RADARBEKASI.ID, RAWALUMBU – KOPRI PC PMII Kota Bekasi bersama para anggota dan kader se-Kota Bekasi menggelar aksi dan kampaye memperingati Hari Perempuan Internasional di Jalan Cut Mutia depan kampus UNISMA Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Kamis (10/3).
Aksi tersebut selain memperingati hari Perempuan Internasional juga menjadi ajang refleksi dalam menyikapi banyaknya kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Kota Bekasi.
Saat menggelar aksi damai, Koordinator Lapangan (Korlap), Risda Kamila mengatakan, dalam aksi ini pihaknya juga menyikapi potret Kota Bekasi pada tahun 2021 mendapat penghargaan sebagai Kota Layak Anak (KLA). Namun, pada praktiknya, masih banyak ditemukan kasus yang serupa.
“Dilansir dari data Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DPPPA) dan Unit PPA Polres Metro Bekasi Kota, menyatakan jumlah kekerasan sepanjang tahun 2021 terdapat 202 kasus untuk jumlah kekerasan pada anak, sedangkan jumlah kekerasan pada Perempuan ialah 208 kasus. Hal tersebut menunjukan bahwa masih ada ketidaksesuaian dengan realita di lapangan,” kata Risda dalam orasinya.
Lebih lanjut, pada 8 Maret yang setiap tahunnya selalu dirayakan dengan berbagai kegiatan oleh banyak perempuan menunjukan bahwa masih banyak hal-hal yang belum selesai di tatanan sosial.
“Seperti melekatkan label negatif pada perempuan atau yang kita sebut sebagai stereotip atau stigma,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan, melalui tema besar yang diangkat dalam agenda International Women’s Day 2022 yaitu Break The Bias, atau Mendobrak Bias menunjukan adanya urgensi berupa penyelarasan pandangan terhadap perempuan baik di ranah domestik maupun publik.
“Sebab manusia seyogyanya dituntut harus menempatkan segala perbedaan baik latar belakang, suku, agama, ras, warna kulit, bentuk tubuh, cara berpakaian, perbedaan fisik, dan lain-lainnya. Sesuai relasi kesalingan dalam kehidupan,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Kopri PC PMII, Nina Karenina mengaku, peran mahasiswa hari ini juga harus hadir di tengah-tengah kegelisahan
masyarakat.
Maka, dengan kegiatan momentum hari ini sekiranya dapat mengkampanyekan hal-hal yang baik kepada banyak orang di sekitar jalan, dengan cara orasi dan membagikan stiker kepada para pejalan maupun pengendara motor.
“Selain itu. Aksi yang kita lakukan ini juga diwarnai dengan memberikan penandatanganan sebagai bentuk dukungan petisi dalam menyikapi kasus-kasus yang terjadi,” terangnya.
Sebab, ia menjelaskan, saling mengedukasi bahwa menempatkan seluruh umat manusia sebagai subjek yang utuh dan setara juga sama penting, satu sama lain bukan
menghegemoni tetapi saling menopang dan melengkapi perbedaan.
“Kiranya pandemi Covid-19 ini membuat kita seharusnya lebih banyak merefleksikan banyak
hal, termaksuk memiliki pandangan yang inklusif,” jelasnya.
Maka dari itu berdasarkan persoalan-persoalan yang ada. KOPRI PC PMII Kota Bekasi yang terdiri dari berbagai KOPRI Komisariat menyatakan sikap.
“Kita menolak segala bentuk Diskriminasi dan Stereotip terhadap Perempuan. kita menolak segala bentuk Kekerasan Seksual terhadap Perempuan dan Anak, seperti human trafficking, eksploitasi anak dan pernikahan di bawah umur. Kita mendukung penuh disahkan RUU TPKS untuk menjadi kepastian hukum dan payung perlindungan. Tidak ada Pembebasan Rakyat Sejati Tanpa Pembebasan Perempuan,” tutupnya. (pay)











