Berita Bekasi Nomor Satu

PTM Baru Berjalan Sepekan Bakal Dihentikan

BELAJAR: Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, belum lama ini. PTM 50 persen di Kabupaten Bekasi yang baru berjalan sepekan terancam dihentikan, jika dalam waktu satu minggu ini kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI –  Pembelajaran tatap muka (PTM) 50 persen di Kabupaten Bekasi yang baru berjalan sepekan bakal dihentikan, jika dalam waktu satu minggu ini kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan.

Setelah Jawa Barat kembali masuk pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3, kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah, sesuai instruksi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil daerah diberi kewenangan untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi kasus Covid-19 di wilayahnya masing-masing. Dikatakan Alamsyah, pihaknya akan menghentikan PTM 50 persen jika dalam satu minggu kasus Covid-19 terus meningkat.

“Skemanya dilihat dari waktu satu minggu ini, kalau memang terjadi peningkatan PTM akan dihentikan. Kalau sekarang masih berjalan 50 persen,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (8/2).

Ia menuturkan, sejak PTM dimulai hingga kini terdapat 47 siswa yang terpapar Covid-19. Mereka berasal dari berbagai jenjang satuan pendidikan negeri maupun swasta di Kabupaten Bekasi.

Para siswa mayoritas terpapar virus di luar lingkungan sekolah, seperti sedang bepergian bersama orangtuanya. “Ada sekitar 47 orang pelajar yang terpapar, tersebar di seluruh wilayah walaupun tidak merata. Seperti di Kecamatan Setu, Cibitung, Babelan, dan Tambun Selatan. Siswa ini kebanyakannya terpapar di luar sekolah, jadi pada saat mereka melakukan kegiatan atau aktivitas di luar,” jelasnya.

Kasus positif aktif di Kabupaten Bekasi saat ini meningkat dua kali lipat dibandingkan saat puncak varian Delta. Menurut Alamsyah, penyebaran kasus tidak terpusat di klaster tertentu.

Akan tetapi menyebar, seperti klaster sekolah 47 orang, industri 488 orang, dan selebihnya klaster rumah tangga.

“Penyebaran kasus ini tidak terpusat di klaster tertentu, tapi paling banyak itu klaster rumah tangga. Sekarang kasus positif aktif 6 ribu,” ucapnya.

Namun demikian, di Kabupaten Bekasi sampai saat ini diketahui baru ada satu kasus Omicron yang sudah terkonfirmasi. Kata Alamsyah, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk ICU di rumah sakit sebesar 9 persen dan ketersedian non ICU 49 persen. Jumlah tersebut baru setengah dari kapasitas maksimal seperti puncak kasus Delta. Artinya, BOR masih sangat terkendali.

“Kita siapkan 1.000 tempat tidur. Kebanyakan orang yang positif isolasi mandiri di rumah, karena gejala ringan maupun tanpa gejala. Yang dirawat 200 orang, tersebar seluruh 52 rumah sakit rujukan. Hanya ada sembilan orang yang di ICU, selebihnya itu di ruang perawatan biasa,” pungkasnya. (pra)