
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Pondok Melati Kota Bekasi yang diketuai Elia Tarmi (53), mengingatkan kepada anggotanya untuk selalu menjaga kekompakan. Hal itu penting dilakukan untuk peningkatan kinerja organisasi.
K3S Pondok Melati Kota Bekasi memiliki anggota sebanyak 33 orang. Rinciannya, 19 orang kepala sekolah negeri dan 14 orang kepala sekolah swasta.
Selama ini, berbagai kegiatan organisasi sudah dijalankan. Antara lain, sosialisasi ujian, aplikasi Simdara (Sistem Informasi Manajemen Pendataan Barang), serta penyusunan RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.
Bagi Elia, dalam organisasi ini membutuhkan keterbukaan atau transparansi. Dengan begitu, ketika setiap ada masalah dapat diselesaikan secara bersama-sama.
“Kita itu ibaratkan tim yang harus terbuka, jika ada masalah ataupun kebahagian, berbagi suka dan duka. Jadi kuncinya itu yang saya terapkan di Kecamatan Pondok Melati, kalo ada sekolah yang memiliki kendala kita kumpul dan pecahkan masalah itu bersama-sama cari solusinya. Judulnya mah harus kompak,” ungkapnya kepada Radar Bekasi, Jumat (2/7).
Peraih gelar magister manajemen pendidikan ini menyampaikan, sebagian sekolah belum lama ini telah melaksanakan Adaptasi Tatanan Hidup Baru Satuan Pendidikan (ATHB-SP). Para guru menyampaikan materi pelajaran secara luring maupun daring.
Dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, maka kegiatan belajar harus kembali dilakukan sepenuhnya secara daring seperti yang telah dilakukan sebelum ATHB-SP.
“Kami sebagai sekolah ingin mengoptimalkan pembelajaran untuk siswa dengan berbagai kebijakan yang diberikan pemerintah,” ujarnya.
Untuk mengoptimalkan pembelajaran siswa, K3S Pondok Melati akan terus melakukan koordinasi atau komunikasi dengan baik antar kepala sekolah. Dengan terjalinnya komunikasi, sekolah dapat memecahkan suatu kendala secara bersamaan.
“Program pembelajaran siswa akan berjalan dengan baik, jika kita sama-sama mencari solusi. Bagaimana guru tetap aktif memantau siswa dan sebaliknya bagaimana siswa merespon guru dalam mengajar,” tukasnya.
Banyak Pelajaran dari Organisasi
Bagi perempuan yang sudah terjun di dunia pendidikan sejak 1987 ini, organisasi telah membawanya menjadi guru maupun kepala sekolah, serta ibu bagi siswa dan anaknya di rumah.
“Basic saya itu organisasi, saya bisa terjun ke dunia pendidikan karena organisasi,” ucap tenaga pendidik yang selalu bekerja ikhlas dan tanggung jawab tersebut.
Keaktifannya dalam berorganisasi membuatnya dapat mempelajari banyak hal. “Banyak pelajaran hidup yang saya bisa saya dapatkan, salah satunya menahan ego saya dan menggembleng diri saya biar bisa kuat dan fighting dengan keadaan di sekeliling saya,” ujarnya.
Selain itu, melalui organisasi dirinya bisa mendapatkan lebih banyak teman dan kerabat, mempelajari banyak sifat baru serta beradaptasi dengan sebuah keadaan.
Selain K3S, sampai dengan saat ini Elia aktif di organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), serta pramuka baik tingkat kecamatan maupun Kota Bekasi.
“Sampai saat ini masih senang banget yang namanya organisasi. Menurut saya selagi kita masih punya kesempatan dan waktu pergunakan dengan baik. Karena kesempatan dan waktu gak bisa kita dapatkan dua kali, dan saya akan maksimalkan itu semua,” paparnya.
Saat ini, besar harapannya dunia pendidikan bisa pulih kembali dari dampak pandemi. Sebab menurutnya pendidikan adalah salah satu kunci kesuksesan bagi setiap generasi bangsa.
“Saya berharap dunia pendidikan bisa pulih dari dampaknya pandemi, kita bisa lebih lama bercengkrama dengan siswa. Karena pendidikan adalah kunci keberhasilan bagi generasi penerus bangsa,” tutupnya.
BIODATA
Elia Tarmi
Lahir : Jakarta, 17 Juli 1968
Pendidikan :
– SDN Pangkalan Uringin I Pondok Gede (1981)
– SMPN 192 Jakarta Timur (1984)
– SPGN 7 Jakarta Timur (1987)
– S1 IPS STKIP Purnama Jakarta (2000)
– S2 Manajemen Pendidikan IMNI Jakarta (2009)











