RADARBEKASI.ID, BEKASI TIMUR – Semakin terbatasnya lahan tempat pembuangan akhir sampah warga Kota Bekasi, dikhawatirkan bakal berdampak buruk dikemudian hari jika program pengelolaan sampah tidak dilakukan dari sekarang.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi juga diminta untuk serius membuat terobosan guna menekan volume sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu.
Wacana penerapan program pengelolaan sampah berbasis teknologi, yang mengubah sampah menjadi energi terbarukan, harus konsisten digarap, tidak mandek di tengah jalan.
Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Arif Rahman Hakim mengatakan, bahwa persoalan sampah di Kota Bekasi harus menjadi perhatian serius, apalagi setiap tahun volume sampah terus bertambah. Belum lagi pengelolaan sampah yang belum memadai juga ketersediaan lahan yang semakin tahun semakin menyusut.
“Kita juga sudah coba panggil Kepala Dinas LH. Katanya sudah bertamu ke Cina sana dan sudah melihat teknologi sampah yang satu tronton setelah dikelola yang tersisa ya hanya beberapa kilo saja. Tetapi yang kita persoalkan sekarang ini swasta yang mana yang mau investasi sebenar-benarnya mengelola sampah,” kata Arif sapaan akrabnya kepada Radar Bekasi, Rabu (26/1).
Karena, lanjut dia, sebelumnya sempat ada kerjasama dengan pihak swasta namun gagal. Pihak swasta dianggap wanprestasi. Sehingga kata dia harus saling mendukung dan serius antara pihak swasta dan Pemkot.
Kata dia, jangan lagi menghambat proses kemajuan teknologinya, dan tidak memberatkan segala sesuatunya, seperti Izin dan lain sebagainya.
“Ini harus sinkron. Supaya semuanya bisa berjalan. Kalau kita melihat, tidak diubah dari sekarang (tahun 2022) ini, tidak diubah kebijakannya. Tahun 2027-2030 sudah tidak ada tempat lagi untuk membuang sampah,” ujarnya.
“Mau kemana kita buang lagi. Sementara kita juga masih ketergantungan dengan DKI Jakarta dana hibahnya dan segala macamnya. Kalau sampai kita tidak memanfaatkan milik kita sendiri,” tambahnya.
Persoalannya, lebih lanjut, kata dia. Pemkot harus serius 100 persen. Supaya pengusaha yang nanti mengelola sampah tidak wanprestasi, dan target pengurangan dan pengelolaan sampah terwujud.
Ia juga mendesak pemerintah tidak setengah-setengah memikirkan persoalan sampah. “Yang saya lihat sekarang ini setengah-setengah. Bank sampah targetnya tidak sesuai. Membentuk segala sesuatunya tidak sampai clear. Hanya program dimulai mandek di tengah jalan,” terangnya.
Ia juga menggambarkan, 10 tahun kedepan akan sulit membuang sampah jika pengelolaan yang baik tidak dilakukan mulai saat ini. Apalagi saat ini polemik penanganan sampah mulai dari sampah tak terangkut armada terbatas, hingga pungutan sampah yang justru dilakukan pihak swasta.
“Seriusnya harus full. Jangan cuma mengada-ada. Plt Wali Kota Bekasi kalau mau serius tunjukin. Inikan dari dulu hanya pihak swasta yang mengangkut sampah di setiap perumahan. Itu kemana PAD nya. Mendingan DLH yang memungut. Pada intinya saya setuju sampah dikelola dengan teknologi. Apalagi sampah yang dikelola bisa menghasilkan energi pastinya saya setuju,” ungkapnya. (pay)