Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan bahwa Biden tetap pada target evakuasi dan penarikan pasukan AS. Keputusan itu dilakukan Biden atas saran dari penasihat militer yang khawatir tentang lebih banyak serangan.
Dia mengatakan Biden sedang bekerja untuk mengeluarkan setiap orang Amerika yang ingin keluar pada tenggat waktu. “Komitmen kami kepada mereka tidak berakhir,” katanya.
Biden mengatakan dia telah memerintahkan komandan militer AS untuk mengembangkan rencana operasional untuk menyerang aset, kepemimpinan, dan fasilitas ISIS-K. “Kami akan menemukan cara yang kami pilih, tanpa operasi militer besar, untuk mendapatkannya,” sebut Biden.
Dia tampak menahan air mata dan suaranya pecah karena emosi saat dia berbicara tentang pahlawan Amerika yang meninggal. Dia memerintahkan bendera AS di Gedung Putih dan gedung-gedung publik di seluruh negeri diturunkan menjadi setengah tiang. “Ini adalah hari yang berat,” katanya.
Presiden Biden mengatakan telah memberi tahu militer AS. “Apa pun yang mereka butuhkan, jika mereka membutuhkan kekuatan tambahan, saya akan memberikannya,” tegas Biden.
Biden membela penanganannya atas krisis kebijakan luar negerinya yang paling serius, dengan mengatakan pada akhirnya itu adalah tanggung jawabnya. Itu sambil menuding pendahulunya, Donald Trump dari Partai Republik, atas perjanjian 2020 yang dinegosiasikan Trump dengan Taliban. Biden mengatakan dia tidak mempercayai Taliban tetapi percaya untuk membiarkan evakuasi berlanjut.
Psaki mengatakan AS juga memiliki sejumlah besar pengaruh – termasuk pengaruh ekonomi – atas Taliban, yang tunduk pada sanksi AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pemerintah Afghanistan juga telah lama mengandalkan transfer dolar AS dari aset bank sentral mereka, yang banyak disimpan di Amerika Serikat. Seorang pejabat pemerintah mengatakan aset semacam itu tidak akan diberikan kepada Taliban. (jpc)