Berita Bekasi Nomor Satu

Minyak Goreng Subsidi Langka di Pasaran

BUNGKUS MINYAK: Seorang pedagang membungkus minyak goreng curah, di Pasar baru Cikarang, Kabupaten Bekasi, Minggu (13/2). PRA/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Para pedagang di Pasar Baru Cikarang, mengaku kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga murah. Imbasnya, para pedagang masih menjual minyak goreng di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Baru Cikarang, Zakaria (42) mengungkapkan, saat ini dirinya sangat kesulitan untuk membeli minyak goreng yang harganya murah, sehingga harga jual masih belum ada penurunan, yakni masih berada di harga Rp 18 ribu per liter.

“Stoknya juga banyak yang kosong, mungkin karena harga terlalu murah, jadi para agen pada nahan barang dan tidak dikeluarkan,” tuturnya kepada Radar Bekasi, Minggu (13/2).

Kata Zakaria, setelah pemerintah menetapkan harga minyak goreng bersubsidi, dirinya belum pernah mendapat pasokan lagi.

“Jadi, saya masih menjual minyak goreng dengan harga lama. Dan infonya, sejak tanggal 26 Januari 2022, itu pedagang sudah bisa retur harga minyak yang mahal, kemudian diganti dengan satu harga, yakni Rp 14 ribu. Tapi sampai saat ini belum jelas,” ujarnya.

Hal senada disampaikan pedagang lain, Desi (40), yang menurutnya stok minyak goreng mulai susah diperoleh, ditambah masyarakat banyak yang berbelanja di minimarket, untuk mendapatkan minyak goreng murah.

“Walaupun minyak goreng subsidi harganya murah, tapi barangnya juga nggak ada. Banyak masyarakat yang mencari minyak goreng, tapi dengan harga murah,” bebernya saat ditemui di kios dagangannya.

Sementara itu, warga Cikarang Tati (31) mengaku, sebagai konsumen, dirinya sangat kesulitan untuk membeli produk minyak goreng bersubsidi. Menurutnya, kalau pun ada, pembelian dibatasi. Oleh karena itu, dirinya berharap, pemerintah mampu mengendalikan harga dan stok minyak goreng, sehingga tidak berdampak kepada rakyat kecil.

“Kalau disini (pasar,Red) harganya masih tinggi, terus di minimarket yang harganya murah, juga sudah mulai langka,” terangnya.

Untuk diketahui, pemerintah telah menetapkan HET baru untuk minyak goreng pada 1 Februari 2022 lalu. Diantaranya, Rp 11.500 per liter untuk minyak goreng curah, Rp 13.500 per liter untuk minyak goreng sederhana, dan Rp 14 ribu per liter untuk minyak goreng premium.

Direktur Jenderal Perdagangan Kemendag, Oke Nurwan mengatakan, fokusnya adalah menjamin pasokan minyak goreng bagi masyarakat.

Pelaku UMKM Bagi-bagi Minyak Goreng dan Beras

Sementara di Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, sejumlah pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) mengadakan program safari bantuan bagi warga terdampak pandemi.

Safari ini dilakukan di lima desa, dengan membagikan paket sembako berupa minyak goreng dan beras, setelah kembali melonjaknya kasus Covid-19 di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Bekasi.

Dengan kondisi pandemi, diperburuk dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok, terutama minyak goreng.

Meski pemerintah mengucurkan subsidi, warga tetap kesulitan mendapatkan minyak goreng. Alhasil, mereka pun terpaksa membeli minyak seadanya, dengan harga yang masih tinggi, karena tidak mendapatkan subsidi.

“Kami terpaksa beli yang ada di warung, soalnya di minimarket juga nggak ada stok. Siang dikit, abis di sana. Namanya saja subsidi, tapi kami tidak merasakan manfaatnya, sebab saya belinya mahal juga,” kata warga Desa Sukamahi, Rita (42).

Sukamahi merupakan desa kedua yang mendapatkan bantuan dari safari pelaku UMKM. Sedikitnya, 26 ton beras dan 2.600 paket minyak goreng, dibagikan kepada warga. Jumlah tersebut, sesuai dengan Kepala Keluarga (KK) yang merupakan warga Sukamahi.

“Alhamdulillah, ini juga bantuannya nggak rebutan, sebab katanya kebagian semua. Bantuannya sama dengan jumlah KK. Alhamdulillah saya kebagian,” terangnya.

Dalam safari ini, setiap warga memperoleh paket sembako berupa 10 kilogram beras, dan satu liter minyak goreng. Kemudian diberikan juga satu unit ambulance kepada pemerintah desa, untuk digunakan oleh warga sekitar.

Deti (34), warga lainnya berharap, bantuan ini bisa diberikan secara rutin. Soalnya, dengan kondisi pandemi, perekonomian warga mulai terdampak.

“Bisa dibayangkan, buat beli minyak goreng katanya murah, tapi barangnya nggak ada. Beras juga kadang susah, terus naik. Kalau ada bantuan seperti ini, ya kami merasa terbantu. Semoga aja bisa terus ada, dan disini juga banyak perusahaan, masa tidak mau bantu warganya,” harap Deti.

Kepala Desa Sukamahi, Muhammad Ada mengakui, kenaikan kasus Covid-19 kali ini, tidak terlalu berdampak bagi perekonomian warga, dibandingkan pada saat merebaknya varian Delta pada pertengahan tahun lalu.

Hanya saja, kali ini kondisinya diperparah dengan kebutuhan pokok yang sedang tinggi.

“Makanya, setelah ada bantuan ini, warga sangat terbantu. Apalagi ditambah juga sama ambulan,” bebernya.

Ada menyampaikan, pihaknya sebelumnya sempat mengajukan ambulan ke pemerintah daerah sejak 2019 lalu. Namun, pengajuan itu tidak bisa dipenuhi, lantaran adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.

“Padahal kan ambulan juga buat angkut pasien Covid-19, tapi nggak tahu kenapa. Alhamdulillah, sekarang sudah ada ambulan,” ucapnya.

Direktur Utama PT Harrosa Darma Nusantara, Hartono M Fadli mengatakan, bantuan ini merupakan bagian dari kepedulian pelaku usaha terhadap kondisi warga sekitar.

“Ini adalah bentuk kepedulian kami sebagai pengusaha UMKM, yang berlokasi di Desa Sukamahi, untuk membantu masyarakat di masa pandemi ini. Saya juga baru tahu, setelah beberapa hari sebelumnya, mau beli minyak goreng, ternyata langka sekali. Alhamdulillah, teman-teman dari grosir bisa menyiapkan barangnya, sehingga bisa terlaksana,” terang Hartono.

Disampaikan Hartono, Desa Sukamahi ini, menjadi titik kedua safari bantuan. Sebelumnya, bantuan diberikan kepada warga Sukakarya sebanyak 28 ton beras. Selanjutnya, bantuan akan diberikan kepada warga di lima desa lain.

“Tujuan pemberian bantuan beras dan minyak goreng bagi warga ini, karena mereka kesulitan untuk membelinya. Kemudian, nanti ada juga ambulan di tiap desa dari pihak Wuling Indonesia yang bersedia membantu. Kami tentu berharap, langkah ini bisa diikuti oleh sesama pelaku usaha lain,” saran Hartono. (pra/and)