RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Tri Bhakti Kota Bekasi menghelat webinar nasional bertajuk “Recovery Perekonomian USA dan Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19”. Kegiatan melalui aplikasi Zoom Meeting ini berlangsung, Sabtu (26/6).
Webinar selama kurang lebih tiga jam ini diikuti sekitar 512 peserta. Dengan mengangkat tema yang kekinian, diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi perekonomian Indonesia dan Amerika Serikat secara keseluruhan. Selain itu, menambah pengetahuan dan wawasan secara luas.
“Dengan adanya webinar ini, kita berharap masyarakat paham bahwa sebaiknya pemulihan yang dapat dilakukan seperti apa dan kita sebagai masyarakat harus paham betul bagaimana kondisi terkini perekonomian kita khususnya di Indonesia,” ujar Ketua STIE Tri Bhakti Widayatmoko, dalam sambutannya.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat harus dapat meningkatkan kerjasama bilateral. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk menormalkan kembali perekonomian Indonesia yang sempat menurut akibat pandemi Covid-19 yang sudah hampir berlangsung selama 1 tahun lebih di Tanah Air.
“Dengan adanya webinar ini kita harapkan pengetahuan dan wawasan kita semua dapat bertambah. Sehingga kita bersama-sama dapat memulihkan negara ini menjadi lebih baik dan maju,” ungkap Tri saat sambutan sebagai pembicara kunci.
Ia menyampaikan, Kota Bekasi pada 2021 mencanangkan sebagai tahun kebangkitan bagi seluruh sektor yang ada. Pencanangan tersebut dilakukan lantaran awal 2021 terjadi penurunan akibat pandemi Covid-19.
Namun sayangnya, rencana yang telah disusun sejak awal tahun belum dapat terealisasi setelah di pertengahan Juni kasus Covid-19 kembali mengganas. Oleh karena itu, Kota Bekasi kembali memperpanjang Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro.
“Saya meminta kepada seluruh pihak untuk menyikapi penyebaran Covid-19 secara serius, dan kita tidak boleh lengah dan harus bekerja sama saling bahu membahu dalam rangka menghadapi penyebaran Covid-19,” ujarnya.
Webinar menghadirkan dua pembicara, yaitu Carunia Mulya selaku peneliti utama LIPI dan Guru Besar Ekonomi Universitas Tarumanagara (Untar) dan Rotua Tobing selaku Dosen Western Connecticut State University-USA.
Dalam pemaparannya, Carunia menyampaikan, kondisi perekonomian yang disebabkan oleh Covid-19 telah memporak-porandakan seluruh sendi kehidupan di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraktif, konsumsi rumah tangga mengalami penurunan 2,84 persen dibanding 2019, investasi tumbuh lambat, APBN defisit 6,34 persen atau setara Rp1.039 triliun, serta diperparah dengan memburuknya kontribusi sektor manufaktur dan jasa. Oleh sebab itu, pemerintah harus melakukan berbagai terobosan untuk dapat kembali menggairahkan perekonomian Indonesia.
“Ada lima hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah terkait dengan pemulihan ekonomi dalam negeri, yaitu ada akselerasi vaksinasi secara merata, respon cepat dinamika gelombang Covid-19 plus virus varian baru, kebijakan dan strategi ekonomi new normal yang problems free, bantuan finansial kepada masyarakat khususnya masyarakat kelas bawah dan yang terakhir adalah leadership yang kuat dan menciptakan trust di tengah-tengah masyarakat,” paparnya.
Rotua menyampaikan, perekonomian Amerika Serikat mengalami penurunan akibat berbagai sektor terdampak pandemi. Antara lain, sektor pariwisata, industri penerbangan, pertambangan, manufaktur, pendidikan, kesehatan hingga sektor konstruksi.
“Adanya penurunan di berbagai sektor ini penyebab terpuruknya berbagai indikator perekonomian, seperti tingkat pengangguran yang meningkat, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi, hingga menurunnya daya beli masyarakat di Amerika Serikat. Nah, terkait hal ini beberapa kali pemerintah Amerika mengeluarkan berbagai paket kebijakan yang intinya adalah dalam rangka menstimulus perekonomian di Amerika,” jelasnya.
Menurutnya, penyebaran virus Covid-19 sudah mulai melandai di Amerika Serikat. Hal ini berkat masifnya program vaksinasi yang dijalankan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap seluruh warganya. “Langkah yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat cukup baik, yaitu adanya program vaksin yang dilakukan secara masif. Hal ini tentu dapat memulihkan perekonomian yang terjadi di beberapa sektor tertentu,” terangnya. (dew)