Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

55 Tanggul Rawan Jebol

RAWAN BANJIR : Kondisi tanggul sungai Citarum di Cabangbungin Kabupaten Bekasi, Rabu (3/11). Warga minta tanggul tersebut diperbaiki secara permanen. KARSIM/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, CABANGBUNGIN – Warga Kampung Tepak Serang, Desa Lenggah Jaya, Kecamatan Cabang Bungin, was-was dengan kondisi tanggul Sungai Citarum. Pasalnya, tanggunl yang membatasi antara sudang dan pemukiman warga saat ini jebol dan belum ada perbaikan dari pemerintah.

 

“Saya berharap segera diperbaiki, karena warga sangat was-was. Kalau lagi banjir mencapai pinggang orang dewasa, sampai lari lari, mau tidur saja susah, sampai tidak masak, setiap tahun banjir,” ujar salah satu warga Kampung Tepak Serang, Sumarni,  kepada Radar Bekasi, Rabu (3/11/2021).

 

Sementara itu, Kepala Desa Lenggah Jaya, Sadih Muhamad Farhan menuturkan ,di wilayahnya ada dua tanggul sungai Citarum yang kritis. Kemudian, yang paling parah berada di Kampung Tepak Serang, dengan panjang tanggul yang kritis sekitar 700 meter. “Kita antisipasi sebisa mungkin. Tanggul yang kritis ada dua titik yang paling parah di Kampung Tepak Serang, panjangnya sekitar 700 meter,” ungkapnya.

 

Menyikapi itu, Plt Bupati Bekasi, Akhmad Marjuki menuturkan Pemkab Bekasi terus berupaya untuk memperbaiki tanggul-tanggul yang kritis, dengan mengusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar bisa diperbaiki secara permanen.

 

“Kami sudah berkirim surat ke PU agar ini dibuat, bukan hanya sementara tapi inginnya tanggul ini dibuat permanen, sehingga masyarakat sudah tidak lagi khawatir kalau ada hujan yang deras sekali,” ucapnya saat meninjau tanggul di Cabang Bungin.

 

Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Henri Lincoln mengatakan hasil rapat dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, ada 55 titik tanggul yang rawan jebol di sepanjang Sungai Citarum. Hasil investigasi itu belum ada tindaklanjutnya, contohnya tanggul jebol di Pebayuran, sampai sekarang belum permanen.

 

“Ada 55 titik tanggul yang rawan jebol, belum ada penanganan. Dengan keterbatasan ini, paling kita antisipasi awal, menggunakan kerucuk bambu, karung, dan kawat bronjong,”  jelasnya.

 

Dirinya khawatir, tanggul tersebut tidak kuat menahan air saat adanya air kiriman dari hulu. Untuk mengantisipasi itu, dirinya sudah mengupayahkan berkirim surat ke BBWS agar mengatur debit air di pintu air. Selain itu, dirinya juga sudah surat kordinasi untuk para Camat, terutama wilayah yang berada Daerah Aliran Sungai (DAS) besar.

 

“Kita sudah membuat surat kordinasi untuk para Camat. Nanti kita minta siap siagaan, pertama posko banjir, untuk tempat evakuasi dan penampungan. Kita khawatir kalau hujan di hulu, antisipasinya repot,” ungkapnya.

 

Sejauh ini, kata Henri kondisi Kabupaten Bekasi masih terkendali, mengingat hanya ada satu wilayah saja yang terendam banjir, yakni Tambun Utara. Menurutnya, banjir di wilayah tersebut disebabkan luapan Kali Bekasi. Misalkan, hanya air hujan saja tidak ada banjir, paling hanya menggenang saja.

 

Tidak bisa dipungkiri, kondisi Kabupaten Bekasi yang masih terkendali di musim penghujan ini, karena ada upaya dari dinas teknis, seperti Normalisasi, pengangkatan sampah, sehingga sangat membantu kelancaran aliran air di sungai maupun kali.

 

Namun demikian, dirinya menegaskan sedang melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang berada disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS), mengingat itu harus di waspadai. Seperti di wilayah Barat ada Kali Bekasi, yang meliputi Kecamatan Tambun Utara, Babelan, dan Sukawangi.

 

Kemudian, untuk wilayah Timur, ada sungai Cibeet dan Citarum, yang meliputi Kecamatan Cikarang Timur, Kedungwaringin, Pebayuran, Cabang Bungin, dan Muaragembong. “Kita lagi petakan wilayah-wilayah yang perlu diwaspadai. Rencananya mau ada apel siap siaga banjir dipertengahan bulan November,” jelasnya. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin