Berita Bekasi Nomor Satu

Penerima Bansos Menyusut 24.398

ILUSTRASI: Warga mengambil bantuan sosial (Bansos) sembako di Kawasan Jakasetia, Bekasi Selatan, beberapa waktu lalu. Kementrian sosial mengganti bantuan sosial (Bansos) sembako dengan bantuan sosial (Bansos) tunai. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kota Bekasi Bekasi mulai hari ini menerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dan tambahan berupa beras. Bantuan diberikan terpisah oleh PT Pos dan Badan Urusan Logistik (Bulog). Jumlah KPM pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat menyusut dibandingkan pada awal tahun 2021, mereka yang telah dipastikan masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Data yang dihimpun oleh Radar Bekasi pada penyaluran BST awal tahun lalu, tercatat sebanyak 196.073 KPM yang harus disalurkan oleh PT Pos Cabang Bekasi. Dari jumlah tersebut, 190.811 diantaranya adalah KPM di 12 kecamatan di Kota Bekasi, 5.262 KPM lainnya berada di dua Kecamatan di Kabupaten Bekasi.

Periode PPKM darurat kali ini, tercatat ada 171.675 KPM yang tengah disalurkan oleh kantor Pos Cabang Bekasi, jumlahnya berkurang 24.398 KPM. Dari jumlah yang harus disalurkan selama bulan Juli ini, 167.971 berada di Kota Bekasi, 3.704 lainnya berada di dua Kecamatan di Kabupaten Bekasi.

Penyaluran BST telah berlangsung sejak akhir pekan kemarin, dimulai dari wilayah Kecamatan Tarumajaya dan Babelan, kemarin dilanjutkan untuk wilayah Kecamatan Bekasi Timur. Penyaluran yang tunai sebesar Rp600 ribu untuk periode bulan Mei dan Juni, masing-masing Rp300 ribu, ditarget selesai sesuai jadwal hingga 1 Agustus mendatang, disalurkan secara door to door ke rumah-rumah tiap KPM.

“Kalau sekarang kita dimasa PPKM ini diminta menyalurkannya door to door, kita mengurangi kerumunan,” terang Koordinator Lapangan Satgas BST PT Pos Cabang Bekasi, Tri Prayugo Utomo, Selasa (20/7).

Tri meyakinkan tidak ada penyaluran terpusat di satu titik tiap wilayah, BST disalurkan secara langsung ke rumah KPM sesuai alamat yang tertera oleh 150 petugas. Seperti penyaluran yang sempat direncanakan tahun lalu, bukan tanpa hambatan, petugas menemui KPM telah berpindah tempat tinggal, meninggal dunia, hingga KPM tidak sedang berada di rumah.

Periode sebelumnya, penyaluran BST tidak 100 persen tersalurkan, pembayaran BST berada di angka 99 persen dengan beberapa kendala. Dia menekankan penerima BST tidak bisa diwakilkan, petugas membawa kembali BST yang akan disalurkan dan dilaporkan kepada Kementerian Sosial (Kemensos) untuk validasi data penerima manfaat.

“Ada yang beberapa didatangi itu ada yang pindah, ada yang nggak ketemu, itu sudah kita laporkan semua, dan itu diverifikasi lagi oleh Kemensos melalui Dinsos untuk perbaikan data,” tambahnya.

Jika tidak berhasil disalurkan pada saat petugas datang, KPM bisa langsung datang ke kantor Pos selama periode pembayaran atau penyaluran BST. Hal ini bisa dilakukan selama KPM telah memastikan dirinya terdaftar sebagai penerima manfaat, serta menunjukkan data diri dan valid.

Waktu penyaluran BST kali ini diprediksi akan berlangsung lebih lama, lantaran harus diantarkan langsung ke rumah-rumah. Sampai dengan saat ini diperkirakan lima persen dari total KPM sudah tersalurkan, beberapa diantaranya tidak berhasil disalurkan secara langsung.

Tri menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah Kota maupun Kabupaten Bekasi dalam penyaluran BST.”Kemarin ada orangnya sudah pindah, meninggal, ada empat orang,” tukasnya.

Sementara BST tengah disalurkan oleh PT Pos, bantuan lain uang juga akan diterima oleh KPM berupa beras juga mulai disalurkan oleh Bulog. Beras yang pertama diterima oleh Kota Bekasi sebanyak 75 ton, tahap pertama disalurkan kepada KPM di tiga wilayah Kelurahan awal pekan kemarin.

“Hari ini sudah datang tiga kelurahan, hampir 75 ton, (kelurahan) Margamulya, Harapan Baru, dan Perwira,” terang Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi awal pekan kemarin.

Rahmat berharap selama periode PPKM darurat ini, penyaluran bantuan beras dapat berjalan sesuai dengan data yang disampaikan oleh pemerintah kota Bekasi kepada Kemensos. Kesamaan antara data yang disetorkan oleh pemerintah kota Bekasi dengan Kemensos dapat menekan kemungkinan salah sasaran.

Sementara pemerintah Kota Bekasi beberapa waktu ini disebut telah menyalurkan bantuan berupa bahan pangan kepada pasien Isoman. Bantuan ini diperoleh dari sumbangan organisasi dan CSR beberapa perusahaan di wilayah Kota Bekasi.

“Pemda yang Covid saja kita sediakan, ada beras 10 kilo, ada mie, ada susu, ada saus, ada kecap. Jadi begitu hasil ini (tes swab) nya positif, (sembako) kita kasih, obat, untuk visitasi selama lima hari,” tambahnya.

Sebelumnya melalui keterangan pers Kemensos memberikan BST Rp300 ribu untuk satu bulan dan beras masing-masing KPM 10 kg. Dua bantuan ini disalurkan melalui dua pintu berbeda, yakni PT Pos untuk BST dan Bulog untuk beras selama dua bulan, Mei dan Juni.

Pemutakhiran data DKTS telah dilakukan sejak pekan pertama bulan Juli, pemutakhiran data dilakukan lantaran KPM berpindah tempat tinggal, meninggal, hingga perubahan tingkat kesejahteraan.

Akhir tahun 2020, jumlah Kepala Keluarga (KK) Kota Bekasi yang tercatat dalam DTKS sebanyak 162.473 KK. Jumlah ini mengalami penyesuaian secara berkala oleh Kementerian sosial. (Sur)