Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Daya Tampung Terbatas

Illustrasi : Orang tua mendampingi anaknya mendaftar peserta didik baru di SMA N 17 Bekasi, Senin (7/6). Dihari pertama pendaftaran peserta didik baru masih terpantau sepi, pendaftaran berlangsung hingga 11 Juni 2021. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
DAFTAR PPDB : Orang tua mendampingi anaknya mendaftar peserta didik baru di SMA N 17 Bekasi, Senin (7/6). Dihari pertama pendaftaran peserta didik baru masih terpantau sepi, pendaftaran berlangsung hingga 11 Juni 2021. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Hari pertama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online untuk tingkat Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/K) di Bekasi berlangsung lengang. Kondisi ini berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, persentase jumlah kursi di sekolah negeri baik SMA maupun SMK masih lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah swasta, 58 persen jumlah lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota dan Kabupaten Bekasi harus melanjutkan pendidikan di bangku sekolah swasta.

Pantauan Radar Bekasi di beberapa sekolah SMA dan SMP asal siswa, situasi masih cukup lengang. Diketahui, Petunjuk Teknis (Juknis) PPDB online SMA/K memungkinkan calon siswa untuk mendaftar di sekolah asal, sekolah tujuan, atau mandiri.

Untuk dapat mendaftar secara mandiri, siswa harus memastikan dirinya sudah mendapatkan akun pada sistem PPDB online dari sekolah asal (SMP). Situasi hari pertama ini diduga lantaran calon siswa atau orang tua masih memastikan informasi dan melengkapi persyaratan yang harus disiapkan.

“Betul (pendaftar di sekolah sepi), karena ada waktu yang panjang, gelombang satu 7 sampai 11 Juni untuk mempersiapkan administrasi penunjang, dan ada gelombang, untuk zonasi (SMA) ada di gelombang kedua,” kata Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat wilayah III, Asep Sudarsono, Senin (7/6).

Perbedaan antara jalur yang tersedia pada gelombang pertama di tingkat SMA, zonasi dimulai pada tahap kedua. Sementara di tingkat SMK, jalur prioritas terdekat dimulai pada tahap pertama. Jalur zonasi pada tingkat SMA diperkirakan banyak diminati lantaran seleksi untuk masuk sekolah tujuan hanya berdasarkan jarak rumah ke sekolah.

Sementara untuk SMK, prioritas jarak terdekat bergantung pada kompetensi keahlian yang diminati oleh calon siswa, tidak semua sekolah terdekat memiliki kompetensi keahlian yang diminati. Ditambah dengan persentase kuota prioritas jarak terdekat pada tingkat SMK relatif kecil, hanya 10 persen dari daya tampung sekolah.

Tahun ini, baik SMA dan SMK negeri di wilayah Kota dan Kabupetan Bekasi hanya menampung 42 persen lulusan SMP. Maka, lulusan tahun ini akan memperebutkan 12.019 bangku SMKN dan 22.833 bangku SMAN di Kota dan Kabupaten Bekasi. Sementara tahun lalu, se Jawa Barat daya tampung sebesar 41,6 persen dengan 318.828 peserta didik yang ikut PPDB. Sementara yang keterima 245.546 peserta didik.

“Kalau wilayah III itu prosentase kurang lebih 42 persen yang diterima di negeri, jadi ada 58 persen yang mungkin tidak tertampung di negeri,” terangnya.

Persentase ini menjadi salah satu alasan Disdik Provinsi Jawa Barat melibatkan sekolah swasta dalam proses PPDB online tahun ini. Setiap mendaftar, siswa dapat memilih SMA/K negeri, dan swasta sebagai pilihan kedua.

Ia mengaku belum menerima laporan server eror dari satuan pendidikan maupun masyarakat pada hari pertama kemarin. Selain itu, dipastikan tidak ada wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi yang tergolong sebagai wilayah blank spot zonasi PPDB.”Alhamdulillah selama ini belum ada keluhan tentang jaringan,” tukasnya.

Salah satu calon siswa di Kota Bekasi mengaku awal mendaftar secara mandiri merasa kebingungan. Ia memilih untuk mendaftar secara mandiri setelah datang ke sekolah asal untuk menerima akun PPDB online.

“Banyak (tata cara yang masih belum dimengerti), sekarang sudah berhasil,” kata salah satu alumni SMP swasta di Kota Bekasi, Farhan (15).

Untuk mendaftar di SMAN, Farhan memilih jalur prestasi pada gelombang pertama. Dua opsi SMAN negeri yang diambil adalah SMAN 16 dan SMAN 7.”Karena dekat dengan lokasi rumah,” tambahnya.

Pada proses PPDB tahun ini, Disdik Provinsi Jawa Barat mencatat ada 212 kecamatan tidak memiliki sekolah negeri. Dari 212 kecamatan tersebut, 15 daerah zonasi blank spot atau tidak tersentuh zonasi PPDB.

Sementara untuk daya tampung di Jawa Barat tahun ini sebanyak 163.728 untuk SMAN, dan 113.112 untuk SMKN. Jumlah ini hanya mencapai 41,5 persen dari perkiraan jumlah lulusan SMP tahun ini sebanyak 777.506 siswa. (Sur)