Berita Bekasi Nomor Satu

Penjualan Kue Lebaran Lesu

OMSET MENURUN : Pekerja merapikan kemasan kue lebaran di Toko Kue kawasan Perumnas III, Arenjaya, Bekasi Timur, Kamis (29/4). Penjualan diklaim menurun lebih dari 50 persen. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
OMSET MENURUN : Pekerja merapikan kemasan kue lebaran di Toko Kue kawasan Perumnas III, Arenjaya, Bekasi Timur, Kamis (29/4). Penjualan diklaim menurun lebih dari 50 persen. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perayaan Hari Raya Idul Fitri di tengah pandemi Covid-19 memang dirasakan betul dampaknya. Terbatasnya pertemuan antar warga juga berimbas ke sektor sosial dan ekonomi.

Termasuk pedagang makanan atau kue lebaran yang biasa diburu warga untuk menjamu sanak keluarga di momen Hari Raya.

Biasanya sejak awal Ramadan sejumlah kue kering kerap diburu warga sebagai camilan usai berbuka puasa hingga persiapan kebutuhan jelang Hari Raya Idul Fitri.

Namun, saat ini penjualan diklaim menurun. Berbeda dengan kondisi sebelu adanya pandemi Covid-19.

Asep Dian (46), pemilik Toko Kue Kiki di Jalan Nusantara Raya, Kelurahan Arenjaya, Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi, mengatakan daya beli masyarakat menurun.

“Kalau dari perbandingan daya beli masih bagus tahun lalu atau Ramadan lalu ya. Meski sedang gencarnya waktu itu Covid-19,” kata Asep yang berjulan kue sejak 1985 mula di Pasar Baru Bekasi, Kamis (29/4).

Sedangkan, untuk berjualan di Jalan Nusantara Raya dikatakannya, baru lima tahun berjalan. Dia juga mengaku, tahun 2020 lalu bisa menjual paket kue lebaran hingga 5.000 paket. Sedang sekarang meski sudah memasuki hari ke 17 puasa, dari stok 1.000 paket hanya beberapa saja yang terjual.

“Tahun lalu sih dari awal hingga akhir puasa selalu ngirim paket kue lebaran. Kalau sekarang baru sekali ngirim dan untuk mengambil lagi saya belum berani, karena pasarannya sangat sepi,” ujarnya.

Sebagai distributor, yang memiliki tujuh cabang, lesunya penjualan diakuinya merata sejak awal Ramadan.

Ia juga tak mau ambil risiko dengan membatasi jumlah barang dagangan, khususnya kue lebaran, karena tidak bisa ditukar atau dikembali ketika tak laku dijual.

“Yang datang ke kita belanja dari semua kalangan ya. Ada pengecer, pembeli langsung dan lainnya,” imbuhnya.

Sejauh ini untuk produk yang ia jual ada yang ia produksi sendiri, juga ada yang dipasok dari penjual lain.

Kue hasil produksi sendiri berupa, kue semprong, kue bawang, stick bawang, serta biji ketapang. Penjualan kue produksinya juga tak seramai momen Ramadan sebelumnya.

Tidak hanya sepi pembeli, omsetnya pun saat ini menurun drastis. Yang biasanya satu hari mencapai Rp10 juta hingga Rp70 juta sekarang di bawah Rp10 juta.

“Ya memang kalau situasi sekarang ini sudah agak lebih baik. Tapi kalau untuk omset dan penjulan sekarang ini kurang baik. Kalau pedagang seperti saya ini memang momennya hanya satu tahun sekali. Tapi mau gimana lagi saya akan tetap berjulan agar kebutuhan kita terpenuhi,” tukasnya. (pay)