI.
“Kami mengapresiasi langkah Coca-Cola Amatil Indonesia atas pengembangan inisiatif instalasi PLTS karena langkah ini sejalan dengan spirit pemerintah dalam rangka memenuhi target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT),” ujar Bambang.
Ia menambahkan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang mendorong industri lain menerapkan hal serupa yang diterapkan CCAI dalam hal pengimplementasian PLTS. Untuk itu, dirinya berharap, dengan langkah yang dilakukan CCAI ini dapat meningkatkan jumlah perusahaan yang menerapkan inisiatif-inisiatif ataupun program terkait EBT demi keberlanjutan lingkungan hidup.
Di kesempatan yang sama, pihak CCAI pun mengungkapkan apresiasinya atas dukungan penuh pemerintah. Sebagai mitra kerja yang sinergis, Dinas ESDM Provinsi Jabar senantiasa membantu perusahaan mewujudkan komitmen-komitmen keberlanjutannya.
“Sejak lama, Dinas ESDM merupakan mitra kerja yang sangat penting bagi CCAI. Tanpa adanya dukungan dari dinas, akan sulit bagi kami untuk dapat mencapai titik seperti saat ini,” ujar Plant Operation Manager CCAI Delijal.
Secara khusus, kunjungan ini juga dimanfaatkan Dinas ESDM untuk mengetahui bagaimana proses pemasangan PLTS, jumlah investasi, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan proyek tersebut.
Pada September 2020, PLTS seluas 72.000 meter persegi diresmikan di fasilitas pabrik CCAI di Cikarang Barat. Dengan nilai investasi sebesar USD5,8 juta (Rp87 miliar), fasilitas ini menjadi atap panel surya terbesar yang dipasang di fasilitas produksi kedua di Asia Pasifik dan keempat di dunia.
Panel surya ini dapat menghasilkan 9,6 juta kWh listrik per tahun, jumlah yang dibutuhkan untuk dapat mengurangi emisi karbon sebesar 8,9 juta kilogram per tahun. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Coca-Cola Amatil secara grup dalam mendukung komitmen pemerintah untuk mengurangi dampak pemanasan global dan emisi dengan cara pemenuhan minimal 60 persen energi perusahaan berasal dari sumber energi terbarukan dan rendah emisi. Langkah ini juga merupakan dukungan kepada pemerintah Indonesia yang berambisi mengurangi emisi gas rumah kaca (greenhouse gas /GHG) sebanyak 29 persen atau setara dengan 314 juta ton karbondioksida hingga 2030. (oke)