Berita Bekasi Nomor Satu

Update Krisis Ukraina: Diancam Rusia, Kanada Tarik Kekuatan Militer

Tentara Angkatan Bersenjata Ukraina mengendarai kendaraan peluncur roket otomatis saat berlatih di wilayah Kherson, Ukraina. Foto: Reuters

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Kanada untuk sementara menarik personel militernya yang berpangkalan di Ukraina ke tujuan yang dirahasiakan di Eropa.

Penarikan pasukan ini disampaikan kementerian pertahanan Kanada pada Minggu 13/2). Penarikan ini dilakukan menyusul ancaman Rusia yang bersiap menyerang Ukraina.

Kanada telah menjalankan misi pelatihan dengan 200 personel di Ukraina barat sejak 2015.

Kementerian pertahanan itu mengatakan, angkatan bersenjatanya telah dipindahkan karena “lingkungan operasional yang kompleks terkait dengan agresi Rusia yang tidak beralasan terhadap Ukraina.”

Rusia memiliki lebih dari 100.000 tentara yang ditempatkan di dekat Ukraina, yang bukan bagian dari aliansi militer Atlantik. Moskow membantah merencanakan serangan ke Ukraina dan menuduh Barat terlalu panik menyikapi situasi di sana.

Pasukan pertahanan Kanada telah melatih lebih dari 30.000 tentara Ukraina.

Perdana Menteri Kenada Justin Trudeau mengatakan, misi tersebut akan diperpanjang tiga tahun, dengan biaya 340 juta dolar Kanada atau kurang lebih Rp 3,8 triliun.

Kanada juga untuk sementara memindahkan staf diplomatiknya ke kantor di Lviv, seraya menangguhkan operasi kedutaan di Kiev.

Washington dan sekutu-sekutunya di Eropa serta negara-negara lain telah mengurangi atau mengevakuasi staf kedutaan dan mendesak warga negaranya untuk segera pergi atau menghindari perjalanan ke Ukraina.

Penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan mengatakan, pada Minggu bahwa invasi ke Ukraina oleh Rusia kemungkinan akan terjadi kapan saja.

Sementara itu, Inggris sedang menyiapkan paket dukungan militer dan bantuan ekonomi untuk Ukraina seiring dengan peningkatan ancaman invasi Rusia.

Perdana Menteri Boris Johnson akan melakukan perjalanan ke Eropa akhir pekan ini untuk membangun dukungan guna mengakhiri kebuntuan dengan Rusia.

Meskipun tidak ada perincian ke mana Johnson akan berkunjung, kantornya mengatakan dia ingin lebih terlibat dengan negara-negara Nordik dan Baltik.

“Krisis di perbatasan Ukraina telah mencapai titik kritis. Semua informasi yang kami miliki menunjukkan bahwa Rusia dapat merencanakan invasi ke Ukraina setiap saat,” kata juru bicara itu. (ant/wsa)