Berita Bekasi Nomor Satu

Siapkan Angkutan Pengumpan

Illustrasi : Rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) berada di Kawasan Jakasampurna, Kota Bekasi, Minggu (13/2). LRT Jabodebek dengan lintas layanan Cawang-Bekasi Timur memiliki panjang 18,5 km itu direncanakan beroperasi Agustus 2022. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) akan segera beroperasi pertengahan tahun ini, tepat di tanggal 17 Agustus 2022, mulai pukul 05.45 sampai pukul 23.00.

Dibalik beragam manfaat moda transportasi ini, pemerintah daerah memiliki tugas untuk menyiapkan transportasi pengumpan yang bisa digunakan masyarakat menuju ke stasiun LRT. Peta transportasi potensial untuk diintegrasikan sudah tergambar.

Layanan LRT Jabodebek terdiri dari tiga lintasan layanan, salah satunya Cawang – Bekasi sepanjang 18,49 km. Sepanjang lintasan ini terdapat enam stasiun yang akan dilalui, mulai dari yang paling ujung di Bekasi yakni Stasiun Jatimulya, Bekasi Barat, Cikunir 2, Cikunir 1, Jatibening Baru, terakhir di stasiun yang terkoneksi dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yaitu Halim.

Informasi yang didapat Radar Bekasi, telah dipetakan potensi moda transportasi tiap stasiun untuk diintegrasikan. Diantaranya Bus Rapid Transit (BRT), metromini, dan Kopaja di stasiun Jatibening Baru, angkot di stasiun Cikunir 1, Royal Trans dan angkot di stasiun Cikunir 2, angkot dan Kopaja di stasiun Bekasi Barat, hingga Transpatriot dan koasi di stasiun Jatimulya.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi tengah mengkaji potensi integrasi transportasi sebagai pengumpan calon penumpang menuju tiap stasiun yang berada di Kota Bekasi. Salah satunya termasuk moda transportasi yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni Transpatriot.

“Sedang kita kaji kemungkinan itu, yang jelas semua potensi angkutan umum yang ada di Kota Bekasi harus dapat mendukung operasional LRT,” ungkap Kabid Angkutan dan Sarana Dishub Kota Bekasi, Erwin, Minggu (13/2).

Lingkungan di setiap stasiun LRT diprediksi oleh Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi (DTKB) Harun Al Rasyid, akan menjadi pusat keramaian baru. Potensi tersebut salah satunya terlihat dari pembangunan apartemen dan area komersial lain tidak jauh dari stasiun.

Agar tidak menjadi masalah baru terkait dengan pusat keramaian hingga kemacetan arus lalu lintas di sekitar stasiun, Pemerintah Kota (Pemkot) perlu membuat desain mobilitas masyarakat. Desain ini memuat pola pergerakan orang keluar dan masuk area stasiun.

“Jadi menata misalnya bagaimana orang mau masuk dan orang mau keluar itu tidak terjadi tabrakan. Sehingga arus perjalanan itu bisa lancar,” ungkapnya.

Harun membeberkan, langkah pertama yang mesti dilakukan adalah penataan di sekitar stasiun LRT. Kedua, membutuhkan moda transportasi untuk digunakan calon penumpang menuju stasiun, dengan cara ini calon penumpang tidak perlu membawa kendaraan pribadi untuk menuju stasiun sehingga menyebabkan masalah baru, kemacetan akibat kendaraan pribadi.

Potensi masalah baru ini harus diantisipasi sejak dini, sebelum LRT mulai beroperasi. Transpatriot bisa digunakan untuk transportasi pengumpan, Pemkot perlu memetakan jumlah dan rute untuk mengangkut calon penumpang LRT, sedianya langkah ini perlu disusun sejak awal.

Harun menjelaskan bahwa sejak awal kemunculan bus Transpatriot bertujuan untuk memudahkan masyarakat menuju lokasi tujuan, termasuk simpul-simpul transportasi seperti stasiun LRT.

“Jadi saya kira mungkin bisa digunakan Transpatriot itu untuk mengangkut orang ke hap-hap (stasiun) yang ada LRTnya,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan pada Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno yang ikut dalam diskusi awal rencana pengoperasian LRT menyampaikan bahwa integrasi transportasi masih akan dibahas lebih lanjut dalam diskusi selanjutnya. Aksesibilitas transportasi menjadi kunci penting di wilayah Jabodetabek.

“Bulan depan akan dibahas lebih lanjut mengenai aksesibilitas transportasi di Jabodetabek,” katanya beberapa waktu lalu kepada Radar Bekasi.

Sekedar untuk diketahui, total panjang rute pelayanan LRT Jabodebek 43,8 km, ada 18 stasiun yang dilalui dengan total perjalananan 560 dalam satu hari. Transportasi menjadi satu isu yang penting diselesaikan di Jabodetabek, Survei Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) tahun 2015 lalu, ada 996 ribu kendaraan yang masuk ke wilayah Jakarta, paling besar dari Bekasi 38 persen.

Ditengah padatnya kendaraan yang masuk dari luar Jakarta, kerugian ekonomi muncul di tengah kemacetan Jabodetabek, Rp 133 triliun per tahun. Salah satu manfaat LRT yakni mengurangi kemacetan, emisi, pemakaian bahan bakar minyak, dan menghemat waktu perjalanan. (sur)