Berita Bekasi Nomor Satu

Waspada Lonjakan Pasien

ILUSTRASI: Tenaga kesehatan berada di ruang IGD RSUD CAM Kota Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Meningkatnya kasus Covid-19, menjadi perhatian Pemerintah Kota Bekasi guna mengantisipasi lonjakan pasien hingga terbatasnya fasilitas layanan kesehatan rumah sakit.

Berkaca pada tahun sebelumnya, Dinas Kesehatan memastikan stok obat, oksigen hingga alat deteksi Covid-19 berupa tes antigen dan PCR aman hingga satu bulan kedepan.

Sejauh ini, Dinkes Kota Bekasi juga mencatat kasus aktif di Kota Bekasi mencapai 11.500 orang. Namun dari jumlah tersebut diperkirakan hanya 450 orang saja yang ada di Rumah Sakit (RS) swasta maupun milik Pemerintah.

“Artinya saat ini oksigen aman, tidak seperti tahun lalu. Begitu luar biasa, sampai sempat kehabisan,” kata Kadinkes Kota Bekasi, Tanti Rohilawati kepada awak media usai rapat dengan Seluruh RS Swasta dan RS Pemerintah di Balai Patriot komplek Pemerintah Kota Bekasi Jalan A Yani Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi, Senin (7/2).

Untuk anggaran, lanjut Tanti, pihaknya juga sudah mengusulkan. Saat ini sudah ada disposisi dan perintah dari Plt Wali Kota Bekasi untuk mengalokasikan anggaran Covid-19 dari Dana BTT (Biaya Tak Terduga).

“Tahun lalu mencapai Rp 300 miliar tetapi tidak terserap semuanya. Tahun ini berapa saya belum tau ya. Tapi kalau sudah jelas saya akan sampaikan,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, untuk saat ini pihaknya sedang melakukan percepatan persediaan makan dan minum pasien. Pihaknya juga melihat kebutuhan alat tes antigen maupun PCR untuk mendukung proses tracing.

Sebab, saat proses tracing dari satu kasus bisa menyasar hingga 25 orang. Sehingga butuh banyak alat untuk PCR maupun antigen.

“Kemarin kita berhitung sampai ratusan ribu. Tapi kita akan mencoba untuk sedikit-sedikit. Kalau betul-betul habis kita akan usulkan kembali,” jelasnya.

Ia mengaku, untuk sekarang ini obat-obatan, alat tes PCR dan antigen masih tersedia meskipun terbatas. Karena saat ini Dinkes memiliki persediaan 30 ribu hanya untuk 1.000 sampai 1.500 pasien.

Pasalnya kata dia saat proses tracing perbandingannya satu berbanding 20 hingga 25 orang. “Saat ini juga kita sedang mengajukan. Kita akan mengajukan secepatnya. Mudah-mudahan ada sambungan kembali dari BTT yang sedang diproses. Dan mudah-mudahan tidak sampai ada kekosongan stok obat-obatan maupun alat tes. Yang kedaluwarsa pun tidak ada karena beberapa waktu lalu sudah kita alihkan ke Kota dan Kabupaten lain. Semoga semuanya aman,” tukasnya.

Terpisah Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Evi Mafriningsianti mengatakan, terkait anggaran untuk Covid-19 itu belum dianggarkan di awal tahun 2022. Terkiat kasus Covid-19 pihaknya akan melakukan rapat dengan Dinkes maupun RSUD CAM Kota Bekasi.

“Kita akan bahas lonjakan angkat positif Covid-19 tidak hanya dengan Dinkes dan RSUD CAM. Seluruh stakeholder yang ada di Komisi IV kita akan libatkan,” kata Evi.

Untuk pengajuan anggaran pembelian obat dan alat-alat tes PCR dan antigen, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi agar komisi IV mempunyai gambaran sekaligus perhitungan terkait kebutuhan tersebut.

“Pastinya kita akan Rakor dan kita akan sesuaikan dengan kebutuhan, baik dari Dinkes dan RSUD CAM,” ucapnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat maupun Forum RW yang ada di Kota Bekasi untuk tetap taat Prokes. Begitupun Dinkes dan RSUD CAM Kota Bekasi untuk terus melakukan pelayanan kesehatan sebaik mungkin agar warga masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan terjamin.

“Kita harus melihat beberapa waktu lalu kasus Covid-19 tinggi Dinkes dan RSUD CAM kewalahan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan adanya kerjasama yang baik mudah-mudahan Covid-19 di Kota Bekasi kembali reda,” pungkasnya. (pay).