RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar Kabupaten Bekasi mengaku kesulitan melakukan konsolidasi maupun komunikasi dengan partai politik lain. Pasalnya, partai berlambang pohon beringin ini tak ada yang menahkodai setelah meninggalnya Ketua DPD almarhum Eka Supria Atmaja.
Wakil Ketua Bapilu DPD Golkar Kabupaten Bekasi, Arif Rahman menceritakan, saat ada almarhum, Eka Supria Atmaja, Golkar kerap menjalin komunikasi silaturahmi dengan parpol lain, salah satunya Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kemudian, setelah itu partainya belum ada lagi konsolidasi maupun komunikasi dengan partai politik lain, hingga sampai saat ini.
Walaupun memang, belum lama ini dirinya sempat mengikuti pertemuan dengan para pengurus partai di Kabupaten Bekasi, pertemuan itu dilakukan salah satu hotel. “Kalau pasca almarhum sudah tiada, karena pandemi juga, jadi secara formal kita tidak saling berkunjung, silaturahmi,” ujarnya kepada Radar Bekasi.
Kata Arif, sebetulnya secara organisasi para pengurus sudah memberikan amanat kepada Sekretaris dan Wakil Ketua 1, untuk sementara memimpin organisasi, sebelum adanya Plt. Namun demikian, tetap masih ada kendala-kendala. Dimana, ketika ada usulan atau kebijakan-kebijakan strategis, tidak bisa cepat untuk mengeksekusinya.
“Ya kita jadi kesulitan, ketika membawa lembaga, pastinya harus sepengetahuan maupun persetujuan semua pengurus. Ketika ada ketua depinitip lebih enak ketika mau melakukan komunikasi-komunikasi politik dengan parpol-parpol yang lain,” ungkapnya.
“Alangkah baiknya kekosongan ketua DPD ini cepat terisi, agar kita bisa fokus di bawah nahkoda Ketua DPD yang baru, siapa pun itu. Untuk menyongsong perhelatan pemilu di 2024,” sambungnya.
Dirinya berharap, bisa secepatnya melakukan konsolidasi organisasi ini atau Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) dengan didahului ditunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD bisa segera terwujud. “Kemarin kita (pengurus) sudah bersurat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, DPD Jabar cepat merespon itu,” ucapnya. (pra)