RADARBEKASI.ID, CIKARANG PUSAT – Sebanyak 290 ribu anak usia 12 sampai 17 tahun di Kabupaten Bekasi akan mendapatkan vaksinasi. Hanya saja, vaksinasi tersebut masih terhambat dengan keterbatasan vaksin yang ada.
“Kita akan melakukan vaksin di sekolah. Ini akan dilakukan setelah logistik vaksinnya kita dapatkan. Kita sudah minta logistik vaksinnya. Rencananya, bulan Agustus ini dimulai,” kata juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah.
Menurutnya, ada sejumlah tahap percepatan vaksinasi, yakni rutin di semua Fasilitas kesehatan (Faskes), mulai dari puskesmas, klinik, dan rumah sakit, yang harus melaksanakan vaksinasi setiap hari. Lalu, ada di setiap desa maupun RT/RW, dan tersedia di perusahaan – perusahaan. Selain itu vaksinasi di sekolah, baik itu di SD, SMP, SMA/SMK, madrasah, maupun pesantren.
Untuk vaksinasi anak kata Alamsyah, pihaknya sudah membuat pertemuan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, dan Kantor Cabang Daerah (KCD) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Namun demikian, vaksinasi tersebut belum bisa dilaksanakan, karena masih menunggu alokasi.
Pria yang juga sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi ini mengungkapkan, data penerima vaksin yang ada sekitar 290 ribu. Jumlah tersebut belum termasuk Madrasah, karena memang sampai saat ini pihaknya belum mendapat data dari Kementerian Agama (Kemenag). “Kemungkinan jumlah di atas 300 ribu, kalau disatukan dengan Madrasah,” katanya.
Pemberian vaksin terhadap anak ini tidak ada bedanya, mulai jenis vaksin masih Sinovac, kemudian interval dan dosisnya sama. Bedanya, hanya di tempat pelaksanaannya saja, dilakukan di sekolah saja. Tujuannya, supaya lebih tertib dan rapi, agar Protokol Kesehatan (Prokes) bisa jalan, kemudian teman-teman bisa terfokus di sekolah.”Catatannya, kemarin kita sudah uji coba di pesantren At-Taqwa, ada 1.650 santri dan berhasil divaksin,” sambungnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan menuturkan, Pemerintah Kabupaten Bekasi siap menyambut adanya vaksinasi anak demi menekan laju penyebaran Covid-19. “Sesuai dari arahan pemerintah pusat bahwa vaksinasi untuk anak-anak, akan dikelola di sekolah, supaya data anak tidak tumpang tindih dengan yang lain,” ucapnya.
Dirinya menjelaskan, vaksinasi anak usia 12 hingga 17 tahun melalui manajemen sekolah. Selain itu, tenaga kesehatan dari dinas kesehatan, serta para relawan yang ikut terjun langsung ke sekolah.
“Kita tidak perlu membentuk panitia khusus vaksinasi, cukup tugaskan kepala sekolah dan guru, lalu datangkan tim vaksinator atau tenaga kesehatan ke sekolah, agar tidak ada kerumunan. Jumlah vaksinator dan vaksinasi nya, kita akan meminta sesuai dengan teori WHO, sebenarnya 70 sampai 80 persen saja sudah cukup supaya mencapai herd Immunity,” tegasnya. (pra)











