RADARBEKASI.ID, BEKASI – “Covid-19 belum berakhir, sudah banyak menelan korban meninggal, dan itu nyata. Kasus suspect dan kasus probable juga sedang tinggi, taati Prokes dan bukan waktunya untuk bermain-main dengan kondisi seperti ini,” demikian himbauan terakhir Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi dalam sebuah flyer merespon situasi yang terjadi dewasa ini.
Pantuan Radar Bekasi kemarin, belasan mobil ambulans pembawa jenazah Covid-19 terus berdatangan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Padurenan, Mustikajaya Kota Bekasi. Beberapa orang tampak sedang menunggu giliran pemakaman jenazah keluarga mereka. Sebagian duduk-duduk di dekat pintu masuk pemakaman, sebagian lagi menunggu di mobil pribadi.
Sekitar pukul 16.20 WIB, nampak satu mobil jenazah beranjak pergi meninggal kan area TPU, keluarga segera mendekat ke liang lahat setelah prosesi pemakaman selesai. Sementara itu, masih ada 10 mobil jenazah lain menunggu giliran jenazah yang diangkut segera dimakamkan.
Nampak ada lima kendaraan berat di area TPU untuk membantu kerja petugas pemakaman, dua diantaranya membantu menggali makam, selebihnya diperbantukan untuk mematangkan untuk digunakan.
Sebagian besar dari total 2.500 jenazah yang dimakamkan dengan protokol kesehatan merupakan kasus probable dan suspect, mereka yang belum mendapatkan hasil laboratorium.
“Yang meninggal dari tiga item itu, suspect, probable, lalu positif 2.500an. Jadi hampir 60 persen itu di luar positif, (jumlah) dari Maret tahun lalu,” terang Rahmat Rahmat Effendi kepada Radar Bekasi, Senin (12/7).
Kasus meninggal dunia sejak awal pandemi hingga 11 Juli kemarin di Kota Bekasi sudah menginjak 863 kasus. Jumlah ini belum termasuk dengan kematian dengan status probable dan suspek yang terjadi selama pandemi Covid-19.
Catatan kasus terakhir kali dari 100 kasus kematian, 30 diantaranya merupakan jenazah pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Rahmat mengakui tren angka kematian akhir-akhir meningkat dan dalam waktu yang singkat, situasi ini berbeda dengan yang terjadi pada awal hingga pertengahan pandemi.
Kasus kematian belakangan ini didominasi oleh keluhan pernafasan. Maka, tidak heran jika oksigen menjadi kebutuhan mendesak bagi pasien dan RS. Bahkan dua RS mengajukan penutupan lantaran persediaan oksigen terganggu.
“Tapi kita tahan (supaya tidak menutup pelayanan pasien Covid-19), kita bantu, tapi itu kan cuma beberapa jam, kemarin sudah mengeluh lagi, tetap (karena) oksigen,” tambahnya.
Terakhir, Pemerintah Kota Bekasi telah meminta salah satu produsen oksigen di Bantargebang guna menjaga ketersediaan oksigen bagi Kota Bekasi. Tambahan 100 bed di RS darurat Stadion Patriot Candrabhaga juga telah dibuka untuk membantu penanganan pasien bergejala ringan di RSUD Chasbullah Abdulmajid, serta pasien Isolasi Mandiri (Isoman) yang berpotensi mengalami perburukan.
Selain itu, ia juga meminta kepada RSUD untuk menambah ruang ICU 10 hingga 15 bed, penambahan juga diminta kepada RSUD tipe D masing-masing enam bed.
Terpisah, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi, Jumhana Luthfi mengakui antrian pemakaman jenazah. Untuk menanggulangi situasi tersebut, jam pelayanan pemakaman saat ini ditambah menjadi 14 jam, sementara sebelumnya hanya mulai pukul 07:00 WIB sampai pukul 17:00 WIB.
“Sekarang solusi kami itu kami tambah jadi 24 jam sekarang. Sudah (berjalan) 10 hari ini, mulai bulan Juli,” katanya.
Pematangan tiga hektar lahan tengah berjalan saat ini, bahkan lahan yang masih dikerjakan tersebut sebagian telah terpakai. Petugas pemakaman dari dua TPU lain yang dikelola oleh Pemerintah Kota Bekasi juga diperbantukan di TPU Padurenan, total petugas pemakaman saat ini menjadi 50 orang.
Sempat mengalami peningkatan hingga 100 jenazah dalam satu hari yang harus dimakamkan dengan protokol kesehatan. Situasi terakhir dilaporkan mulai menunjukkan penurunan, meskipun dalam jumlah relatif sedikit.”Sekarang sudah mulai agak turun ya, kemarin itu sekitar 82 (jenazah),” tambahnya. (sur)











