Berita Bekasi Nomor Satu

Bentuk Tim Ajukan Ulama jadi Pahlawan Nasional

Illustrasi : Pengendara bermotor melintas di depan Kantor Bupati Bekasi, di Desa Sukamahi, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi. Pemerintah Kabupaten Bekasi membuat kebijakan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak mudik saat Idul Fitri 2021. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, membentuk tim untuk sejumlah tokoh menjadi pahlawan nasional yang berasal dari Kabupaten Bekasi.

Sebelumnya, KH Noer Ali sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2006 silam.

“Ini merupakan bagian dari fasilitasi kami untuk mengusulkan tokoh menjadi pahlawan nasional,” ujar Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Bekasi, Bennie Yulianto Iskandar, Rabu (16/2).

Untuk menggodok calon nama-nama pahlawan nasional, pihaknya sudah membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) tahun 2022. Tim yang beranggotakan 13 orang ini, dibentuk dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintahan, akademisi, sejarawan hingga budayawan.

“Nantinya, usulan yang disampaikan masyarakat akan dikaji oleh TP2GD ini sebelum nantinya diajukan ke pemerintah pusat, melalui pemerintah provinsi,” terang Bennie..

Pada rapat koordinasi TP2GD ini, sejumlah nama mulai diusulkan untuk dikaji menjadi pahlawan nasional. Beberapa nama yang diusulkan itu, diantaranya ulama besar asal Cibarusah, KH Ma’mun Nawawi, tokoh asal Pebayuran, Haji Yasin, hingga tokoh militer, Letkol Muhammad Moeffreni Moe’min.

Namun demikian, kata Bennie, usulan tersebut masih harus ditindaklanjuti dengan kajian mendalam.

“Nama-namanya masih sekadar usulan, nantinya tim yang akan mengkaji. Tokoh yang dinilai lebih layak, akan diusulkan untuk kajian lebih lanjut,” bebernya.

Dia mengkui, rencana pengkajian tokoh nasional ini, berawal dari usulan warga Cibarusah. Warga di selatan Kabupaten Bekasi ini, mengusulkan nama Ma’mun Nawawi, yang dinilai memiliki jasa besar, tidak hanya bagi warga Bekasi, tapi juga buat Negara Republik Indonesia (NKRI).

Dikutip dari buku berjudul “Ulama Pejuang Kabupaten Bekasi” yang diterbitkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi, KH Ma’mun Nawawi, dikenal sebagai ulama produktif. Hingga akhir hayatnya, ulama yang lahir pada tahun 1912 ini, berhasil melahirkan 63 kitab. Selain ulama, Ma’mun Nawawi dikenal sebagai cendekiawan.

Kitab yang dia lahirkan bahkan menjadi referensi umum untuk mempelajari ilmu falaq dan astronomi. Tidak hanya di Indonesia, kitab dia digunakan juga oleh para mahasiswa Asia Tenggara dan Timur Tengah.

Selain memiliki ilmu pengetahuan yang luas, Ma’mun Nawawi pun turut serta dalam perjuangan bangsa. Dia berperan aktif dalam pembentukan Laskar Hizbullah. Hal itu, dibuktikan dengan dilaksanakannya pelatihan semi militer bagi para santri di Pondok Pesantren Al Baqiyatus Sholihat yang dipimpinnya.

Pasca pelatihan, Laskar Hizbullah diterjunkan ke berbagai medan pertempuran, seperti di Jombang, di bawah pimpinan KH Wahid Hasyim, di Surabaya, yang dipimpin Bung Tomo dan di Bekasi di bawah komando KH Noer Alie. Pada 2015, Ma’mun Nawawi dianugerahi sebagai Pahlawan Santri Nasional, pada Hari Santri Nasional, di Jakarta.

“Rencananya pun, nama Ma’mun Nawawi akan dijadikan sebagai nama jalan pengganti Jalan Cikarang-Cibarusah,” tutur Bennie.

Sejarawan Bekasi, Ali Anwar mengapresiasi langkah Pemkab Bekasi, untuk mengkaji para pahlawan asal Kabupaten Bekasi. Menurut dia, hal tersebut merupakan upaya positif menghargai jasa para pahlawan.

“Saya mendukung upaya tersebut, namun harus serius pengkajiannya. Karena tahapannya panjang sekali, sampai nanti jadi pahlawan nasional. Jangan sampai berhenti di tengah jalan,” harap Ali.

Ia berpandangan, nama Ma’mun Nawawi sudah cukup memenuhi syarat, untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional. Jasanya sebagai cendekiawan, turut membantu negara meraih kemerdekaan.

“Apalagi sudah ada buku yang mengulas kiprah beliau, sehingga sudah ada modal untuk kajian selanjutnya,” tandasnya.

Selain Ma’mun Nawawi, Ali berpendapat, nama Letkol Muhammad Moeffreni Moe’min, bisa juga diusulkan. Menurut Ali, Moeffreni, merupakan pemimpin pejuang pada masa revolusi kemerdekaan.

“Beliau memimpin resimen dari Bekasi hingga Cikampek, dengan pasukan yang dapat dibayangkan banyaknya. Saya pikir usulan dapat disampaikan dengan latar belakang jasa, yang tidak hanya bagi Bekasi, tapi juga negara,” tandasnya. (and)