RADARBEKASI.ID, CIKARANG PUSAT – Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, akan melaporkan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, atas retaknya tanggul darurat Sungai Citarum di Desa Sumber Urip Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi.
“Sebenarnya, pembangunan tanggul ini harus jadi skala prioritas karena sudah menjadi instruksi dari Pak Presiden Jokowi. Jadi, pembangunan tanggul ini tidak permanen, makanya akan saya sampaikan kepada Pak Gubernur dan Pak Menteri PUPR,” ujar Dani, saat ditemui di lingkungan Pemkab Bekasi, Kamis (2/9).
Namun kata dia, untuk mengetahui proses tidak diindahkannya instruksi Presiden, dirinya akan terlebih dahulu mendesak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, agar segera membangun tanggul permanen di Kampung Babakan Banten Desa Sumber Urip Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi.
Dani mengakui, pembangunan dan perbaikan sungai di Indonesia cukup banyak, khususnya di Jawa Barat. Meski demikian, seharusnya pembangunan tanggul Sungai Citarum yang sempat diterjang banjir bandang dan meratakan sejumlah rumah warga bisa diprioritaskan.
“Saya sudah bilang tolong diperbaiki, masa ini sudah dikunjungi presiden, tapi masih saja tanggulnya rusak. Dan saya yang juga sebagai Kepala BPBD Jawa Barat, merasa malu dengan kondisi ini,” terang Dani.
Menurut Dani, desakan itu perlu dilakukan karena pada pertemuan sebelumnya, pihak BBWS Citarum tidak bisa memastikan kapan pembangunan akan dilakukan. Padahal, kondisinya sudah sangat mendesak lantaran tanggul darurat telah retak, menyusut hingga nyaris ambles.
“Sebelumnya, pihak BBWS belum bisa memastikan kapan dilakukan perbaikan, bisa tahun ini atau tahun depan. Tapi saya bilang, banjir itu datangnya tidak bisa ditunda, karena sudah akan memasuki musim penghujan. Jadi, Oktober ini sudah harus segera bergerak,” saran Dani.
Ia menegaskan, pembangunan tanggul permanen di Pebayuran seharusnya sudah dikerjakan karena instruksi langsung dari Presiden Jokowi. Saat meninjau kondisi tanggul pasca banjir besar Februari 2021 lalu, Jokowi menginstruksikan agar tanggul segera diperbaiki. Tapi, pada kenyataannya yang diandalkan hanya tanggul darurat dan saat ini nyaris hancur.
“Seharusnya sudah ada anggarannya, sebab presiden sudah menginstruksikan dalam tiga hari pembangunan tanggul darurat. Setelah itu, sebulan atau dua bulan selanjutnya bangun tanggul permanen. Itu sudah instruksi presiden,” tuturnya.
Dani menambahkan, jika tanggul permanen tidak segera terealisasi, pihaknya akan menindaklanjuti dengan melaporkan langsung kepada Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
“Kalau BBWS tak segera membangun tanggul permanen, ya sudah, saya akan ngomong langsung ke Menteri PUPR, waktu itu juga hadir, saya pinjam telinga pinjam mata. Presiden bilang, itu harus dibereskan dengan tanggul permanen,” ucapnya.
Selain itu, kondisi tanggul Pebayuran pun akan dilaporkan kepada Satgas Citarum agar mendapat prioritas.
Sekadar diketahui, kerusakan tanggul darurat di Pebayuran ini sudah terjadi sejak Maret 2021 lalu, atau kurang dari sebulan pasca banjir besar merendam ribuan rumah di hilir Citarum.
Saat itu, sejumlah warga telah mengeluhkan kondisi tanggul yang terbuat dari tumpukkan karung pasir, itu tiba-tiba menyusut. Kondisi ini semakin parah, ketika hujan lebat mengguyur daerah sekitar, hingga debit air meningkat.
Anggota BPBD Sumberurip, Mamun mengatakan, kondisi tanah di lokasi tersebut labil sehingga sering terjadi longsor, apalagi berada di bibir sungai. Harusnya perbaikan tanggul dibuat permanen.
“Ya kalau darurat, terus nggak kuat, kami khawatir jebol lagi. Harapan kami, dibuat tanggul permanen agar tidak ada banjir besar lagi,” imbuhnya. (and)











