Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Puluhan THM Bangkrut

Illustrasi THM

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Secara perlahan pemerintah mulai melakukan pelonggaran protokol kesehatan Covid-19. Meski begitu, sejumlah usaha terlanjur mengalami kerugian dalam skala besar hingga terpaksa harus gulung tikar alias bangkrut. Salah satunya adalah usaha Tempat Hiburan Malam (THM).

Ya, puluhan THM di Kota dan Kabupaten Bekasi terpaksa berhenti beroperasi lantaran terdampak pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir. Padahal sebelumnya sebanyak 101 THM di Kota Bekasi mengajukan permohonan uji coba pembukaan operasional di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat . THM tersebut terdiri dari 60 tempat karaoke, 2 pub, 2 kafe, 37 tempat spa.

“Ada beberapa yang tutup, memang tidak bisa bertahan. 10 titik kurang lebih,” ungkap Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi, Deded Kusmayadi.

Kondisi yang dialami oleh para pelaku usaha ini tentu berdampak pada pendapatan daerah. Tahun lalu, capaian pajak hiburan tidak mencapai target, hanya di angka 80 persen.

Persiapan transisi pandemi menuju endemi menjadi angin segar. Bahkan sangat diharapkan situasi pandemi benar-benar bisa berubah menjadi endemi, meski setiap kegiatan masih harus memperhatikan protokol kesehatan.

“Kalau memang sudah ada aturan yang memperbolehkan untuk buka, tentu itu yang kita harapkan. Karena disini nanti akan mendongkrak dari segi perekonomian, karena kan ada pajak yang masuk dari situ,” tambahnya.

Kepala Satpol-PP Kota Bekasi, Abi Hurairah menyampaikan saat ini masih didapati tempat hiburan yang tidak patuh pada ketentuan selama pandemi. Ia memastikan pengawasan tetap dilakukan.”Pengawasan tetap,” ungkapnya.

Pembinaan kepada para pelaku usaha THM ini meninggalkan berbagai keluhan. Diantaranya ketidakmampuan pelaku usaha untuk membayar sewa tempat, hingga tidak mampunya pelaku usaha untuk membayar cicilan hutang ke bank.

Selama dua tahun dikurung pandemi, Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto menyebut kondisi perekonomian tidak berpengaruh secara signifikan. Meski, data statistik perekonomian hingga ketenagakerjaan menunjukkan tren negatif.

Pernyataan ini didasari oleh sektor ekonomi non formal yang justru bergeliat. Sektor ini mendongkrak perekonomian masyarakat.”Ternyata untuk keekonomian pandemi tidak berpengaruh secara signifikan. Walaupun angka-angkanya terlihat bahwa tingkat angka pertumbuhan mundur, kemudian pengangguran juga bertambah,” katanya, Kamis (10/3).

Catatan Radar Bekasi, beberapa kali Pemkot Bekasi merasakan dampak pada situasi pandemi, mulai dari kemampuan keuangan, hingga tidak maksimalnya pembangunan kota. Kesulitan keuangan bahkan sempat dialami pada gelombang kedua pertengahan tahun 2021.

Di sisi pendapatan, ada sejumlah sektor pendapatan yang melambat, diantaranya pajak hiburan. Sehingga, September tahun lalu Pemkot Bekasi sempat mengajukan permohonan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk uji coba pembukaan sektor hiburan dan kepariwisataan.

Sementara itu, Perubahan status pandemi secara global mesti menunggu pernyataan resmi organisasi kesehatan dunia (WHO), jika tidak maka apapun yang terjadi status kesehatan dunia masih tetap pandemi Covid-19. Dasar pencabutan status pandemi yang kedua adalah sepertiga negara di dunia telah masuk dalam fase endemi atau terkendali.

Epidemiolog menilai secara keseluruhan Indonesia belum bisa bertransisi menuju endemi, meski beberapa provinsi sudah memungkinkan. Transisi yang akan dilaksanakan oleh Indonesia merupakan situasi dimana kekebalan komunal sudah terjadi di masyarakat, setiap pelonggaran harus disertai dengan penguatan.

Pelonggaran bisa dilakukan saat capaian vaksinasi sudah menyentuh minimal 70 persen dosis lengkap, sementara dosis tiga harus tetap ditingkatkan. Dengan kriteria ini, maka memiliki potensi ideal untuk transisi, dimana capaian vaksinasi dosis lengkap berdasarkan Faskes sudah 78,46 persen, berdasarkan KTP sudah 80,67 persen.

“Misalnya tidak ada tes untuk penerbangan, tapi orang vaksinasinya sudah 90 persen, atau setidaknya sudah diatas 70 persen dua dosis, tiga dosis pada kelompok beresiko juga terus meningkat,” terang Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman.

Penguatan lainnya untuk transisi pandemi menuju endemi adalah peningkatan surveilans, tetap mentaati Protokol Kesehatan, sirkulasi ventilasi udara diperkuat. Selanjutnya, menyiapkan sistem pembiayaan, dan penguatan pelayanan kesehatan.

Banyak hal tersebut mesti dilakukan mulai saat ini. Catatan Komite Penanganan Covid-19 dan Transformasi Pemulihan Ekonomi Kota Bekasi, tersedia 8 ribu stok PCR test, 90 ribu stok rapid antigen, 113 ribu dosis terdiri dari empat jenis vaksin, serta lebih dari satu juta obat Penanganan Covid-19 dalam satuan vial, tablet, maupun kapsul.

“Karena kalau statusnya sudah berubah, tidak kedaruratan kesehatan lagi, ya aspek dukungan dan peran pemerintah untuk mendukung itu. Nggak yang banyak gratisnya itu hilang, testing, atau obat, itu yang akan disiapkan dalam transisi,” tambahnya. (Sur)