RADARBEKASI.ID, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, sekitar 35 ribu warga Ukraina dievakuasi melalui koridor kemanusiaan dari tiga kota negara itu, Rabu (9/2).
Zelenskiy menyebutkan, pihak berwenang berencana membuka enam rute lagi untuk evakuasi warga pada Kamis.
Dia juga mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa upaya penyelamatan akan difokuskan di Mariupol dan Izyum, di mana kedua kota itu telah dibombardir secara besar-besaran.
Sebuah rumah sakit anak-anak dibom di Mariupol pada Rabu (9/2) meskipun Rusia telah berjanji untuk menghentikan penembakan sehingga setidaknya beberapa warga sipil yang terperangkap dapat melarikan diri dari kota itu.
Zelenskiy mengatakan 35 ribu warga sipil telah pergi dari kota Sumy dan Energodar serta kota-kota di wilayah Kiev.
Kantor berita Interfax Ukraina sebelumnya mengutip pernyataan wakil kepala kantor presiden Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, yang mengatakan bahwa sejauh ini sekitar 48.000 warga Ukraina telah dievakuasi melalui koridor kemanusiaan.
Kebanyakan dari warga Ukraina yang dievakuasi itu adalah dari Sumy.
Sementara itu, Menteri luar negeri Inggris Liz Truss akan meminta Barat untuk lebih keras terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin karena menghancurkan “arsitektur keamanan global” dengan menyerang Ukraina.
Truss juga meminta negara-negara Barat untuk memperkuat “dampak buruk” dari sanksi terhadap Rusia.
Pada hari kedua kunjungannya ke Amerika Serikat, Truss akan mengatakan kepada hadirin di lembaga pemikir Dewan Atlantik bahwa setelah invasi Rusia ke Ukraina, Barat tidak boleh lagi “membiarkan agresi semacam itu tumbuh tidak terkendali”.
“Kita harus bangkit pada saat ini. Kita harus berjanji bahwa kita tidak akan pernah lagi membiarkan agresi semacam itu tumbuh tidak terkendali. Itu berarti kita harus bertindak sekarang. Itu berarti menjadi tangguh — karena kita tahu bahwa dampaknya hanya akan terus meningkat jika kita tidak bertindak,” demikian yang akan disampaikan Truss.
“Putin telah menyerang aturan untuk negara-negara hidup berdampingan dengan kedaulatan, demokrasi, dan Piagam PBB. Dia telah menghancurkan arsitektur keamanan global,” tambah Truss.
“Jika kita membiarkan ekspansionisme Putin tidak tertandingi, hal itu akan mengirim pesan berbahaya kepada calon agresor dan otoriter di seluruh dunia,” demikian akan dikatakan oleh Truss.
Inggris, yang berusaha memainkan peran sentral dalam respons internasional terhadap invasi Rusia, sebagian besar bertindak sejalan dengan Amerika Serikat.
Pemerintah Inggris juga menyamai banyak tindakan yang diambil oleh Washington sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina hampir dua minggu lalu.
Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dan menyebutnya sebagai “operasi khusus” untuk mendemiliterisasi Ukraina dan menangkap nasionalis yang berbahaya.
Negara-negara Barat menyebut alasan Rusia itu sebagai dalih tak berdasar untuk invasi yang telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. Barat pun telah menerapkan sanksi keras sebagai tanggapan terhadap serangan Rusia ke Ukraina.
London telah memberlakukan sanksi terhadap individu dan entitas Rusia serta berjanji untuk melarang impor minyak Rusia dan melarang perusahaan Rusia meningkatkan utang dan ekuitas di pusat keuangannya.
Namun, pemerintah Inggris telah dikritik karena bergerak terlalu lambat dalam memberikan sanksi kepada sejumlah individu Rusia. Inggris mengatakan proses sanksi itu akan dipercepat begitu undang-undang baru mulai berlaku.
Truss diperkirakan akan meminta negara-negara “untuk meningkatkan tekanan global terhadap Putin”.
“Kita harus melangkah lebih jauh pada sanksi untuk terus memperkuat dampak buruk (dari sanksi) — Kita menginginkan situasi di mana mereka (Rusia) tidak dapat mengakses dana mereka, mereka tidak dapat melunasi pembayaran mereka, perdagangan mereka tidak dapat mengalir, kapal mereka tidak dapat berlabuh dan pesawat mereka tidak bisa mendarat,” tandas Truss. (wsa)