Berita Bekasi Nomor Satu

Menlu Retno Sebut Agresi Israel Sebagai Penjajahan

Menlu Retno Marsudi menyebut konflik Israel-Palestina tersebut sebagai penjajahan dan penindasan. (Antara Photo)

RADARBEKASI.ID, – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerukan perjuangan bagi keadilan masyarakat Palestina untuk menyelamatkan nyawa mereka yang tidak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak. Menlu Retno menyebut konflik tersebut sebagai penjajahan dan penindasan.

Menurutnya keamanan dan kesejahteraan manusia selalu menjadi prioritas utama kita. Menlu Retno mengetuk pintu hati siapapun melihat penderitaan para korban di Palestina.
“Saya yakin bahwa kita semua tersentuh ketika melihat gambar-gambar bayi berusia dua bulan yang terluka dan dikeluarkan dari reruntuhan disaat keluarganya terbaring tanpa nyawa,” katanya dalam Pertemuan Majelis Umum PBB mengenai Palestina, Kamis malam (20/5/2021).
Kita semua memahami bahwa konflik ini bersifat asimetris, antara Israel, negara penjajah dan penindas dan bangsa Palestina, yang diduduki, yang terus menerus ditindas. Penjajahan adalah inti masalahnya,” tambahnya.

Menlu Retno menyebut masyarakat internasional berutang kepada bangsa Palestina. Sebuah kemerdekaan bangsa Palestina yang terus tertunda, untuk hidup berdampingan dan setara dengan kita semua.

“Pendudukan dan agresi Israel yang terus berlangsung tidak hanya patut dikecam tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran berat hukum internasional yang memerlukan aksi dari kita,” katanya.

Dia berharap internasional harus dapat mencegah terulangnya kejahatan ini di masa depan. Dalam hal ini, Majelis Umum PBB harus menyerukan didirikannya keberadaan internasional di Al-Quds untuk mengawasi dan memastikan keselamatan rakyat di wilayah pendudukan, untuk melindungi status kompleks Al-Haram Al-Sharif, tempat suci untuk tiga agama.

“Memastikan akses kemanusiaan dan pelindungan rakyat sipil. Tanggung jawab utama kita adalah untuk menyelamatkan nyawa. Saya menyerukan Majelis Umum PBB, bersama dengan Badan PBB yang terkait dan pihak lain, untuk meningkatkan upayanya dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang terdampak,” katanya.

Majelis Umum PBB menurutnya memiliki tanggung jawab moral dan politik untuk memastikan agar negosiasi perdamaian dapat terlaksana.

“Kita harus menghentikan upaya sistematis negara penjajah yang bisa saja tidak meyisakan apapun untuk dirundingkan. Kita tidak dapat membiarkan bangsa Palestina kehilangan pilihannya dan menerima ketidakadilan sepanjang hidupnya,” ungkap Menlu Retno. (jpc)