RADARBEKASI.ID, JAKARTA-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan telah terjadi 267 gempa susulan di Laut Flores hingga Rabu (15/12) pukul 07.00 WIB.
Gempa susulan itu terjadi setelah gempa dengan magnitudo 7,4 pada Selasa (14/12) pukul 10.20 WIB. Hingga Selasa (14/12) malam, BMKG mencatat terjadi 120 kali gempa susulan dan beberapa di antaranya bermagnitudo lima atau lebih.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno pun menganjurkan warga di daerah yang terdampak gempa untuk waspada.
Warga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak serta melakukan pemeriksaan untuk memastikan bangunan tempat tinggal tidak mengalami kerusakan sebelum kembali ke dalam rumah.
“Bagi masyarakat di wilayah utara pantai di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara, dan Pulau Lembata direkomendasikan kembali ke tempat masing-masing karena peringatan dini tsunami telah diakhiri,” kata Bambang sebagaimana dikutip dalam siaran pers BMKG di Jakarta.
Sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 7,4 terjadi di Laut Flores pada Selasa (14/12) pukul 10.20 WIB. Episenter gempa itu berada 112 kilometer barat laut dari Kota Larantuka di Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 10 kilometer.
Setelah gempa, tsunami setinggi 7 cm terdeteksi di Marapokot, Kabupaten Nagekeo, pada pukul 10.36 WIB serta Reo di Kabupaten Manggarai pada pukul 10.39 WIB.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa di Laut Flores menyebabkan 346 rumah rusak dan memaksa 770 warga mengungsi. Selain itu, gempa juga menyebabkan kerusakan tiga gedung sekolah, dua tempat ibadah, satu rumah jabatan kepala desa, dan satu pelabuhan.
Menurut BNPB, kerusakan bangunan akibat gempa paling banyak dilaporkan terjadi di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (zar/ant)