Berita Bekasi Nomor Satu

Buka-Tutup Masker dengan Perintah Suara

UNIK: Megandi (23) mengenakan protitipe mesin pembuka dan penutup masker otomatis hasil karyanya. AHMAD PAIRUDZ/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pandemi Covid-19 tak menghambat Megandi (23) untuk berkreasi. Justru ide menciptakan prototipe mesin pembuka dan penutup masker muncul atas dasar keinginannya mengkampanyekan pentingnya penggunaan masker untuk menekan penyebaran Covid-19. Seperti apa?, berikut laporannya.

AHMAD PAIRUDZ
Pondokgede

Unik, dengan alat sederhana prototipe mesin pembuka dan penutup masker berhasil dibuat Megandi(23) dalam waktu sepuluh hari.

Ya ide pembuatan itu sebenarnya muncul sejak Desember 2020 lalu. Pria yang juga
pegawai freelance iOS developer ini baru mulai merealisasikan idenya bulan Mei 2021 ini.

Alat seperti stik eskrim, masker, sapu lidi, lem perekat dan sejumlah komponen elektronika digunakan serta didukung alat komunikasi iPhone dan proses pemrograman atau pembuatan aplikasi. Sehingga, buka-tutup masker hanya melalui perintah suara menggunakan handphone.

Pemuda yang tinggal di Jalan Raya Hankam Pondokgede nomor 45 Jatirahayu, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi ini mengaku, ide itu muncul atas dasar keinginannya mengkampanyekan penggunaan masker untuk khalayak dan rekan terdekatnya.

Jika kampanye hanya menggunakan lisan atau tulisan diakuinya tak banyak menarik perhatian dan berpengaruh. Sehingga ia ingin menunjukan keunikan dan hal yang beda.

“Jadi sekarang kawan-kawan saya di sekitar itu jadi lebih sadar untuk memakai masker. Jadi inget terus untuk memakai masker,” ucapnya kepada Radar Bekasi Selasa (18/5).

Disamping itu, dibuatnya prototipe masker otomatis untuk mencegah kontak langsung tangan dengan masker. Menghindari kemungkinan perpindahan virus dari media tangan ke masker.

Dijelaskannya, lama pembuatan aplikasi dan alat-alat pendukungnya, hanya memakan waktu sepuliuh hari. Itu pun dikerjakannya apabila ada waktu luang saja. “Kurang lebih awal pembuatan alat buka tutup masker dengan aplikasi seperti itu,” ujarnya.

Meski begitu ia mengakui bahwa yang dibuat baru sebatas contoh bukan produk yang bisa langsung dipakai oleh masyarakat dan perlu pengembangan agar lebih efektif penggunaanya.

“Ibaratnya kalau mau bangun rumah, itu tuh masih sketsa doang belum jadi. Dan masih prototipe sebutannya,” imbuhnya.

“Dalam pembuatan saya sendiri yang membuat. Harganya pun yang saya habiskan hanya Rp100 ribu aja. Untuk sementara ini yang saya buat baru hanya di iPhone saja. Untuk handphone lain belum bisa, karena ini masih prototipe,” terangnya.

Ia tetap ingin mengembangkan karyanya tersebut. Ia juga berharap, masyarakat dapat melihat video penggunaannya dan teredukasi pentingnya penggunaan masker.

Mengingat, cara yang paling mudah untuk menekan pandemi Covid-19 dengan disiplin menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan (Prokes).

“Saya harap seperti itu sih, saya harap juga mungkin ada inovasi dari orang lain tentang penggunaan masker. Atau mungkin bisa berkolaborasi dengan saya agar menggunakan masker lebih efisien dan nyaman,” harap dia.

Terkait prototipe mesin dan aplikasi yang dibuatnya, ia hanya ingin menggunakan dahulu secara pribadi, karena masih banyak yang harus diperbaiki.

“Intinya saya akan terbuka jika ada yang mau berkolaborasi dengan saya. Karena yang saya buat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memakai masker,” tutupnya. (*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin