Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Tidur dan Pimpin Salat Berjamaah di Masjid Pinggir Pantai

TUNJUKAN FOTO : Masturi menunjukan foto Zikri (kanan) korban yang tenggelam di Pantai Ciantir Perairan Sawarna Kabupaten Lebak Banten, pada Minggu (7/11) lalu saat ditemui di kediamanya di Jati Cempaka Pondok Gede Kota Bekasi, Senin (15/11). Saat ini pencarian sudah diberhentikan oleh Tim Basarnas. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID – Keluarga saat ini hanya pasrah menunggu keajaiban tuhan agar anaknya yang dilaporkan terseret ombak di Pantai Ciantir, Perairan Sawarna, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten bisa ditemukan dalam kondisi apapun. Pencarian korban atas nama Zikri (21) dihentikan setelah tujuh hari tidak membuahkan hasil.

 

Laporan : Surya Bagus

PONDOK GEDE

 

Suasana rumah Zikri nampak ramai dikunjungi oleh sanak saudara, sepulang dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) keluarga hanya pasrah dan berharap keajaiban datang. Diketahui, keluarga termasuk kedua orang tua Zikri pekan lalu datang ke lokasi selama proses pencarian, proses pencarian tidak membuahkan hasil sampai dihentikan, Minggu (14/11) kemarin.

 

Saat anak kedua dari lima bersaudara ini pergi untuk berlibur menikmati akhir pekan, orang tua korban sedang tidak di rumah, orang tuanya tengah berada di Kairo, Mesir menjenguk anak pertama dari pasangan Masturi dan istri yang tengah menempuh pendidikan tinggi. Setibanya di pantai pukul 01.00 WIB malam, Zikri memilih untuk tidur di masjid tidak jauh dari pantai, bukan di lokasi penginapan.

 

“Langsung dia ke masjid, tidur di masjid, terus salat subuh berjamaah, dia jadi imam di masjid pinggir pantai,” kata Masturi saat dijumpai di rumahnya, Jalan Syafiul Ikhwan, Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Senin (15/11).

 

Masturi melanjutkan keterangan yang ia dapat dari rekan Zikri, sekira pukul 06.00 WIB pagi, Zikri dan dua rekannya mendekat ke area pantai untuk berfoto. Saat asik berfoto, tiba-tiba Zikri dan rekannya yang lain tersapu ombak dan terseret, dua rekannya yang lain berhasil selamat.

 

Diceritakan belum ada petugas yang berjaga di area pantai saat itu, dua rekan Zikri berusaha untuk mencari pertolongan kepada nelayan yang terlihat di kejauhan. Nahas, pertolongan terlambat datang, keberadaan Zikri sudah tidak nampak lantaran terseret ombak.

 

Kedua orang tua Zikri sedianya pulang ke Indonesia pada tanggal 17 November mendatang, kepulangan Masturi dan istri terpaksa dipercepat setelah mendengar kabar ini dan bergegas menuju lokasi. Ia juga memeriksa tas milik anaknya, hanya ditemukan kain sarung dan baju ganti yang dibawa oleh Zikri, sebelum bertolak ke Kairo adalah kala terakhir Masturi berinteraksi dengan anaknya.

 

“Sampai dengan hari ketujuh tidak membuahkan hasil, akhirnya kita pamit, mengucapkan terimakasih kepada seluruhnya terus saya pulang kesini,” tambahnya.

 

Jika suatu hari ditemukan keberadaan Zikri dalam kondisi apapun, ia dan keluarga mengaku ikhlas. Meski demikian, keluarga masih berharap Zikri dapat ditemukan dalam kondisi selamat, keluarga juga telah menggelar salat gaib di lokasi.

 

Selama ini Zikri dikenal sebagai sosok anak yang taat beribadah, ia telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an, menjadi imam masjid, hingga guru SD dan TPA adalah kegiatan sehari-hari disamping melanjutkan pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta.

 

Sebelum menerima kabar tentang peristiwa yang menimpa anaknya, Masturi mengaku terganggu dengan perasaan tidak enak selama berada di Kairo. Termasuk setelah mendengar cerita dari rekan Zikri, ia dibuat terheran-heran saat mendengar mobil yang digunakan untuk pergi dikendarai oleh Zikri, padahal belum lancar mengendarai mobil serta situasi jalan yang terjal.

 

Keluarga memiliki beberapa catatan khusus terkait dengan pengelolaan pantai oleh petugas, pertama adalah tidak adanya rambu peringatan bahaya di area pantai, bendera berwarna merah di sekitar lokasi diduga belum lama dipasang setelah kejadian.

 

Catatan yang kedua adalah alat penyelamatan yang dinilai minim, hal ini disaksikan langsung oleh keluarga ditengah pencarian. Kamera pengintai dinilai Masturi dapat menjadi alternatif media pengawasan dia area pantai saat petugas tidak berada di lokasi. Masturi dan keluarga berharap keamanan di area pantai bisa lebih ditingkatkan agar kejadian serupa tidak berulang.

 

“Jadi ini harapan-harapan, tapi karena sudah terjadi, apapun yang Allah berikan saya coba ikhlas. Tapi masih ada harapan mudah-mudahan ketemu lagi, walaupun hanya jasadnya saja,” tukasnya.

 

Sementara itu, Tim evakuasi menghentikan pencarian setelah melakukan penyisiran selama tujuh hari namun tidakmembuahkan hasil,”Kita menghentikan pencarian Zikri (21) seorang wisatawan asal Bekasi ,Jawa Barat, itu sesuai prosedur standar operasional (SOP),” kata Humas Basarnas Banten Wahyu saat dihubungi di Lebak, Minggu.

 

Berdasarkan prosedur standar operasional (SOP) yakni, pencarian dihentikan  bila selama sepekan belum ditemukan. Selama tujuh hari, kata Wahyu, tim gabungan tersebut melakukan pencarian ke sejumlah titik.

 

Pencarian wisatawan juga dilakukan jalur darat hingga petugas berjalan kaki sepanjang lima kilometer dengan menyusuri Pantai Ciantir, Pantai Tanjung Layar hingga Pantai Pulo Manuk.

Selain itu juga mengerahkan dua unit kapal rescue milik Basarnas Banten juga kapal nelayan dengan melakukan penyisiran di sekitar Perairan Sawarna.”Kami hari ini menghentikan kegiatan pencarian wisatawan asal Bekasi itu, ” katanya.

 

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan wisatawan yang mengunjungi pesisir pantai selatan agar tidak melakukan kegiatan yang membahayakan, termasuk berenang di pantai sehubungan cuaca yang tidak bersahabat, gelombang tinggi juga angin kencang.”Kami mengimbau wisatawan tidak berenang guna menghindari kecelakaan laut, ” katanya.(*)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin