Berita Bekasi Nomor Satu

Kualitas Bangunan Sekolah Dana CSR Lebih Baik dari APBD

SAPA SISWI: Direktur Utama PT Harrosa Darma Nusantara, Hartono, menyapa sejumlah siswi MTs Jamiatul Huda, dalam ruang kelas yang baru diresmikan, di Desa Sukamukti, Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Kamis (10/3). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Jamiatul Huda, akhirnya bisa belajar dengan nyaman dan tenang, setelah memiliki ruang kelas baru.

Tidak hanya sekadar baru, tapi gedung sekolah juga terlihat lebih mewah, meski berada di tengah sawah.

“Bangunan sebelumnya sudah miring. Kalau hujan turun disertai angin kencang, lebih baik kami liburkan sekolah. Dan Alhamdulillah, sekarang sudah baik,” ujar Kepala MTs Jamiatul Huda, Awaludin Ahmad, Kamis (10/3).

Ia menjelaskan, sebelumnya kondisi sekolah yang berada di Desa Sukamukti Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi ini, memprihatinkan. Bangunan yang nyaris ambruk itu, terdiri dari empat ruang kelas. Sebelum diperbaiki, kondisi terbilang memprihatinkan. Beberapa eternit atap bolong, serta lantai yang terkelupas.

Lebih parah lagi, karena kontur tanah di Bojongmangu itu labil, sehingga beberapa bidang tembok pun retak. Bahkan, pergerakan tanahnya membuat bangunan menjadi miring. Atas kondisi tersebut, sekolah pun kerap meliburkan para siswa ketika cuaca sedang tidak bersahabat.

“Kalau dipaksakan, khawatir bangunannya roboh. Jadi, mending diliburkan atau disuruh pulang cepat. Alhamdulillah, sekarang sudah diperbaiki,” terang Awaludin, usai peresmian gedung baru.

Pembangunan gedung baru ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR), oleh salah satu industri kecil menengah, yang bergerak dalam pengelolaan limbah, yakni PT Harrosa Darma Nusantara.

Melalui program ini, gedung yang semula berisi empat ruang kelas dirobohkan, lalu dibangun kembali. Hasilnya, gedung sekolah baru ini dibangun lebih luas, dengan lima ruang kelas serta dua toilet.

Uniknya, gedung kelas baru ini menyedot perhatian para siswa, dan warga sekitar. Soalnya, gedung buatan swasta ini terlihat lebih kokoh dibanding ruang kelas di sekitarnya, yang dibangun menggunakan uang negara.

Dari lapisan cat yang digunakan, terlihat berkualitas, dan jauh lebih baik, lantaran mengandung lapisan lilin yang tahan dari berbagai cuaca. Kemudian, di pertigaan dinding pun dilapisi keramik, sehingga ruang kelas terlihat lebih cantik.

Dan yang menjadi perhatian, yakni setiap ruang kelas dipasang lima kipas angin, terdiri dari satu kipas besar di eternit, dan empat kipas di dinding. Keberadaan kipas ini, membuat ruang kelas lebih sejuk dan mewah, meski dibangun di tengah persawahan. Apalagi ditambah dengan meja dan kursi belajar, yang terbuat dari besi dan kayu.

Total biaya pembangunan lima ruang kelas ini, disebut mencapai Rp 1,1 miliar, terdiri dari Rp 1,02 miliar untuk bangunan, dan Rp 80 juta untuk mebeler. Jadi, setiap ruang kelas menghabiskan biaya Rp 220 juta.

Dengan kualitas bangunan yang lebih baik dan fasilitas lengkap, pembangunan satu ruang kelas ini jauh lebih murah, dibandingkan biaya pembangunan ruang kelas baru menggunakan uang negara. Pada APBD 2021, biaya pembangunan satu ruang kelas dialokasikan sebesar Rp 400 jutaan.

Direktur Utama PT Harrosa Darma Nusantara, Hartono menjelaskan, pembangunan sekolah itu harus dilakukan, karena fondasi gedung lama telah rapuh. Untuk itu, pihaknya memilih membangun kembali sejak awal.

“Kalau hanya perbaikan saja, dikhawatirkan tidak tahan lama. Sehingga kami berkoordinasi dengan camat dan lurah, untuk minta izin dibongkar dan dibangun baru,” terang Hartono.

Disampaikan Hartono, biaya pembangunan ruang kelas dengan fasilitas lengkap itu, sebenarnya tidak begitu besar. Sehingga, dengan APBD Kabupaten Bekasi yang mencapai Rp 6 triliun, seharusnya tidak ada lagi sekolah yang rusak, apalagi nyaris ambruk hingga mengancam keselamatan guru dan murid.

“Seharusnya sih, gedung sekolah yang dibangun Pemda, bisa lebih bagus, apalagi anggaran satu ruang kelas itu hanya Rp 400 juta, atau dua kali lipat. Saya berharap untuk didorong agar berkualitas, biar nggak asal bangun, dan harus benar-benar bangunannya bagus, karena digunakan untuk jangka panjang,” saran Hartono. (and)