RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Penyebaran kasus Covid-19 di Kota Bekasi mengalami penurunan. Sementara itu, Pemerintah Kota Bekasi mencatat ada tiga ribu data ganda pada kasus Covid-19 yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar. Data kasus aktif sebanyak 12.117 yang diterima akhir pekan kemarin bersumber dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemprov Jabar.
Jumlah kasus aktif yang terakhir kali diterima ini nampak lebih sedikit dibandingkan data per 1 Agustus sebanyak 22.674 kasus. Data ini disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito Kamis (5/8) pekan kemarin, Kota Bekasi menempati posisi kedua tertinggi setelah Kota Depok dengan 27.389 kasus.
Di awal pekan, Kota Bekasi masih berstatus zona merah bersama dengan empat daerah lain di wilayah Bodebek. Di sisi lain Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengklaim ada perkembangan baik, tingkat kesembuhan awal pekan ini 96,37 persen, persentase kasus aktif 2,3 persen atau 1.917 kasus.
Jumlah kasus aktif tersebut lebih kecil dibandingkan data milik pemerintah Kota Bekasi per 1 Agustus sebanyak 3.186 kasus, atau 3,96 persen. Angka kematian terakhir tercatat 10 kasus, dua diantaranya dipastikan terkonfirmasi Covid-19.
“Makanya sekarang lagi ditelusuri, kemarin saya kan rapat sampe jam 3, sudah ketemu ada tiga ribu yang double. Berarti data double itu kan musti saya bawa ke kementerian kesehatan, oh ini double loh, tolong didelete disana,” ungkapnya, Senin (9/8).
Lebih lanjut, jika data kasus aktif sesuai dengan informasi yang didapat, sebanyak 12.117 kasus, maka rasio kasus aktifnya ada di 20 persen. Dari hasil verifikasi data, ditemukan tiga ribu catatan kasus double, proses verifikasi masih dilakukan terhadap 9 ribu kasus sisanya.
Diduga ribuan kasus yang tercatat tersebut telah dinyatakan sembuh, data lama, kesalahan catat antara kasus yang berada di Kota dan Kabupaten Bekasi, sampai dengan kesesuaian antara NIK dan domisili tempat tinggal warga saat ini. Hasil verifikasi ini akan disampaikan sebagai dasar penetapan peta zona resiko penyebaran Covid-19.
“Nah memang ada data yang mesti dibersihkan, dimana data yang mesti dibersihkan adalah positif rate, ada 12.117 (catatan kasus aktif),” tambahnya.
Selain mengenai catatan kasus aktif, ia juga memaparkan terjadi penurunan angka kematian hingga keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit (RS). Pekan ini, BOR isolasi perawatan pasien Covid-19 41,66 persen, sedangkan BOR ICU masih relatif tinggi di angka 73,12 persen.
Pada peta zona resiko, pekan ini nihil wilayah RT berstatus zona merah atau resiko tinggi penyebaran Covid-19. Masih tersisa tiga wilayah RT berstatus zona orange, 977 RT zona kuning, dan wilayah RT yang berstatus zona hijau sudah tercatat mencapai 6.155 kasus atau 86,27 persen.
Untuk tracing dan testing, Rahmat menyebut saat ini testing dilakukan sebanyak 14 sampel di tiap satu kasus. Belum lama ini ada 68 ribu tes usap antigen disebar di wilayah RT dengan status zona orange dan kuning, dengan jumlah ini maka rata-rata sampel yang diambil di 1000 wilayah RT sebanyak 68 sampel.
Pihaknya masih menunggu pengumuman perpanjangan PPKM level tiga yang akan diumumkan oleh pemerintah pusat. Di waktu yang sama juga pihaknya memperbaiki data dan menyampaikan kepada Kemenkes. Penurunan level PPKM dinilai akan membuat aktivitas perekonomian kembali berjalan.
“Kalau kita lihat di Kota Bekasi ini kan tadi positivity rate nya sudah rendah kan, terus angka kesembuhannya tinggi, ya kita nggak masuk di level aglomerasi (empat) tuh, minimal level dua lah,” tukasnya.
Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menyampaikan bahwa penurunan level akan terjadi seiring dengan penurunan angka penyebaran Covid-19 di suatu daerah. Tingkat penyebaran virus terlihat pada hasil tracing dan testing yang dilakukan selama ini, ia menilai testing dan tracing yang dilakukan belum sesuai dengan standar, sehingga perhitungan indikator transmisi sulit dilakukan.
“Kontak tracing yang saya lihat 10 sampai 20, kalau itu sudah terlampaui ya sudah standar. Jadi semua akan diturunkan sesuai dengan indikator tadi,” paparnya. (sur)











