Berita Bekasi Nomor Satu

Lewat Jumat Nyaba, Lurah Mustikajaya Dekatkan Layanan kepada Warga Tak Mampu  

Lurah Mustikajaya Mohammad Faried Wajdi saat mendatangi warganya, beberapa waktu lalu. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kelurahan Mustikajaya Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi punya program menarik untuk mendekatkan pelayanan kepada warga. Namanya, Jumat Nyaba.

“Jumat Nyaba itu program kita untuk mendekatkan pelayanan kepada warga, khususnya warga-warga yang secara ekonomi tidak mampu, yang secara sosial di bawah rata-rata,” jelas Lurah Mustikajaya Mohammad Faried Wajdi saat berbincang dengan radarbekasi.id di Gedung 10 Lantai Plaza Pemerintah Kota Bekasi, Rabu (1/12/2021).

Program itu sudah hadir mulai 2019, sejak Faried-begitu ia disapa- menjabat sebagai Lurah Mustikajaya. Jumat Nyaba melibatkan petugas Pemantauan dan Monitoring (Pamor) di wilayah RW.

“Pamor RW itu yang nyari warga-warga kurang mampu buat jadi target program Jumat Nyaba yang ingin kita datengin, kemudian dilaporkan ke kami,” kata lelaki 33 tahun asal Kaliabang Bungur ini.

Peraih gelar magister Perencanaan dan Kebijakan Publik di Universitas Indonesia ini mengatakan, dalam Jumat Nyaba pihaknya membawa sembako setiap datang ke rumah warga serta memberikan pelayanan sesuai kebutuhannya. Mulai dari pelayanan kesehatan, administrasi kependudukan, sampai program bantuan dari pemerintah.

Jika warga membutuhkan pelayanan kesehatan misalnya, Faried dan beberapa aparatur kelurahan Mustikajaya datang ke rumah warga bersama kepala puskesmas. Selain itu, setiap datang membawa sembako.

“Di rumah warganya itu, kita juga tanya udah dapat bantuan apa saja dari pemerintah. Kalau memang belum, kita daftarkan program yang dapat bantuan. Kita ajak juga teman-teman dari ibu-ibu PSM (Pekerja Sosial Masyarakat),” tutur lelaki yang memiliki dua orang anak ini.

Faried ingat betul ketika mendatangi rumah warga yang sudah berusia senja hanya tinggal berdua bersama adiknya dengan kondisi cukup memprihatinkan. Kedua nenek itu tidur tanpa beralaskan kasur dan makan sehari-hari dari bantuan tetangga.

“Waktu saya datengin, pas saya tanya pengin kasur. Akhirnya kita belikan kasur,” ucap Farid.

Tak hanya itu, dirinya juga pernah mendatangi rumah nenek yang hanya hidup seorang diri tanpa suami dan anak. Kondisinya tempat tinggalnya sangat memprihatinkan.

“Karena ini masalahnya cukup besar, saya laporan ke camat supaya dibantu. Akhirnya ada usulan donasi warga melalui RW, bukan melalui kita,” katanya.

Selama menjalankan Jumat Nyaba, Faried kerap mengunggah ke aplikasi Whatsapp. Ia bersyukur, orang-orang yang melihatnya berinisiatif memberikan bantuan.

“Alhamdulillah, ada saja donator-donatur dadakan yang mau ngasih bantuan,” ungkap lelaki yang tinggal di wilayah Mustikajaya ini.

Sampai dengan saat ini, meskipun pandemi Covid-19 Jumat Nyaba tetap berjalan. Bedanya, kegiatan dilakukan tanpa ada makan-makan bareng di rumah warga dan mematui protokol kesehatan (prokes).

“Kalau sebelum pandemi, staf-staf kelurahan pada masak terus makanannya di bawa ke rumah warga buat makan bareng-bareng. Tapi selama pandemi ini, makan-makannya ditiadakan dulu,” pungkasnya. (oke)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin