RADARBEKASI.ID, CIKARANG PUSAT – Warga Desa Sumber Urip Pebayuran Kabupaten Bekasi kembali dihantui banjir bandang yang pernah terjadi belum lama ini. Sebab, tanggul darurat yang baru dibangun kembali retak.
Tanggul yang dibuat dari batu alam dan ditopang tumpukan karung pasir di dinding Sungai Citarum itu mengalami keretakan hingga sepanjang 450 meter. Tanggul Citarum diketahui jebol pada Februari 2021, mengakibatkan banjir setinggi dua meter. Bahkan, sejumlah rumah juga hancur.
Camat Pebayuran, Hanip Zulkifli berharap, tanggul tersebut bisa segera diperbaiki karena membahayakan warga sekitar.
“Jadi bukan cuma retak lagi, tapi permukaannya sudah turun menyusut. Kalau yang retak tadinya cuma 80 meter, sekarang bertambah menjadi 450 meter. Maka dari itu, harus segera ini diperbaiki,” ujar Hanip, Rabu (1/9).
Di lokasi ini, pada 20 Februari 2021 silam, banjir besar menerjang ribuan rumah di sembilan desa di Pebayuran. Banjir yang disertai lumpur itu berasal dari jebolnya tanggul Sungai Citarum di Kampung Babakan Banten.
Derasnya aliran sungai tak mampu lagi dibendung tanggul yang mulai rapuh. Alhasil, air meluap dan merendam pemukiman warga. Akibatnya, tercatat ada 78 rumah warga yang hancur tersapu derasnya air.
Sementara itu, puluhan ribu warga lain terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam banjir hingga mencapai dua meter. Saat ini, tanggul darurat yang didirikan kembali retak. Warga pun khawatir banjir besar akan terulang.
Kata Hanip, kondisi ini telah dilaporkan ke BBWS Citarum. Rencananya, perbaikan masih menunggu hasil tender.
Hanya saja, lanjut Hanip, bukan hanya Babakan Banten yang tanggulnya rusak, tapi ada setidaknya 37 titik tanggul yang kondisinya rusak di Pebayuran. Tanggul itu merupakan satu kesatuan dari Sungai Citarum dan menjadi kewenangan pemerintah pusat.
“Kami minta agar secepatnya diperbaiki, sebab ini mau masuk musim hujan. Apalagi pembangunannya tidak cepat. Maka dari itu harus segera diperbaiki. Alasannya masih tender, tapi mungkin baru yang di Babakan Banten, sedangkan untuk 37 titik lainnya belum,” tutur Hanip.
Selama enam bulan pasca banjir besar, warga di Kampung Babakan Banten Desa Sumberurip kembali beraktivitas normal. Sebanyak 77 rumah yang sebelumnya hancur diterjang banjir sudah dibangun kembali.
Dijelaskan Hanip, pembangunan rumah itu merupakan bantuan dari sejumlah pihak, mulai dari Pemkab Bekasi sebanyak 20 rumah, Pemprov Jabar 10 rumah, dan Kementerian Sosial 36 rumah.
“Ada juga bantuan rumah dari Baznas untuk 10 rumah dan kawasan industri MM2100 1 rumah. Sekarang, rumah yang dibangun secara permanen tersebut sudah ditempati oleh pemiliknya,” terang Hanip.
Walupun kondisinya sudah berangsur normal, namun Hanip meminta pendampingan warga Pebayuran tidak selesai begitu saja. Pasalnya, banjir besar awal tahun lalu masih meninggalkan trauma bagi sebagian warga.
“Sehingga, perlu ada pendampingan untuk kembali memulihkan tarumatik secara mental. Lalu, tentu saja tanggul yang rusak ini harus segera diperbaiki. Karena percuma rumah sudah dibangun, kalau nanti tanggulnya jebol lagi,” tandas Hanip. (and)











