Berita Bekasi Nomor Satu

33 Perusahaan Incar Pengelolaan Sampah

ILUSTRASI: Pemulung beraktivitas di TPA Sumur Batu, Kota Bekasi, belum lama ini. Program pengelolaan sampah menjadi energi tengah dibidik Pemkot Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
ILUSTRASI: Pemulung beraktivitas di TPA Sumur Batu, Kota Bekasi, belum lama ini. Program pengelolaan sampah menjadi energi tengah dibidik Pemkot Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Feasibility Study (FS) masih dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi terkait rencana pengelolaan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan.

Kepala DLH Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, finalisasi FS atau studi kelayakan disebut akan rampung dalam waktu dekat.

“FS nya selesai dua pekan lagi ya. Sekarang sedang di proses oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi),” kata Yayan saat dihubungi Radar Bekasi, Selasa (18/5).

Setelah FS nya selesai, lanjut Yayan, nantinya akan dilelangkan untuk mencari pihak ketiga atau mitra yang akan mengelolah sampah menjadi energi listrik.

Hingga saat ini, pihak ketiga yang nantinya akan ikut serta dalam lelang mencapai 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut mereka berminat untuk mengelola sampah menjadi energi listrik.

“Nanti tinggal dipilih yang terbaik dari 33 perusahaan yang ikut lelang. Karena layak atau tidaknya perusahaan akan ditentukan saat lelang. Perusahaan harus menunjukan dan harus memiliki fainansial nya, teknologinya, itu yang akan di uji saat lelang berlangsung,” ucapnya.

Belum lama ini pihaknya juga mengaku sudah mengadakan giat market sounding terkait proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik.

Rapat yang diadakan di ruang Nonon Sonthanie dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kemasyarakatan, Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat, Kepala Bappelitbangda, Kepala DLH, Kepala BPKAD, Kepala Disperkimtan, Kepala DBMSDA, Kepala Distaru serta OPD terkait dan mengikutsertakan 33 perusahaan yang ada.

Ia juga mengaku, metodologi pengolahan sampah menghasilkan energi listrik (PSEL) memberikan peluang untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Pengurangannya diklaim untuk volume yang besar atau signifikan dan diolah kembali menjadi energi dan memiliki manfaat. Hal itu yang mendorong perlunya membangun dan mengoperasikan fasilitas PSEL.

Proyek ini memiliki tujuan membangun fasilitas pengolahan sampah dengan menghasilkan energi listrik di Kota Bekasi yang bekerjasama dengan pihak ketiga (swasta).

Lokasi proyek itu sendiri bertempat di Sumur Batu yang berdampingan dengan lokasi TPA Sumur Batu dan TPST Bantargebang. Lokasi ini sesuai dengan rencana perluasan dan pengembangan TPA sesuai dengan SK Wali Kota No.658.12/kep.377/dinsih/VI/2016.

Pembangunan proyek sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Kota Bekasi dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama kapasitas PSEL yang akan dibangun adalah 800 ton per hari, berikutnya diharapkan tiga kali lipatnya perhari. Pembangunan PSEL Kota Bekasi tahap pertama sebanyak 800 ton per hari direncanakan selesai dalam waktu 30 bulan termasuk komisioning.

Teknologi pembakaran yang diterapkan pada proyek PSEL Kota Bekasi adalah “Thermal Treatment Technologi” menggunakan Moving Grate Incineration (MGI), dimana teknologi ini paling terbukti untuk pemusnahan sampah perkotaan secara cepat.

“Meskipun PSEL di Kota Bekasi ini dirancang untuk proyek sampah menjadi energi tetapi terbuka bagi masing-masing calon investor untuk mengusulkan sistem sendiri,” terangnya.

Lebih lanjut, setalah ada pemenang lelang, untuk proses pembuatan atau konstruksi pengelolaannya akan memakan waktu paling lambat dua tahun.

Namun, itu baru konstruksinya saja. Apabila sudah rampung dan berjalan, nantinya produksi energi listrik yang akan di hasilkan sekitar 13,5 Mega Watt.

“Sementara ini kita akan menunggu FS nya selesai dalam dua pekan. Setelah itu FS nya selesai baru akan di lelang. Dan kemudian barulah akan di kelola oleh pihak ketiga. Ya karena sekarang finalisasi masih berlanjut ya,” tutupnya. (pay)